webnovel

Jangan panggil aku Pelacur

Fanya, remaja yang lahir dari keluarga yang sangat hancur. Awal kehancuran keluarganya adalah setelah kepergiaan sang ayah. Hingga dirinya bertemu dengan Deka si sebuah club malam. Fanya bukannya menjadi wanita penghibur di sana, melainkan ia sebagai pelayan yang mengambilkan minum untuk para tamu. Saat ini ia masih duduk di bangku SMA kelas 11. Ia terpaksa bekerja di tenpat seperti itu hanya demi biaya sekolahnya yang sudah tidak lagi di tanggung oleh sang Ibu. Aku terlahir dari krluarga yang hancur, dan kamu ikut menghancurkan hidupku?? ~Fanya Renata Putri~ Akan aku pastikan hidupmu akan tetap baik-baik saja, karena aku akan selalu ada di sampingmu. ~ Deka Putra Atmajaya ~

Doraemon_Cantik · History
Not enough ratings
244 Chs

BAB 21

DANSA ROMANTIS

Setelah memberikan kadonya pada sahabatbya Deka langsung mengajak Fanya memilih hidangan yang sudah tersedia di pesta itu.

"mau minum apa kamu biart sekalian aku ambilin," tawar Deka.

"samain aja sama kaya kamu," jawab Fanya.

"aku ambilin sebentar," ujar Deka.

Lelaki itu kemudian berlalu mengambil minuman bewarna merah. Setelah itu ia kemudian kembali lagi di tempat Fanya duduk.

"nih minum dulu, aku tau kamu pasti haus," saran Deka.

Setelah menerima minuman dari Deka Fanya pun kemudian langsung meminumnya beberapa tegukan.

"bisa juga dia sok perhatian kalau lagi di depan banyak orang seperti sekarang ini, cihh apaan manupilasi tau gak," cecar Fanya dalam hatinya.

Memang ya orang licik seperti Deka itu pintar sekali memanipulasi keadaan. Fanya sudah tidak kaget lagi akan hal itu, justru dirinya bannga di kenalkan sebagai calon istrinya. Ia berharap ini akan menjadi kenyataan. Deka akan selalu mengenalkannya sebagai istrinya.

setelah beberapa jam acara akhirnya sampai juga pada acara inti yaitu dansa. Tentu saja ini membuat Fanya sangat grogi, pasalnya gadis itu sama sekali belum pernah berdansa apalagi ia kali ini harus berdansa dengan seorang laki-laki.

"aku gak ikt aja ya acara dansanya," ucap Fanya.

"memangnya kenapa?" tanya Deka heran.

"aku gak bisa dansa, dan aku sama sekali belum pernah berdansa," jelas Fanya.

"gak papa nanti aku ajarin, kamu tinggal mengikuti saja gerakannku," ucap Deka.

Tidak mungkin sekali jika Deka tidak mengikuti dansa ini, nanti sahabatnya pasti akan langsung berfikir yang tidak-tidak.

"kamu yajkin?" tanya Fanya mencari keyakinan dari ucapan Deka.

"ya yakinlah, menurut kamu aku gak yakin. Aku sangat yakin malahan," ujar Deka.

Fanya pun akhirnya berdiri dari tempat duduknya atas perintah Deka. Meski agak gugup tapi Fanya harus terlihat tenang. Ia tidak boleh membuat Deka malu karenanya.

"udah siap?" tanya Deka.

Fanya pun hanya mengangguk, gadis itu terlihat cantik dengan riasan make up yang sangat pas di wajahnya.

Deka rupanya pun baru menyadarinya bahwa gadis yang di depannya saat ini memang terlihat sangat cantik.

"gadis ini, mengapa malam ini terlihat sangat cantik sekali ya," ujar Deka dalam hati.

"maaf Pak apakah sudah siap?" tanya Fanya. Sedari tadi gadis itu justru melihat Deka hanya diam dan bengong saja.

"sudah pertama kamu kalungkan tangan kamu dileher aku, nah aku akan memegang pinggang kamu. Setelah itu kita akan bergerak ke kanan dan kiri mengikuti alunan musik yang mengiringi."

Fanya paham dengan apa yang di katakan oleh Deka. akhirnya gadis itu pun dengan lhai melakukan gerakan seperti yang Deka katakan.

Dengan posisi mereka saat ini Deka melihat jelas kecantikan yang terpancar dari wajah Fanya. Otak mesumnya mulai menelisik sampai ke dalam tubuh Fanya. Memabayangkakn setiap inci tubuh Fanya yang pernah di lihatnya.

Fanya pun meikirkan hal yang sama, ia terpana melihat ketampanan Deka. hingga tanpa mereka sadari tiba-tiba bibir mereka telah menyatu.

Deka melumat lembut bibir Fanya, merasakan rasa manis yang entah dari mana datangnya. Hingga mereka berdua sama-sama terlarut dalam gairah masing-masing hingga Fanyalah yang lebih dulu tersadar.

"maaf Pak," ucap Fanya.

Ia gugup, karena ia yang melepaskan pagutan mesra mereka.

"kita langsung pulang saja, atau kamu ada yang ingin di beli?" tanya Deka.

"langsung pulang saja," sahut Fanya.

Hari ini ia sudah cukup lelah dan ia ingin segera beristirahat.

"baiklah kalau begitu," tukas Deka.

Sama halnya dengan Fanya Deka pun juga merasakan gugup. Bahkan juniornya di bawah sedari tadi meronta menginginkan pelepsan.

Tapi Deka tidak akan melakukan itu pada Fanya, ia akan bersabar dan menunggu sampai Fanya siap. Ia tidak igin melihat air mata itu lagi.

Kini Deka telah melajukan mobilnya. Sedangkan di sampingnya Fanya sudah tertidur pulas.

"nampaknya dia sangat kelelahan, mungkin seharian ini dia melakukan banyak hal," ujar Deka.

Melihat Fanya kedinginan Deka pun menepikan mobilnya dan segera melepas jasnya untuk ia gunakan menyelimuti Fanya.

Setelah itu ia kembali melajukan mobilnya. Ia juga ingin segera istirahat karena badannya merasa sangat lelah.

30 menit mereka sampai di rumah Deka. Seperti biasa karena Fanya masih tidur dengan pulas maka Deka akan menggendong Fanya sampai kamarnya.

"tidurlah dengan nyenyak, terimakasih untuk ciuman tadi!" ujar Deka lirih.

Setealah itu Deka pun kembali ke kamarnya. Deka langsung melepaskan sepatunya dan segera pergi mandi.

"hari yang cukup melelahkan namun juga memabuat bahagia Deka. ciumannya dengan Fanya tadi masih berasa sampai sekarang. Rasanya begitu nyaan sekali saat ia berada di dekat Fanya.

"kenapa gue, apa gue udah mulai jatuh cinta sama Fanya? Tapi mana mungkin sih gue jatuh cinta sama pelacur seperti dia, enggak gue gak lagi jatuh cinta. Mungkin tadi Cuma kenyamanan sementara aja," sngkal Deka.

Ia masih terlalu gengdi untuk mengakui kalau dirinya ternyata jatuh cinta pada Fanya.

Waktu sudah menujukn pukul 2 malam. Tiba-tiba saja Fanya terbangun dari tidurnya. Gadis itu merasa sangt lapar. Ia pun kemudian memutuskan untuk k dapur mencari sesuatu di kulkas barang kali ada roti untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Bersamaan dengan itu Deka juga ke dapur untuk mengambil minum. Karena Fanya masih setengah sadar ia tidak sengaja menabrak Deka dan membuat minum yang Deka pegang tumpah.

"kamu kalau jalan pakai mata dong lihat baju aku jadi basah," cecar Deka.

"maaf Pak maaf aku tidak sengaja," ucap Fanya dembari membersihkan baju Deka yang basah.

Karena saking gugupnya Fanya tidak sengaja menyentuh milik Deka yang entah mengapa langsung bereaksi.

"kamu benar-benar menguji saya Fanya, cepat masuk ke kamarmu atau aku akan-" Deka tidak melanjutkan kaliamatnya.

Tanpa berfikir lagi atau bertanya pada Deka Fanya pun segera berlalu menuju kamarnya.

"selamat! Untung saja aku langsung mengunci lari kalau tidak-" membayangkan apa yang akakn terjadi Fanya bergidik ngeri.

Gadis itu kemudian duduk di sofa yang ada di kamar itu. Kemudian ia langsung membuka roti yang di pegangnya.

"lumayanlah untuk mengganjal lapar," ujar Fanya.

Sembari mengunyah roti, Fanya membuka ponselnya dan mulai melihat akun sosial medianya yang sudah lebih dari satu minggu ini tidak di bukannya sama sekali.

"masih tetap sama tidak ada yang menarik sekalipun. " gadis itu meletakan kembali ponselnya.

Namun baru beberapa detik ponselnya ia letakan, ada notif dari obrolan sosial medianya.

"laki-laki ini, yang membuat Bela membenciku," ujar Fanya.

Laki-laki yang di maksut oleh Fanya adalah teman satu sekolahnya. Dia berusaha mendekati Fanya selama ini, namun Fanya tidak memberikan respon apa pun.