webnovel

Janji Masa Lalu

Menjalin persahabatan selama lima belas tahun lamanya, bahkan waktu sudah melampaui setengah usia mereka sendiri. Tahun ini Lexi akan memasuki usia 30 tahun, sedangkan Ben akan berusia 31 tahun. Dan keduanya masih dalam status belum menikah. Di usia yang sudah dewasa, pertanyaan kapan menikah adalah hal paling tidak ingin didengar baik oleh Ben dan Lexi. Mereka bahkan kompak menghindari acara keluarga masing-masing, yang akan mencerca mereka dengan pertanyaan membabi buta tentang pernikahan. “Kapan kamu akan menikah.” “Buruan kenalkan calon kamu sama, Tante.” “Jangan menunda menikah, ya. Kamu tahu semakin berumur kamu, akan semakin sulit nantinya mempunyai keturunan.” Hari di mana Lexi memasuki usia kepala tiga, Ben mengungkapkan kembali janji yang mereka buat ketika Ben baru saja lulus sekolah menengah. Lexi sendiri bahkan sudah melupakan janji mereka, tentang ikrar yang menyangkut masa depan mereka seumur hidup. “Lexi nanti kalau di usiaku yang ke-30 dan aku belum menikah, maka kamu harus menikah denganku.” Ben yang saat itu berusia 16 tahun mengulurkan janji kelingkingnya pada Lexi. “Baiklah, jika Ben tidak memiliki pacar ketika berumur 30 tahun. Maka Lexi akan menikah dengan Ben.” Janji Lexi 15 tahun, menautkan jari kelingkingnya dengan Ben. Bersatunya jari kelingking mereka berdua pada saat itu, berdampak pada Ben dan Lexi yang bersatu sebagai pasangan yang menghabiskan seluruh hidup bersama ketika keduanya dewasa. Credit Cover by Pexels.

Chilaaa · Urban
Not enough ratings
393 Chs

Bab 96 || Matre Itu Wajar

"Aku tidak ingin menganggu kamu, itu menganggu kenyamanan kamu."

Wajah Lexi memerah, Ben selalu dapat membaca pikirannya. Dia membiarkan Lexi terus membenamkan dirinya dalam pelukan Ben dan tidak menyadari keadaan sekitarnya yang mulai ramai.

"Memangnya kamu tidak merasa malu?"

Ben tertawa sambil memencet hidung Lexi gemas. "Kenapa aku harus merasa malu jika orang yang aku peluk itu adalah istri aku sendiri. Kecuali aku memeluk seorang wanita yang tidak aku kenali baru aku merasa malu."

"Tapi `kan tetap saja pandangan orang lain pasti tidak menyenangkan."

"Dari pada tidak menyenangkan, aku lebih suka menyebutnya dengan pandangan iri. Mungkin mereka yang memandang dengan cara seperti itu tidak memiliki kekasih atau orang yang mereka cintai. Makanya mereka iri saat melihat kita berdua."

Lexi menatap Ben dengan alis berkerut. "Ben, apa kamu bisa membaca pikiran orang-orang itu," bisik Lexi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com