webnovel

Janji Masa Lalu

Menjalin persahabatan selama lima belas tahun lamanya, bahkan waktu sudah melampaui setengah usia mereka sendiri. Tahun ini Lexi akan memasuki usia 30 tahun, sedangkan Ben akan berusia 31 tahun. Dan keduanya masih dalam status belum menikah. Di usia yang sudah dewasa, pertanyaan kapan menikah adalah hal paling tidak ingin didengar baik oleh Ben dan Lexi. Mereka bahkan kompak menghindari acara keluarga masing-masing, yang akan mencerca mereka dengan pertanyaan membabi buta tentang pernikahan. “Kapan kamu akan menikah.” “Buruan kenalkan calon kamu sama, Tante.” “Jangan menunda menikah, ya. Kamu tahu semakin berumur kamu, akan semakin sulit nantinya mempunyai keturunan.” Hari di mana Lexi memasuki usia kepala tiga, Ben mengungkapkan kembali janji yang mereka buat ketika Ben baru saja lulus sekolah menengah. Lexi sendiri bahkan sudah melupakan janji mereka, tentang ikrar yang menyangkut masa depan mereka seumur hidup. “Lexi nanti kalau di usiaku yang ke-30 dan aku belum menikah, maka kamu harus menikah denganku.” Ben yang saat itu berusia 16 tahun mengulurkan janji kelingkingnya pada Lexi. “Baiklah, jika Ben tidak memiliki pacar ketika berumur 30 tahun. Maka Lexi akan menikah dengan Ben.” Janji Lexi 15 tahun, menautkan jari kelingkingnya dengan Ben. Bersatunya jari kelingking mereka berdua pada saat itu, berdampak pada Ben dan Lexi yang bersatu sebagai pasangan yang menghabiskan seluruh hidup bersama ketika keduanya dewasa. Credit Cover by Pexels.

Chilaaa · Urban
Not enough ratings
393 Chs

Bab 240 || Tuhan

"Stella, Stella!!"

Suara orang yang memanggil nama Stella di barengi dengan ketukan pintu yang dipukul berulang kali berhasil mengusik tidur lelap Stella. Stella membuka matanya perlahan dan merasakan jika cahaya dari jendela kamarnya masuk ke dalam kamar. Menyilaukan pandangan Stella.

Stella terduduk di tempat tidurnya seraya berusaha mengumpulkan nyawanya yang berserakan, saat dirinya merasakan bagaimana cahaya pagi yang hangat menimpa tubuhnya. Suara ketukan pintu kembali terdengar dalam indera pendengaran Stella.

"Sebentar," teriak Stella dengan suara serak khas bangun tidur.

Menjatuhkan kakinya ke lantai yang dingin, Stella membetulkan pakaian tidurnya kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu kamar lalu membukanya. Dengan mata menyipit Stella mendapati Steven yang ada di balik pintu tersebut, bersama dengan Leon yang ada di belakangnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com