webnovel

Janji... Manis?

Janji... Manis? Ini adalah kisah tentang seorang cewek nakal yang bertemu dengan cowok nakal juga. Natasya Rebecca, cewek yang memiliki gelar Badgirl dan playgirl harus bertemu dengan seorang cowok yang mengusik kehidupan sekolahnya. Berawal bertemu ketika masa orientasi siswa (MOS) yang juga diawali dengan keributan hingga masuk BP hingga hari kelulusan, namun itulah yang membuat mereka dekat. Refan Al-Putra merasa dirinya tertarik dengan cewek yang ribut dengannya diawal MOS, Refan adalah pria badboy dan playboy yang mempermainkan banyak cewek disekolahnya. Refan menemukan kehidupannya ketika ia bertemu dengan Natasya, namun hari hari mereka hanya diwarnai dengan keributan, ruang BP, adu mulut, tatapan sinis... Hingga pada hari kelulusan, Natasya harus berkuliah di Korea atas permintaan Ayahnya. Refan pasti akan merindukan sosok Natasya tapi apa arti rindu itu? Apakah Refan akan menemukan orang lain yang akan membuatnya menemukan kehidupan lagi? Apakah Natasya juga akan menemukan orang lain juga? Ataukah mereka akan bersama? Janji... Manis?

Agy_069 · Teen
Not enough ratings
4 Chs

CH4

Janji... Manis?

Bel istirahat telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.

Ada yang ke kantin, ke wc, ke lapangan, dan lainnya.

Natasya keluar menuju kantin namun ia tak sengaja bertemu dengan Refan yang diikutin terus oleh Raffa.

"Heh Lu!", tegur Refan pada Natasya yang pura pura tak liat.

"Apaan sih?!", balas Natasya setengah ngegas.

"Mau kemana lu hah?", tanya Refan.

"Ke kantin lah, lu ngapain sama dia?", tanya balik Natasya lalu menunjuk Raffa yang hanya diam.

"Gatau nih, dia ngikutin gue mulu daritadi.", balas Refan risih.

"Yaudah tinggalin aja lah.", suruh Natasya.

"Manabisa, gue ke wc aja dia ngikutin mulu.", keluh Refan.

"Yaudah ke kantin aja.", ajak Natasya yang diikuti oleh Refan dan Raffa.

Mereka bertiga akhirnya ke kantin, tidak ada keributan yang terjadi hari itu.

Mereka sampai dikantin dan memesan makanan lalu memakannya dengan lahap.

Tak terasa waktu istirahat berakhir, mereka kembali ke kelas masing masing.

-Kelas Refan-

Saat ini belum ada guru yang masuk kelas Refan, bisa dibilang mereka jamkos.

Kelas Refan ribut bagaikan kandang monyet, semua siswa siswi dikelas melakukan hal yang mereka inginkan kecuali Refan. Ia bosan dan bingung mau melakukan apa.

"Eh main yuk!", ajak Raffa tiba tiba pada Refan.

"Main apa?", tanya Refan yang menoleh ke belakangnya.

"Game online aja.", balas Raffa antusias.

"Kouta Game gua sekarat.", tolak Refan.

"Yaudah gua hotspot-in deh.", tawar Raffa berbaik hati.

"Hm yaudah, main apa?", tanya Refan tertarik dengan penawaran Raffa.

"PUBG Mobile? Mobile Legends?", saran Raffa pada Refan.

"PUBG aja biar bisa duo.", balas Refan.

"Kenapa duo? Biar bisa berdua sama gue ya hm?", goda Raffa pada Refan.

"Gajadi main dah.", balas Refan kesal.

"Iyaiyaa ayo add hotspot gue baru add nama gue.", jawab Raffa yang menahan tawanya.

Dan akhirnya mereka bermain bersama menambah keributan kelas hari itu.

Sampai istirahat kedua guru tak kunjung datang, mereka kembali beristirahat.

Refan kali ini ingin ke perpustakaan karna ia harus mencari buku tentang bisnis.

Lagi lagi ia diikuti oleh Raffa, padahal Refan sudah meminta Raffa untuk meninggalkannya sendiri.

"Lo bisa gak si berhenti ngikutin gue!?", pinta Refan kesal.

"Nggak.", singkat padat jelas.

Diperpustakaan yang sepi dan damai itu, Refan memilih beberapa buku tentang bisnis lalu membacanya.

"Lo mau jadi bisnisman?", tanya Raffa mengganggu Refan.

"Hm.", balas Refan singkat.

"Aihh keluar yok, gue gabut nihh gatau mau ngapain!", pinta Raffa yang bosan dengan semua buku diperpustakaan.

"Kan gue udah bilang buat ninggalin gue sendiri, udah sana keluar sendiri!", suruh Refan.

"Gak mau, maunya keluar sama lo.", jelas Raffa yang membuat Refan menatapnya sinis.

"Bisa gak sih lo berhenti ganggu gue, gue gada masalah sama lo dan please dari sekarang berhenti ngikutin gue!", pinta Refan dengan sabar.

"Nggak, Nggak, dan Nggak!", balas Raffa santai yang memancing emosi Refan.

Jika saja tidak ada pengawas perpustakaan, maka akan terjadi baku hantam antara Refan dan Raffa.

Bel pelajaran telah berbunyi kembali, Refan dan Raffa kembali memasuki kelas dan belajar seperti biasa.

-Pulang Sekolah-

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas dan pergi ke parkiran.

Kecuali Refan yang sibuk mencari kunci motornya, hari ini ia membawa motor bukan mobil.

Refan melakukan kesalahan fatal yaitu menghilangkan kunci motornya, Raffa juga keluar namun ia tidak mengikuti Refan tapi mereka berada diparkiran yang sama.

Raffa terus memperhatikan Refan yang mencari cari kunci motornya.

Sampai akhirnya Refan lelah dan mencoba menelpon daddy nya.

"Hei! Kenapa lu?", tanya Raffa sok asik.

"Kunci motor gw hilang.", keluh Refan pada Raffa.

"Mau pulang sama gue? Motor lu biar dibawa sama assisten gue.", tawar Raffa dengan baik hati.

"Hm Oke.", setuju Refan lalu Raffa mengajaknya menuju mobil.

Dimobil itu Raffa menelpon assistennya untuk mengambil motor Refan.

"Rumah lo dimana?", tanya Raffa.

"Di Perumahan Denza Blok A, No. 9", balas Refan.

"Ohhh perumahan itu, oke.", balas Raffa lalu mereka otw menuju rumah Refan.

Mereka sampai didepan gerbang dan disambut oleh satpam.

"Halo tuan Denza, tumben kesini... Ada apa?", tanya satpam yang bernama Hartono itu.

"Ohh ini saya mau nganter temen saya pak, saya masuk dulu ya pak.", balas Raffa sopan dan pak Hartono mengangguk setuju.

Raffa mulai masuk ke dalam perumahan tersebut.

"Kok pak satpam manggil lu tuan sih?", tanya Refan kepo.

"Ya gatau, salah orang kali.", balas Raffa menahan tawanya.

Refan hanya diam dan akhirnya mereka sampai di depan rumah Refan.

Di depan pagar ada ibunya yang asik menyiram tanaman.

"Hai Mom, Refan pulang!", sapa Refan pada ibunya.

"Loh Refan kok sama temen?", tanya ibunya pada Refan.

"Iya, kunci motor Refan hilang jadi dianterin sama dia.", balas Refan.

"Yaudah ajak temenmu masuk dulu!", pinta ibu Refan.

Refan mendatangi mobil Raffa dan memintanya masuk.

Raffa menuruti Refan untuk masuk ke rumahnya.

"Eh astaga Tuan Denza, kok disini?", tanya Ibu Refan yang kaget karna melihat tuan Denza bertamu ke rumahnya.

"Nganterin Refan tante.", balas Raffa sopan.

"Astaga Refan kenapa gak bilang kalo dianterin smaa Raffa.", tegur ibunya pada Refan.

"Loh emang dia siapa?", tanya Refan polos.

"Dia itu pemilik perumahan ini nak astaga.", balas Ibunya terkejut.

Refan ikut ikutan terkejut, Raffa hanya tersenyum manis.

Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah dan Raffa diajak ke kamar Refan. No, bukan diajak tapi dipaksa ibunya hahaha.

"Lo kok gabilang kalo lo pemilik perumahan ini hah?!", tanya Refan kesal.

"Santai dong santai, lo lupa marga gue apa?", tanya Raffa balik.

"Raffa Putra Denza, kan?", jawab Refan yang kikuk.

"Nah itu tau.", balas Raffa.

"Brarti lo anak dari Mr. Sezza Denza, orang terkaya ke 3 di dunia?", tanya Refan polos.

Raffa mengangguk dan tersenyum.

"Anjir, yaudah bayarin shoppe gue kek.", canda Refan pada Raffa.

"Yaudah sebutin aja nominalnya ntar gue bayarin.", balas Raffa serius.

"Nggak lah, gue bercanda doang... gua masih ada duit woy.", jawab Refan lalu membuka bajunya.

Terlihatlah badan mulus tanpa lupa dan roti sobek diperutnya, namun tidak terlalu tercetak.

Raffa menelan ludahnya kasar dan menatal badan Refan yang mulus.

"Mulus juga badan lo.", tegur Raffa.

"TUTUP MATALO CEPET!", tegas Refan yang memaksa Raffa menutup matanya.

"Kenapasih? kan sama sama cowo." jawab Raffa santai.

"GUE BILANG TUTUP YA TUTUP!", paksa Refan yang mau tak mau Raffa menutup matanya.

Refan selesai mengganti baju dan Raffa diajak bermain ps dikamar Refan.

Mereka asik bermain hingga larut malam, Raffa harus pulang karna disuruh oleh Mr. Sezza.

Raffa akhirnya pulang dan Refan tertidur dengan nyenyak sampai esok pagi.

"Refannnn bangunnn, ada Tuan Denza didepannn ngejemput kamuuu!!!!!", teriak ibunya dari depan kamar sambil menggedor pintu.

Refan yang baru bangun langsung mengucek matanya dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah ia mandi dan siap siap, Refan keluar kamar dan mendapati Raffa ikut sarapan dengan keluarganya.

"Loh kok lo disini?", tanya Refan.

"Ngejemput lo.", balas Raffa sambil memakan sarapannya.

"Ngapain sih ngejemput gue, gue bukan cewe kali!", ngegas Refan dimeja makan.

"Refan! Jangan kayak gitu sama dia!", tegur daddy Refan.

"Refan jangan berteriak dimeja makan, tidak sopan!", tambah mommynya.

"Sorry dad, mom.", maaf Refan pada keluarganya.

Sarapan berjalan dengan khidmat lalu mereka berangkat menuju sekolahan, namun baru saja sampai... mereka disambut dengan keributan tentang konser disekolah.

Konser? Sekolah? Acara Apa?

itu yang dipikiran Refan saat ini.

Tbc.

Janji... Manis?