webnovel

Jarak Diantara Kita

Ketika jarak seakan memisahkan segala nya. Hubungan menjadi taruhan nya apabila sudah dipisahkan oleh jarak. Ego seseorang yang begitu besar seakan menjadikan jarak adalah suatu masalah dan akan terus menjadi masalah yang tidak dapat di cari jalan keluarnya. Tama, seorang pria muda yang masih berusia dua puluhan yang mempunyai ambisi begitu besar dalam menggapai mimpi - mimpi nya. Di pertengahan jalan untuk mewujudkan mimpinya, ia bertemu seorang gadis yang bernama Hany. Gadis tersebut membuat hati nya luluh. Disaat romantisme diantara kedua nya terjalin begitu intens, Tama di harus kan pergi untuk bekerja di kapal pesiar. Akan kah Tama dan Hany akan tetap melanjutkan hubungan mereka setelah mereka di timpa oleh masalah? Akan kah Hany bisa menunggu Tama kembali? Bisakah mereka berdua menyelesaikan konflik diantara mereka berdua dan tetap bersama? mungkinkah akan ada pihak ketiga? ----||----

simmersunshine07 · Teen
Not enough ratings
299 Chs

Di Pertemukan Kembali Untuk Kesekian Kalinya

Satria mulai merasa gugup mendengar celetukan Hany. sampai mereka tiba di kantor pun, Satria tidak menjawab pertanyaan Hany pada saat di perjalanan tadi. Hany pun terlihat tidak terlalu memperdulikan nya. kemudian hany pun segera turun dari mobil Satria, begitu pula dengan Satria. Mereka pun berjalan beriringan saat itu. situasi terasa canggung bagi Satria saat itu, sedangkan Hany tampak terlihat biasa saja. lalu Hany segera kembali ke meja nya dan berpisah dengan Satria. Hany pun sempat melambaikan tangan nya pada Satria.

Saat sampai di meja kerja nya, Satria merasa sedikit lega. dia tidak menyangka sama sekali bahwa Hany akan berkata blak-blakan seperti itu.

" Hampir saja aku ketahuan. bagaimana dia bisa berkata sejujur itu? membuat ku berdebar saja. " gumam Satria. " apakah dia tahu bahwa aku menyukai nya ya? sepertinya aku tidak bisa mengutarakan perasaan ku begitu saja. aku harus merencanakan nya dengan matang. Karena aku ingin membuat senior terkesan dengan ku. " kata Satria lagi yang mulai memotivasi dirinya.

Satria mulai diam – diam sering memperhatikan Hany. dia tidak menyangka sama sekali bahwa dia akan menyukai Hany. entah karena dia sering bersama atau apa, namun perasaan Satria kepada Hany terus saja tumbuh. saat jam makan siang tiba, Hany tidak pergi makan siang karena dia masih mengerjakan pekerjaan nya, dia tidak ingin lembur hari ini sehingga dia terus mengerjakannya tanpa henti.

Melihat senior nya yang terus bekerja, Satria pun kemudian berinisiatif untuk membelikan Hany makan siang. setelah membelikan nya dia pun segera menghampiri Hany dan kemudian memberikan nya kepada Hany.

" Senior, makan lah dulu. agar kau lebih fokus bekerja. " ucap Satria sambil memberikan kotak makan siang dengan set lengkap. Dan juga secangkir kopi untuk dia nikmati setelah makan.

" Waah, terimakasih banyak junior ku yang sangat baik hati. " sahut Hany sambil mengelus rambut Satria.

Wajah Satria mulai merah merona. Dia pun seketika merasa malu dengan Hany dan segera pergi meninggalkan Hany tanpa sepatah kata pun.

" Lho, ada apa? mengapa dia pergi begitu saja? " ucap Hany dengan heran. " ah, biarkan saja lah. sebaiknya aku makan dulu. kelihatan nya sangat enak. pasti ini mahal. memang anak sultan tuh beda." Kata Hany lagi yang mulai bergurau.

Sementara itu, Satria yang melarikan diri ke ruang dapur kantor, merasa jantungnya saat itu akan meledak. Jantungnya berdebar begitu kencang sehingga dia merasa bahwa dia akan melayang ke surga.

" Oh tidak! mengapa dia harus mengelus rambut ku seperti itu? " keluh Satria. " apakah tadi aku tertangkap basah oleh nya karena wajah ku tadi sangat merah di depan nya. " gumam Satria lagi.

Lalu, salah seorang rekan kerja wanita Satria menghampirinya dan kemudian bertanya kepada nya apa yang dia lakukan di depan mesin kopi sejak tadi. lalu Satria pun menjawab dengan ragu – ragu dan kemudian pergi begitu saja dan kembali ke meja kerjanya.

Jam pulang kantor pun tiba. Satria sangat terburu – buru keluar dari kantor dan tidak ingin bertemu Hany dulu. dia masih merasa malu untuk bertemu dengan Hany, saat Hany hendak pergi, dia melihat meja Satria yang sudah kosong.

" Ternyata dia sudah lebih dulu pergi. apakah dia ada urusan? Biasa nya dia selalu menunggu ku bertanya apakah aku mau menumpang mobil nya. " gumam Hany. " Heh. Ada apa aku ini. jangan memanfaatkan orang lain Hany! " kata Hany lagi sambil mengingatkan dirinya.

Hany pun akhirnya pulang sendiri dengan menggunakan bus. setelah sampai di halte bus dekat rumah nya, dia sempat berpikir untuk mengunjungi kafe Hilda. akan tetapi dia menghubungi Hilda terlebih dahulu. dia pun duduk sejenak di halte bus yang pada saat itu terlihat tidak terlalu ramai. Dia mulai menghubungi Hilda.

" Hilda? apakah kau ada di kafe? " tanya Hany ketika Hilda menjawab panggilan dari nya.

" Tidak. aku dirumah. Aku sangat enggan pergi hari ini. " jawab Hilda.

" Oh, begitu. baiklah kalau begitu. ku tutup ya. sampai jumpa. " kata Hany lagi.

" Mm baiklah. hati – hati di jalan. " sahut Hilda.

" Ya, baiklah. " pungkas Hany.

Hany pun bangkit berdiri dan hendak berjalan pulang ke rumahnya. lalu, dia sempat mampir sebentar di mini market dekat rumah nya untuk membeli beberapa kaleng bir dan juga camilan untuk dia nikmati bersama Hilda. saat dia baru saja keluar dari mini market, dia tampak melihat seseorang yang mirip dengan Tama yang sedang berbicara dengan Samuel di dekat gerbang masuk apartemen nya. Lalu, dia mulai memperjelas penglihatannya dengan cara berjalan lebih mendekat ke gerbang apartemen nya.

Dengan jarak 10 meter, Hany bisa memastikan bahwa pria tersebut benar – benar Tama. Dia pun kemudian berbalik dan mencoba untuk menyembunyikan wajah nya. dia pun hendak berjalan kembali ke mini market. Lalu, Samuel pun berteriak memanggil namanya.

" Hany? " teriak Samuel memanggil namanya.

Tama dan Hany sama – sama terkejut saat itu. Hany pun mulai menggerutu sendiri saat itu.

" Sial! mengapa Samuel memanggil ku di saat seperti ini? lagi pula mengapa dia bisa mengenal Tama? apakah mereka berteman? " gumam Hany yang mulai merasa kebingungan.