webnovel

Bintang Si Penguntit

"Mah! Mamah........!" teriak t bintang memanggil Bu Asa yang sedang berada di dalam rumah.

seketika, Bu Asa pun keluar dan menemui Sefira yang sedang berdiri di depan Gajebo.

"Apa sih sayang, kenapa kamu teriak-teriak begitu malam-malam begini?" tanya Bu Asa.

"Oh ya, di mana teman kamu yang tadi?" tanya Bu Asa kembali.

"Mah! Mamah! Please tolongin aku dong mah... laki-laki yang tadi itu adalah Kakak kelas aku, namanya Ronzi Gerhana. Dia sudah salah paham mah terhadap aku mah, aku harus bagaimana?!" tukas Bintang sembari menarik-narik tangan Bu Asa dengan raut wajah khawatir.

"Salah paham bagaimana Bintang? Mamah nggak paham maksud kamu, coba jelasin yang benar sama Mamah!" ujar Bu Asa minta bintang untuk mengulang perkataannya lagi dengan jelas.

"Di sekolahku ada yang jahat sama aku Mah...," ujar Bintang dengan berbicara tercepat-cekat kepada Bu Asa sembari merengek.

"Bintang Qiandra anak Pak Tata Surya.... Berbicaralah dengan pelan... Tenang....,," Ujar Bu Asa sembari mengelus-elus rambut Bintang.

"Dan juga anaknya Bu Angkasa.....," sambung Bintang melanjutkan perkataan Bu Asa dengan polosnya yang sedang mencoba membuat dirinya untuk sedikit berbicara lebih tenang.

'Fyuuuuuhhh.....'

Bintang pun menghela nafas panjang dan membuangnya kembali.

"Okeh! Bintang, kamu harus tenang dulu," gumam Bintang.

"Gimana sayang.... Kamu udah tenangan?" tanya Bu Asa.

"Iya Mah, aku udah mulai tenang."

"Ya sudah sekarang kamu ceritakan kepada Mamah, apa masalah yang terjadi kepadamu di sekolahan?" tanya Bu Asa.

"Jadi gini mah, tadi Kak Ronzi ternyata datang ke rumah untuk memberitahukan kepada ku bahwa ada rumor di sekolah tentang aku mah," ujar Bintang dengan suara yang tercepat-cekat kembali.

"Rumor apa bintang, kalau bicara yang jelas jangan terlalu cepat-cepat atau dipotong-potong mulu, kan Mamah jadi greget sendiri dengarnya," tukas Bu Asa mulai jengkel dengan bicaranya bintang.

"Ekhemm! Ekhemm!" Bintang berdeham sejenak lalu meludahkan sedikit dahaknya.

"Emmm... jadi gini Mah, Kak Ronzi bilang bahwa ada sebuah akun gosip di instagram yang menyebarkan berita hoax tentang privasi aku Mah."

"Berita apa bintang.... ngomong yang benar, jangan di potong-potong mulu, kalo begini terus Mamah jadi kesal banget tahu," tukas Bu Asa yang lagi-lagi di buat kesal dengan gaya bicara Bintang yang ter potong-potong kembali.

"Duh si Mamah gimana siiiiii," balas Bintang yang juga malah ikut kesal.

"Kok jadi malah kamu yang ikut kesal Bintang!" ujar Bu Asa heran.

"Sudah mah, jadi singkatnya begini mah. Maksud aku tuh di sekolahku ada yang menyebarkan hoax bahwa aku akan menikah dalam waktu yang dekat, menikah dengan seorang pria dewasa bahkan ada sebuah foto yang menyebarkan tentang aku yang sedang kencan dengan pria dewasa. Jadi gitu mah, bukan kah berita itu sangat-sangat memuakkan sekali kan Mah!" ujar bintang sembari mencambak rambutnya saking kesalnya dengan rumor kencan dan hoax tentang pernikahan dirinya, yang ia ceritakan kepada mamahnya.

"Hahaha." Bu Asa yang sedang merasa kesal itu seketika tertawa setelah mendengar penjelasan Bintang.

"Kok Mamah malah ketawa sih, Bintang lagi serius loh mah, bukan lagi melawak!" protes Bintang kesal.

"Lah, bukannya apa yang di beritakan oleh akun gosip itu bukan rumor ataupun hoax bintang! Kan kenyataannya kamu akan segera menikah dalam waktu dekat ini dengan Galaxy. Apa kamu lupa dengan rencana perjodohan Mamah dan Papah itu?!" ujar Bu Asa.

"Oh iya, rencana perjodohan kamu dan Galaxi juga sudah di rencanakan oleh Bu Riksa Dan Pak Bima dari kamu masih bayi umur satu hari!" sambung Bu Asa membenarkan hoax yang di ceritakan oleh bintang.

"Ih.... Kok Mamah gitu sih! Bukannya Mamah membantah rumor dan hoax ini, malah sangat senang, heran deh!" balas Bintang ketus.

"Mah! aku tidak mau ya statusku sebagai wanita yang baik-baik dan juga wanita yang sangat di idola kan di sekolah, harus hancur dan tercemar begitu saja, hanya karena rumor dan hoax bahwa aku akan segera menikah dengan seorang pria dewasa, apalagi sama Bang Galaxi."

"Mah aku tegaskan sekali lagi ya Mah. Aku sudah katakan dari awal bahwa aku tidak akan menikah dalam waktu dekat ini mah, Mamah kan tahu aku ini masih bau kencur dan juga masih suka memakai bedak kodomo!" protes Bintang kesal.

Bu Asa terlihat sedang melipatkan kedua tangannya di atas dada dan hanya mendengarkan celotehan Bintang dengan raut wajah santai seakan tidak mau mendengarkan keluhan Bintang.

"Sayang... sudahlah.... Mamah tidak mau tahu dan tidak mau dengar apapun alasan kamu, pokoknya kamu harus tahu bahwa Mamah dan juga Papah akan segera melakukan pertemuan kedua dengan keluarga Galaxy," tegas Bu Asa, lalu pergi begitu saja meninggalkan Bintang yang tengah emosi.

"Oh my to the god! Apa-apaan ini! Aku harus gimana? Masalah Kak Ronzi saja yang tiba-tiba marah belum aku selesaikan, dan juga siapa lagi yang menyebarkan aib aku ini, benar-benar jahat dan menyebalkan. Hem, awas aja kalau aku berhasil menemukan dalang di balik masalah ini, aku akan segera melumat ginjalnya," gerutu Bintang kesal.

"Dan apa-apaan lagi si Mamah! Malah seenaknya membenarkan Hoax ini, ya walaupun memang benar, kan seharusnya Mamah juga membantah demi aku. Argh... sepertinya untuk menghindar dari perjodohan ini akan semakin sulit aku lakukan," sambung Bintang dalam gerutunya.

Tid tid tid....

Tiba-tiba terdengar suara klakson motor pespa di depan gerbang rumahnya, seketika melerai pikiran Bintang yang sedang begemelut itu.

"Apakah itu Bulan?" gumam Bintang bertanya-tanya. Lalu ia pun segera berlari menuju gerbang.

Seketika gerak langkahnya terhenti saat melihat Bulan tengah di bantu melepaskan helmnya oleh Mars.

"Pemandangan apa ini! Kenapa perih sekali kedua mataku, bahkan sampai menusuk ke dalam liver," gumamnya seraya melihat Bintang di balik tembok gerbang.

Bintang tidak berani melanjutkan gerak langkahnya dan hanya melihat Bulan dan Mars dari balik bayang-bayang sembari mendengarkan percakapan antara Bulan dan Mars.

Tampak telinga Bintang dipasang serapih mungkin dari balik tembok, berusaha untuk menguping pembicaraan Bulan dan Mars.

"Bodoh banget sih aku! Sudah jelas hal ini sangat membuatku sakit hati yang sangat tersayat, tapi malah tetap saja ingin menguping pembicaraan mereka."

"Tapi.... Aku memang sangat penasaran, sedekat apa Bulan dengan Kak Mars," gumam Bintang dengan wajah merengut.

"Terimakasih yah Lan, untuk malam ini," tukas Mars sembari menerbitkan senyuman manis kepada Bulan.

"Oh Tuhanku.... Aku ingin senyuman itu, beruntung sekali bulan bisa melihat senyuman Kak Mars sedekat itu, dan tatapannya itu membuat jantungku ikut konser tiada henti-hentinya," gumam Bintang seraya melihat serius kearah dua orang yang sedang melakukan salam perpisahan.

"Iya Kak Mars, sama-sama... Jangan sungkan-sungkan ya, kalo butuh Bulan, bilang saja oke!" balas Bulan sembari membulatkan jarinya membentuk isyarat oke.

"Ya sudah, saya pulang dulu ya, sampai ketemu besok. Assalamualaykum," ujar Mars lalu pergi dari hadapan Bulan.

"Wa'alaykumussalam.... Hati-hati Kak...," jawab Bulan sembari melambaikan tangan kanannya.

Sedangkan di balik gerbang, Bintang sedang kepanasan. Wajahnya seketika memerah dan merasa sesak napas. Namun, Bintang berusaha untuk tetap berjalan pergi masuk kedalam rumah sebelum bulan mengetahui kalo dirinya habis menguntit.