webnovel

Jarak Diantara Kita

Ketika jarak seakan memisahkan segala nya. Hubungan menjadi taruhan nya apabila sudah dipisahkan oleh jarak. Ego seseorang yang begitu besar seakan menjadikan jarak adalah suatu masalah dan akan terus menjadi masalah yang tidak dapat di cari jalan keluarnya. Tama, seorang pria muda yang masih berusia dua puluhan yang mempunyai ambisi begitu besar dalam menggapai mimpi - mimpi nya. Di pertengahan jalan untuk mewujudkan mimpinya, ia bertemu seorang gadis yang bernama Hany. Gadis tersebut membuat hati nya luluh. Disaat romantisme diantara kedua nya terjalin begitu intens, Tama di harus kan pergi untuk bekerja di kapal pesiar. Akan kah Tama dan Hany akan tetap melanjutkan hubungan mereka setelah mereka di timpa oleh masalah? Akan kah Hany bisa menunggu Tama kembali? Bisakah mereka berdua menyelesaikan konflik diantara mereka berdua dan tetap bersama? mungkinkah akan ada pihak ketiga? ----||----

simmersunshine07 · Teen
Not enough ratings
299 Chs

Awal Yang Manis

Hari itu kebetulan hari libur Tama. ia hendak menemui Saiful dan juga gadis yang ingin dikenalkan kepada nya. Tama mengendarai sepeda motor nya menuju tempat yang sudah ditentukan oleh Saiful. Setelah sampai di sebuah cafe, Tama mulai mencari keberadaan Saiful. namun nampak seperti nya Saiful belum kunjung datang.

Tama mulai mencari tempat untuk ia singgahi dan memesan segelas kopi untuk ia nikmati sembari menunggu Saiful. Saat Tama sedang terdiam sambil memainkan ponsel nya, seseorang datang dan menepuk pundak nya. Tama pun sempat terkejut. Dan ia lebih terkejut ketika Tama datang dengan seorang gadis yang tak lain adalah Hany.

Hany pun terlihat sama terkejut nya dengan Tama. Mereka kemudian saling merespon satu sama lain.

" Lho, Kamu! " teriak Hany spontan.

" Hany kan!. " sahut Tama.

" Sudah kuduga kalian pasti saling kenal. " ucap Saiful sambil duduk di sebelah Tama.

" Wah, dunia begitu sempit. " kata Tama lagi.

"Mhm. " jawab Hany sambil tersenyum.

Mereka bertiga mulai bercengkrama dan membicarakan pribadi satu sama lain. Tama merasa bahwa Hany memiliki pikiran yang sangat luas dan terlihat dewasa. Padahal usia hany pada saat itu masih 19 tahun. Namun Tama merasa seperti nya Hany memiliki pengalaman hidup yang cukup banyak sehingga membuat dia seperti itu.

Tama mulai tertarik kepada Hany. Di tempat kerja Tama sering sekali membantu Hany. Bahkan Tama selalu mengajak Hany untuk makan bersama pada waktu jam istirahat. Tama selalu menghampiri Hany lebih dulu. Saat Tama dan Hany mulai dekat, ternyata ada rekan kerja Tama yang menyukai Hany juga.

Tama yang mendengar hal tersebut seketika kecewa karena Hany juga ternyata suka kepada rekan kerja Tama yang sekaligus leader yang memimpin Hany tersebut. Kemudian muncul lah rumor tidak sedap mengenai Hany dan Leader nya itu. Pasal nya Leader nya yang bernama Yudha itu sudah memiliki istri dan anak.

Tama yang mendengar rumor tersebut segera menghampiri Hany dan bertanya kebenaran nya. Hany pun menjelaskan bahwa memang ia menyukai Leader nya tersebut namun Hany tidak merasa merebut Yudha dari istri nya. Justru Yudha lah yang datang kepada nya dan berusaha mendapatkan hati nya sampai ia luluh dan akhirnya memutuskan untuk berkencan.

Mendengar pernyataan dari Hany membuat Tama sedikit kesal. Namun apa daya ia tidak bisa melakukan apa - apa karena itu merupakan keputusan yang Hany ambil untuk hidupnya. Tama hanya bisa mendoakan agar hubungan Hany dan Yudha bisa menjadi lebih baik.

Bulan berlalu begitu cepat. Selama beberapa bulan itu Tama jarang menemui Hany karena shift kerja mereka yang berbeda. Tama lagi lagi kedapatan untuk shift malam sedangkan Hany selalu mendapatkan shift siang. Tiba - Tiba terdengar kabar bahwa Hany akan resign dari hotel tersebut. Tama terkejut mendengar kabar tersebut. Tama bertanya - tanya apa yang membuat Hany ingin resign. Tama kemudian menemui rekan kerja Hany dan menanyakan kebenaran nya. dan rekan Hany pun membenarkan nya.

Tama kemudian sengaja tidak langsung pulang ataupun tidur usai ia bekerja. Tama menunggu di depan loker wanita untuk menunggu kedatangan Hany. Namun Hany tidak kunjung datang. Tama kemudian mendatangi Yudha dan bertanya mengenai Hany. Jawaban nya sunggu tidak mengenakkan. Tama serasa ingin menghajar nya habis - habisan karena Dia telah mempermainkan hati Hany dan menciptakan rumor buruk tentang Hany sehingga Hany memutuskan untuk resign. Tama mencoba menahan amarah nya.

Tama mencoba menghubungi Saiful untuk bertanya perihal tentang Hany. Saiful berkata bahwa Hany sudah menceritakan semua hal padanya. Kemudian Saiful menjelaskan kembali pada Tama kebenaran ceritanya. Bahwa ternyata Yudha mempermainkan hati Hany dan hanya memanfaatkan Hany untuk kesenangan nya saja. Mendengar hal tersebut membuat Tama semakin naik pitam. ia tidak menyangka sama sekali. Tama juga menyesal seharus nya ia mengungkapkan perasaan nya terlebih dahulu.

Keesokan hari nya, Tama mendapatkan kabar dari Saiful bahwa Hany hendak pergi ke luar kota untuk menemui Ibu nya dan tinggal cukup lama disana. Tama yang mendengar hal tersebut begitu terkejut dan langsung menghubungi Saiful.

" Halo. " jawab Saiful setengah sadar karena baru terbangun dari tidur.

" Halo Pul. kau dimana? " tanya Tama dengan panik.

" Masih dirumah. " jawab Saiful dengan santai.

" Hany beneran mau pergi? " tanya Tama tanpa basa - basi.

" Iya. aku hendak menemui nya di stasiun nanti. " jawab Saiful lagi.

" Boleh aku ikut mengantar mu? " tanya Tama lagi .

" Oh iya. sebaik nya kau mengutarakan perasaan mu kepadanya sebelum terlambat. kabar nya ia akan tinggal lama dengan ibu nya dan mungkin tidak akan pernah kembali. " jelas Saiful kepada Tama.

" Mhm baiklah. " sahut Tama.

" Bersiap lah sekarang. karena kemungkinan keberangkatan nya sore ini. " tutur Saiful.

" Oke. " jawab Tama sambil kemudian menutup telepon nya.

Tama mulai bersiap - siap. Tama bertekad untuk menemui Hany untuk mengutarakan perasaan nya dan meminta Hany untuk tetap tinggal dan tidak pergi dari sisi nya.

Waktu keberangkatan Hany adalah pukul 5 sore, sedangkan sekarang sudah pukul 4 sore. Saiful dan Tama mulai mencari keberadaan Hany di stasiun tersebut. Saiful pun menghubungi Hany. Hany berkata bahwa ia sedang berada di salah satu restoran cepat saji yang berada di dalam stasiun tersebut. kemudian Saiful dan Tama pun menghampiri nya.

Hany terkejut melihat Saiful yang datang bersama Tama. Tama pun melihat Hany sambil tersenyum lebar. Hany yang saat itu perasaan nya sedang terombang ambing bagaikan di terjang deras nya ombak lautan, seketika menjadi tenang bagaikan danau buatan. Tama mendekati Hany dan menaruh tangan nya di kepala Hany dan kemudian membelai nya dengan lembut.

" Kamu mau pergi begitu saja tanpa memberitahu ku? " tanya Tama pada Hany sambil tersenyum mengusap kepala Hany.

" Hmmm begitulah. " jawab Hany singkat sambil tersenyum

" Han, sorry ya aku bersama Tama. habis dia bilang dia mau ikut jadi terpaksa aku mengajaknya. " sahut Saiful yang menyela pembicaraan diantara Hany dan Tama.

" Iya tidak apa - apa. lagi pula aku cukup lega karena bisa bertemu Tama sebelum keberangkatan ku. " ucap Hany.

" Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu. " kata Tama kepada Hany tiba - tiba.

" Mm, apa itu? " tanya Hany penasaran.

" Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi kereta api Argo Bromo akan diberangkatkan dari Stasiun Gambir menuju stasiun akhir Surabaya Pasar Turi. Di harapkan kepada para penumpang segera menuju ke Peron 4. " Bunyi speaker pengumuman yang dikumandangkan di area stasiun kereta.

Mendengar bunyi pengumuman tersebut membuat Hany bangkit dari tempat duduk nya dan hendak berpamitan kepada Saiful dan Tama. Tama menarik tangan Hany dan mulai berbicara kepada Hany tentang perasaan nya pada Hany. Mendengar pernyataan tersebut membuat Hany serasa melambung tinggi. Namun dalam hatinya Hany terus berkata, Apakah Tama benar - benar menyukai nya ataukah hanya mempermainkan nya seperti Yudha. Kekhawatiran terus timbul pada benak Hany.

Hany tidak menjawab pertanyaan Tama. ia meninggalkan Tama dan berjalan ke arah peron dan hendak menaiki kereta yang sebentar lagi akan jalan itu. Tama tidak bisa menahan kepergian Hany. Tama hanya bisa pasrah dengan keadaan. Saiful pun mencoba sedikit menghibur Tama dan menepuk - nepuk pundak Tama. Tama hanya bisa memandangi Hany yang perlahan - lahan berjalan meninggalkan nya. Tampak dari raut wajah Tama bahwa Tama terlihat kecewa dan menyesal.

Terlihat Hany memasuki kereta yang hendak berangkat tersebut. Tama dan Saiful masih saja memandangi kereta itu dan berharap bahwa Hany tidak akan pergi. Saiful pun mengajak Tama untuk kembali pulang dan menyarankan untuk perlahan melupakan Hany. Saat mereka berbalik, Nampak terdengar sayup - sayup dari kejauhan suara seseorang memanggil - manggil nama Tama. Tama yang mendengar nya tiba - tiba menoleh kembali kebelakang. Tama cukup terkejut karena ternyata yang memanggil nya adalah Hany. Tama berlari menghampiri Hany dan kemudian memeluk Hany dengan sangat erat. Tama begitu senang karena Hany tidak jadi pergi dan memilih untuk tetap di sisi nya. Saiful pun tersenyum bahagia melihat Tama dan Hany bisa bersama.

Akhirnya Tama melabuhkan hati nya untuk Hany. bagitu juga sebalik nya dengan Hany. Karena sudah mulai malam, Tama mengantar Hany pulang kerumah dan menemui Ayah Hany. Hany memperkenalkan Tama sebagai kekasihnya kepada Ayahnya. Tama pun merasa gugup awal nya. Ayah nya Hany tidak bertanya banyak pada nya dan hanya tersenyum. Tak lama setelah mengantar Hany kerumah nya, Tama pun pamit izin pulang karena sudah larut malam. Tak lupa Tama pun memberi salam kepada Ayah Hany. Hany kemudian mengantar Tama sampai pintu depan rumah nya. Sebelum pergi Tama menyempatkan mencium kening Hany. Hany tersipu malu. Tama hanya tersenyum melihat tingkah manis yang dilakukan Hany. Tama pun segera menyalakan mesin motor nya dan pergi.