1 Prolog

Perkenalan Tokoh

Fanya Renata Putri

Putri tunggal dari Andika Prakoso. Seorang pebisnis yang lumayan sukses di kota ini. Memiliki istri bernama Farida Putri.

Namun naas, Pada usia ke 3 Fanya sang ayah sudah lebih dulu menghadap sang kholiq. Andika meninggal karena serangan jantung yang sangat mendadak. Hal tersebut menjadi pukulan keras untuk keluarganya terutama Farida.

Lelaki yang menemaninya selama 10 tahun kini telah meninggalkannya. Suka dan duka telah ia lewati bersama sang suami, hingga sang suami mencapai kesuksesannya seperti saat ini.

Dan hingga detik ini Farida belum mempercayainya kalau sang suami telah tiada. Kini hanya tinggalah Fanya harta paling berharganya.

Deka Putra Atmajaya.

Seorang anak sulung dari keluarga kolongmerat. Ia mempunyai adik laki-laki Dive Putra Atmajaya. Sebagai anak sulung ia tentunya sudah di belaki berbagai ilmu tentang pengetahuan bisnis, hingga saat sudah menyelesaikan kuliahnya di luar negri selama 4 tahun ia kembali ke kota kelahiranya.

Dan ia mulai memasuki dunia bisnis yang tentunya dengan bimbingan sang papa. Ayahnya bernama Pramono Atmajaya. Sedangkan ibunya bernama Monalisa.

***

Awal kehidupan pahit di mulai oleh seorang Fanya Renata Putri. Ia adalah seorang gadis remaja yang malang. Memilik kekayaan tapi justru ia tidak bisa menikmatinya.

Fanya kecil saat itu tumbuh dengan baik dengan didikan seorang ibu yang tegar di depanya. Ibu yang kuat menurutnya karena telah membesarkan dan merawat dirinya seorang diri hingga kini usianya mengijak 17 tahun.

Namun semua itu berubah drastis. Seketika pandangan Fanya terhadap ibunya berubah. Kini ia memandang ibunya tidak lebih dari seorang ibu yang kejam. Ibu kandung rasa tiri begitulah ucapnya.

Ya, semenjak Farida menemukan laki-laki yang menurutnya cocok untuk ia jadikan sebagai ayah untuk Fanya. Semuanya berubah, sifatnya yang dulu lemah lembut dan penyayang seakan tidak ada lagi.

Perlakuannya terhadap Fanya pun berbeda, Fanya yang dulu selalu mendapatkan kasih sayang penuh darinya kini sudah tidak lagi mendapatkannya.

Suaminya yang otomatis menjadi ayah tiri untuk Fanya sangatlah pintar berakting. Di depan Farida ia akan sangat baik dan seakan-akan tulus menyayangi Fanya.

Namun berbeda saat di belakang Farida, Fanya kerap kali mendapatkan perlakuan yang kurang ajar dari ayah tirinya.

Setiap ia mengadu kepada ibunya, justru ia yang di salahkan. Ia di tuduh menfitnah ayah tirinya. Jordi Martin. Lelaki yang sudah mengubah ibunya 180°.

Kehidupan-kehidupan yang di alami Fanya selanjutnya sangat lah berat. Ia seperti di neraka di rumah peninggalan ayahnya. Ibunya yang hanya menurut saja kepada apa perkataan ayah tirinya membuatnya semakin tidak bisa banyak bertingkah di rumah.

Hari-harinya ia lewati dengan banyak tekanan. Ia tidak bisa diam begitu saja. Ia harus bisa merebut hati ibunya kembali. Ia tidak boleh lemah melawan ayahnya.

Sampai pada satu kejadian besar yang membuatnya terusir dari rumahnya sendiri. Awalnya ia sungguh tidak menyangka bahwa hidup akan sekejam ini padanya.

Ibu kandungnya tega mengusirnya dan mengatainya dengan perkataan yang sangat kasar.

Maka di sini lah sekarang Fanya, Di sebuah kos kecil yang hanya terdapat satu kamar di dalamnya. Untuk mandi dan keperluan lainya yang bersangkutan dengan kamar mandi ia harus mengantri dengan penghuni kos lainya.

Awalnya Fanya sungguh tidak terima dengan keadaanya ini. Dirinya yang biasa dengan kemewahan, selalu di antar supir kemana pun ia pergi. Kini hidupnya seakan tidak memiliki siapa-siapa.

Di hening malam ini, Fanya memikirkan ibunya. Sosok ibu yang sangat ia sayangi meskipun kini ia telah di usir dari rumahnya.

Ya, Ia sangat kawatir dengan sang ibu karena ia yakin kalau ayah tirinya itu hanya menginginkan harta peninggalan sang ayah.

"Dia tidak benar-benar menyayangi ibu!" ucapnya

Setiap hari kini Fanya Harus bisa membagi waktunya dengan pekerjaanya.

Pagi sampai sore ia sekolah, dan malamnya ia bekerja sebagai pelayan di sebuah club malam. Fanya terpaksa bekerja di situ, karena hanya di situlah ia bisa di terima bekerja.

Sebenarnya ia sudah berkali-kali melamar pekerjaan di toko-toko atau rumah makan. Namun mereka menolak hanya karena alasan ia masih berstatus pelajar.

Sampai pada waktunya ia di tawari pekerjaan oleh temen sekelasnya Susi. Awalnya Fanya menolak, namun pada akhirnya ia terpaksa untuk menerima pekerjaan itu.

Fanya tau betul apa resikonya bekerja di sebuah club malam. Bahkan ia juga sering kali mendapatkan perilaku kurangajar dari pria hidung belang. Untung saja ia selalu bisa menjaga dirinya.

Sudah pukul 08.00 malam. Saatnya ia berangkat bekerja demi untuk menyambung hidup dan biaya sekolahnya.

Ia sudah rapi dengan baju sragamnya yang ia padukan dengan celana jins hitam dengan sepatu catnya.

Fanya banyak belajar dari hidupnya yang saat ini, setidaknya ia masih bersyukur bisa sekolah dan punya harapan untuk mencapai cita-citanya.

Sudah sampai di tempatnya bekerja.

Aroma alkohol langsung tercium oleh hidungnya. Di sana ia memiliki teman bernama Della. Dia adalah teman satu perjuangannya yang sama-sama berjuang di tempat yang seharusnya belum di kenal gadis seusianya.

"Hay Dell, tumben lo yang duluan nyampek?" tanya Fanya yang langsung mengambil alih beberapa minuman yang masih terletak di atas meja.

"Iya nih fan! gue tadi agak sorean datangnya." jawab Della.

"Oh gitu, Ya udah gue kasih minuman ini ke tamunya dulu ya!" seru Fanya sambil melangkah ke meja yang di duduki oleh dua orang pria.

Pria yang satu masih kelihatan agak muda dengan rambut yang sedikit di buat pirang. Wajahnya tampan mrnurut Fanya.

Dan pria satunya lagi adalah pria paruh baya yang lrbih pantasnya menjadi ayah dari pria tampan itu.

Fanya mulai melangkahkan kakinya di meja tempat dua pria itu sedang bercengrama.

Namun saat Fanya hendak menaruh minuman itu tanganya tersenggol oleh pria hidung belang yang melangkah dengan tergesa-gesa bersama seorang wanita.

Minuman yang di bawanya pun tumpah di baju pria tampan itu.

"M mmm ... Maaf " ucap Fanya, suaranya seperti tertahan. Tangannya gemetar.

"Heh! beraninya kamu numpahin minuman ke baju saya!" serunya dengan nada tinggi.

"Kamu tau? gaji kamu di sini sebulan saja belum ada apa-apanya dengan harga baju saya!" serunya lagi. Kali ini sedikit merendahkan suaranya.

"Maaf Pak! maafkan saya. Saya sungguh tidak sengaja!" ucapnya.

"Dengan apa kamu bisa membayar kerugiann ini,!" serunya dengan alis sedikit terangkat ke atas.

"Saya tidak punya apa-apa Pak, bahkan saya sendiri masih sekolah." jawab Fanya dengan tangan meremas bajunya untuk menghilangkan sedikit kegugupannya.

"Dasar tidak berguna!"

"Sekali lagi saya benar-benar minta maaf Pak. Saya sungguh tidak sengaja."

Fanya masih berusaha meminta maaf pada lelaki itu.

Jangan lupa like dan suscribenya...

Ig: DoraemonCantik337

avataravatar
Next chapter