webnovel

JANGAN MENYERAH

seorang anak yang berjuang membahagiakan orang tuanya,pemuda itu adalah Ahmad Afrizal. yang ingin mengangkat derajat orang tuanya dari titik rendah sampai titik atas.

Fauzi_Ardiansyah · Realistic
Not enough ratings
10 Chs

1.AWAL TEKAD

"Nak,ibu ingin kamu jadi orang yang sukses,orang yang berhasil dan bisa bermanfaat bagi orang lain"

"Baik,bu!!aku akan berusaha,aku juga pengin punya mainan yang bagus kaya teman-teman aku punya cuuu...."

"Hehehe... Tetap semangat ya nak sampai kau dewasa.sekarang ayo tidur!!"

Aku teringat kembali semua kata-kata dari ibuku waktu itu,seketika jantungku berdegup kencang sampai meneteskan air mata. "Ibu aku sudah berjanji akan membuat ibu bahagia."

Malam hari pun telah berubah menjadi pagi yang membuat orang-orang siap untuk beraktivitas kembali seperti biasa, aku kini masih duduk di kelas 3 smk jurusan teknik kendaraan ringan dan namaku adalah Ahmad Afrizal.

"Pagi bu...!!" Sapaku pada ibuku yang masih menjemur pakaian didepan rumah. "Ehh pagi izal,kamu hati-hati ya dijalan! Jangan nakal disekolah dan ingat kamu bentar lagi lulus" ibuku selalu menasehatiku dengan baik,aku pun juga ingin membalasnya dengan baik juga.

"Afrizal berangkat dulu ya bu,assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam"

Sekarang aku tinggal bersama ibu saja karena ayah saya meninggal saat saya masih tk,waktu itu aku tak tau kenapa ayahku terbaring ditengah-tengah keramaian orang dengan sertai tangisan ibu dan sanak saudara. Setelah ayahku meninggal,ibu diam-diam meminjam uang ke para tetangganya untuk menyekolahkanku jika tak ada yang memberi uang dia biasa menjadi tukang cuci dirumah tetangga mengingat hal itu aku jadi sedih dengan ibuku. Aku bercita-cita ingin belajar ke negeri sakura atau jepang pasti disana aku bisa menimba ilmu banyak disana tapi aku takut ibuku kenapa-kenapa karena ditinggal oleh anak semata wayangnyaTak terasa karena melamun terus aku sudah didepan sekolah.

"Selamat pagi pak" sapaku pada penjaga sekolah "oh iya pagi juga"

Disekolah pun aku jarang mendapat teman selamanya karena rata-rata mereka hanya mengajakku sekejap saja lalu melupakan diriku mungkin mereka tau aku ini anak orang yang tak punya.

"Ishh anak orang susah lagi lewat nih"

"Jangan deket-deket dia!dia bau"

Selalu saja ketika aku berjalan dilorong sekolah aku selalu diperhatikan oleh anak-anak lain dengan kata-kata yang tak mengenakan bagi saya. Disaat saya berjalan tiba-tiba ada segerombolan siswa berjalan dihadapanku dan apakah kalian tau apa yang akan dia lakukan??

"Upss maaf ya es saya jatuh disepatumu"

Ya mereka selalu menghinaku dengan caranya anak-anak disekitar menertawaiku dengan terbahak-bahak.

"Hei... Apa kau pikir ini lucu hah!!apa kalian pikir ini lucu!! Ya,kalian pikir ini lucu tapi bagiku ini tidaklah lucu" aku tak sengaja meluapkan kekesalanku pada gang tadi

"Whoaa ternyata anak ini bisa marah juga haha" anak yang menjatuhkan es kepadaku malah tambah kegirangan ketika aku marah.

Aku yang tak tahan pun lebih baik pergi daripada membuat kerisuhan dilorong sekolah,aku pun berjalan menuju ke kelasku."kenapa aku selalu seperti ini??" Dalam benakku selalu ingin menitihkan air mata tapi aku tak mau orang disekitar saya merasakan kesedihanku juga.

Semua murid dikelasku ini adalah laki-laki semua tapi tak ada satu pun teman kelasku menyapa maupun mengobrol denganku.jam pelajaran akan mulai beberapa menit lagi,aku melihat teman-temanku sedang mengerjakan sesuatu.

"Hai,rizki ada pr gak?? Tanyaku

"Kagak ada" jawabnya dengan singkat.

Pelajaran pun dimulai seperti biasa pak guru yang mengajar kami selalu dibuka dengan pantun jenaka,teman-temanku semua tertawa terbahak-bahak akan tetapi,aku memilih lebih baik senyum ketika siswa bercanda karena ketika aku ikut bercanda mereka langsung diam.

"Haha lucu ya haha"

"....." (Hening)

"Apaan sih lu??kesurupan ya?"

"Hahaha" seluruh teman kelasku tertawa dengan keras.

Aku pun hanya tersenyum ketika mereka tersenyum lebar bahagia.aku mungkin sosok yang tak bisa memiliki teman ketika guru membagi kelompok untuk kerja kelompok semua sudah dapat tapi cuma saya yang belum dapat.

Aku mencoba tuk masuk kelompok satu persatu mereka selalu menjawab

"Nggak"

"Boleh ikut ke kelompok ini??"

"Nggak,kamu gak berguna"

Aku selalu terpojok ketika guru menyuruh kami membagi kelompok untuk kerja kelompok.

"Afrizal??udah dapat kelompok belum??" Tanya pak guru dengan keras dihadapan kami

"Belum pak semua sudah penuh" jawabku dengan kecewa

Pak guru melihat keadaanku yang belum dapat kelompok akhirnya menyuruh satu kelompok untuk masukan saya.

"Kelompok 5 masukin afrizal ke kelompok kalian" suruh pak guru.

"Hah.. kenapa kelompok kami pak bukan yang lain??" Ketua dari kelompok 5 merasa tak terima akan perintah dari pak guru.

"Apa kamu enggak kasian sama afrizal yang belum dapet kelompok sendiri??" Pak guru tanya balik ke ketua kelompok itu.

"Ya pak ya"

"Ayo zal,kamu masuk ke kelompok 5"

Aku pun masuk ke kelompok 5 atas perintah pak guru

"Nama kamu siapa??" Aku sedikit kaget kenapa dia tak mengerti nama saya padahal setiap hari ketemu.

"Ahmad afrizal" jawabku.

"Ok,sekarang kamu ketuanya di kelompok ini" siswa itu menyuruhku untuk menjadi ketua kelompok dengan sombongnya sambil menyingkap tangannya didada.

"Ke...napa saya ya??" Tanyaku dengan heran padanya.

"Ya karena kamu kan uangnya banyak.iya gak kawan-kawan??" Lagi-lagi saya dihina oleh temanku sendiri.Kemudian,aku pun menjawab dengan singkat "Aamiin".

"Ok,ini tugas kalian untuk hari ini" pak guru menulis sesuatu dipapan tulis disana tertulis

(BUATLAH PANTUN JENAKA YANG DARI TEMAN KELAS)

"Kalian boleh membuat dengan lucu tapi jangan mengejek ataupun menghina" lanjutnya

Seketika aku melirik ke kanan-kiri teman kelasku semua memperhatikanku dari tempat kelompok masing-masing. Aku berpikir mereka akan menjadikan diriku sebuah lelucon bagi mereka,haruskah aku bilang ke pak guru untuk ganti tema itu??

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Fauzi_Ardiansyahcreators' thoughts