webnovel

Chapter 12

Setelah beberapa lama di bus, Jangmi baru menyadari sesuatu. "Loh, kemana bus ini pergi? Kemana tujuan ku? Aku bukan berasal dari kota ini.... Terus, bagaimana caraku mengambil motorku jika jauh... Sial..." dia berdiri dan memutuskan untuk keluar dari bus tapi supir mengatakan sesuatu padanya.

"Nona, hati-hati, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan,"

Jangmi yang mendengar itu menjadi menatap bingung, ia bahkan menatap langit untuk memastikan. "Tidak tuh..." dia tidak percaya dan berjalan keluar begitu saja membuat sang supir hanya menggeleng pasrah lalu menjalankan bus nya pergi.

Jangmi berjalan di trotoar sambil masih membawa helmet di tangan nya. Tapi tiba-tiba saja hujan benar-benar turun membuatnya terkejut kaku hingga memasang wajah datar.

"Sial…"

Karena hujan itu, ia jadi harus berlari ke supermarket terdekat. "Ru-rupanya benar kata Supir. Aku begitu bodoh membaca cuaca..."

Hujan nya begitu deras. "Kenapa hari ini aku begitu sial," ia mulai kesal, lalu berjalan masuk ke supermarket.

Setelah hujan nya menjadi rintik-rintik, ia keluar dari supermarket sambil membawa payung. Lalu membuka payungnya dan berjalan di antara hujan kecil itu. Semua basah karena hujan tadi.

Tapi untungnya, hujan telah mereda saat ia sudah sampai di tempat penyebrangan jalan.

"Bagus, aku bisa menutup payung ku," ia sempat senang tapi tiba-tiba ada mobil melaju kencang dan di depannya ada genangan air. Jangmi melihat di sampingnya ada satu gadis sekolah yang akan tersirat air itu bersama nya. Dengan cepat Jangmi menariknya mendekat dan mereka merunduk dengan payung yang bisa melindungi mereka dari siratan air mobil itu, untungnya Jangmi bisa tepat waktu.

Gadis itu menjadi kagum lalu membungkukkan badan beberapa kali. "Terima kasih banyak."

Jangmi hanya terdiam melihat itu. Kemudian ia menyebrang dan berpisah dengan gadis itu. Lalu menutup payungnya dan mulai melihat banyak genangan di sana.

"(Aku malas terkena air,)" pikirnya dengan berjalan santai, tapi tiba-tiba di depan ada anak-anak yang menggunakan pistol air mainan menyemprotkan pada orang-orang yang lewat. Jangmi hanya tersenyum kecil dan membuka payungnya, begitu anak-anak itu melihat, mereka langsung menyemprotkan air tapi ujungnya payung Jangmi benar-benar melindunginya.

Selanjutnya ada kedai yang tengah membersihkan genangan, ada seorang wanita paruh baya melempar air sembarangan dari atas atap, Jangmi pada saat itu yang ada di bawah menjadi menunduk menghindari air itu, ia menjadi tersenyum kecil bisa menghindari itu semua meskipun senyumnya tak terlihat karena tertutup masker.

Tapi siapa sangka, ia mendadak menabrak bahu orang.

"Aduh, sial, matamu mana!?" dia langsung marah tapi siapa sangka, itu adalah orang yang terlihat jelas seperti gangster dan seketika Jangmi di kepung mereka.

"Hei, bukankah itu wanita yang kita cari di mal tadi?"

"Oh, memang benar, kita mengejarnya karena dia berani mengejek kita dengan menarik gas cepat di belakang kita membuat asap knalpot motornya mengenai kita dan sekarang, dia tidak menaiki motor, dia tidak bisa lari," mereka menatap tajam membuat Jangmi terkejut.

"Ehehehe... Oh iya, aku harus bertemu orang!!" dia mendadak langsung kabur.

"Hoi!! Hentikan dia!!" mereka berteriak dan seketika mengejar Jangmi yang terus berlari. "(Sial... Kenapa harus di tempat umum... Kalau di tempat umum, aku tak bisa bertarung, harus ke tempat sepi,)" Jangmi melihat sekitar, dia mencoba mencari tempat untuk melawan mereka hingga melihat ada gang gelap dan langsung masuk ke sana.

"Bagus, dengan begini, aku bisa menghabisi mereka," dia bersiap bertarung dengan menghadap mereka yang akan datang masuk ke gang itu.

Tapi ada yang memegang punggung nya dari belakang, hal itu membuat nya terkejut dan menoleh.

"Hei wanita, kau masuk di kawasan jalanan Sang Ratu," kata seseorang itu yang rupanya pria sama gangster nya.

"Huh, apa memang nya?!" Jangmi tampak kesal.

Tapi orang-orang tadi sudah terlihat datang untuk mengepung nya dan pria itu melihat mereka. "Hei, ada apa ini?" dia menatap santai dan tenang.

"Cepat tangkap wanita itu, dia benar-benar berani menantang kita," kata salah satu dari mereka.

"Tunggu!! Mereka komplotan?" Jangmi terkejut.

"Sebaiknya kau di siksa," pria tadi menahan baju Jangmi membuat Jangmi terpojok.

Tapi ada yang berteriak keras. "Halo teman-teman ehehehemm!!" suara yang begitu di kenali yang membuat mereka menoleh dengan tatapan kasar, tapi mendadak mereka memasang wajah senang dan tebar bunga.

"Uwoh! Chandrea!!" mereka menyapa membuat Jangmi terdiam kaku dengan sikap mereka. "Tunggu, apa?!!"

Rupanya yang datang adalah Chandrea. "Halo... Oh siapa itu?" Chandrea menatap dan seketika dia menatap mata Jangmi, mereka memang saling menatap.

"Chandrea Queen!!" Jangmi membuka mata lebar.

Rumor mengatakan bahwa dulu ada sejarah yang tak pernah terlupakan dalam jalanan gangster.

Pada tahun tertentu, jalanan kotor yang ada di berbagai belahan kota. Di sana banyak gangster-gangster yang begitu liar dan seenak nya melakukan hal yang membuat mereka puas sendiri, setiap kali orang lewat, langsung diambil segalanya, termasuk uang, benda berharga bahkan nyawa sekalipun, tidak jarang banyak mayat di di sana sehingga di sebut jalanan kotor, setiap wanita lewat, tak peduli seperti apa, perawan atau bukan, mereka langsung di tarik dan di perkosa di tempat. Bahkan ada yang sampai meninggal, mereka tidak membuang mayatnya tapi memanfaatkan mayatnya sebagai pemuas nafsu hingga membusuk, setelah itu di buang di jalanan kotor tersebut.

Hal tersebut, adalah hukum yang tidak berlaku di Amerika Serikat. Hukum yang tidak tertulis dan jalanan yang tidak pernah masuk ke dalam peta dunia maupun internet map lokasi. Karena tak ada satupun kamera yang mau menempat di sana. Polisi saja tidak ada hak untuk menghentikan mereka.

Mereka yang di sebut orang-orang keji atau gangster jalanan kotor, akan berlaku seperti hewan buas yang sangat gila, tanpa ada orang yang mau menghentikan mereka.

Tentunya tidak hanya satu jalanan, melainkan banyak sekali jalanan yang di sebut sebagai cabang jalanan kotor yang artinya, di lokasi lain maupun tempat lain, terdapat jalanan seperti itu juga, tapi jalanan itu terus menyambung di setiap jalan seperti sungai yang tidak ada ujung sama sekali.

Yang menjadi korban, yang melihat korban tersiksa, mereka tak bisa apa-apa. Melaporkan polisi pun sama saja karena ini zaman uang, tanpa uang, hukum tidak akan bergerak.

Namun ada suatu janji, yang dikatakan oleh mulut wanita yang datang setiap kali menginjakan sepatu nya dengan suara langkah kaki bernada anggun. Datang dengan tangan kosong namun membawa sebuah perintah besar.

"Mulai hari ini, aku adalah Chandrea, wanita yang akan menguasai kalian, setiap kali aku datang di banyak nya tempat, jika aku melewati kalian dengan pukulan yang dapat menumbangkan kalian, siap-siap saja, ikut menjadi bawahan ku."

Tentunya mereka yang mendengar itu tidak akan percaya, tapi siapa sangka, tahun berganti, mereka malah berlutut pada wanita yang bernama Chandrea sehingga dia di juluki di berbagai mulut gangster sebagai Ratu Mafia dan jalan yang selalu dia lewati atau dalam tanda kutip, jalan yang sudah dia lewati untuk mengalahkan banyak orang sebagai bawahan nya di sebut sebagai Jalanan Sang Ratu.

"Wanita itu memang memiliki tubuh yang anggun, dan memiliki penggodaan di setiap helai dan ujung bentuk tubuhnya, namun, sifat yang hampir seperti kuda liar ketika mengamuk tanpa henti, dia adalah yang nomor satu."

***

"Chandrea!!!" Jangmi berteriak memanggil keras membuat Chandrea terdiam menoleh ke arahnya.

Ia bahkan masih berpikir hingga ia membuka mulutnya. "Hah!!! Jangmi!!! Sayang ku!!!!" Chandrea membuka tangan nya.

Seketika Jangmi melepaskan diri dari pada gangster itu yang terdiam kaku mendengar sapaan dari Chandrea tadi. Apalagi Jangmi langsung memeluk Chandrea.

Mereka itu seperti dua wanita cantik dan seksi berpelukan sangat hangat.

"Oh, Jangmi!!" Chandrea tampak senang, dia bahkan mencium beberapa kali pipi Jangmi. Jangmi pun juga begitu, dia mencium pipi Chandrea juga.

"Aku rindu..." mereka mesra sekali membuat para gangster itu terdiam dan saling bergumam.

"Itu pertemuan yang unik sekali..."

"Benar-benar sungguh langka..."

"Anu, Chandrea!" mereka memanggil membuat Chandrea menoleh.

"Oh, ini adalah Jangmi, kita bertemu waktu umur 8 tahun, dan bagaimana kau bisa menemukan ku, bukankah nama kita sudah kehilangan kontak masing-masing??" Chandrea menatap membuat Jangmi tersenyum kecil seperti menyembunyikan usaha nya sendiri.

"Kamu tahu, aku dulu pernah mengatakan bahwa aku akan menjadi seperti Ayahku, dan sekarang aku benar-benar menjadi sepertinya, kupikir kau sudah mati di luar sana, tapi semakin hari, semakin banyak aku tak sengaja mendengar pembicaraan orang-orang preman yang aku lewati maupun aku dekati, mereka terus saja menyebut. "Jalanan Sang Ratu, Chandrea…" jalanan yang bahkan sudah di kuasai Chandrea, awalnya aku tak paham hingga aku benar-benar tahu bahwa itu kamu," kata Jangmi membuat Chandrea terharu mendengarnya dan kembali memeluknya.

"Maafkan aku Jangmi, aku terpaksa harus pergi karena suatu alasan."

"Ini baik-baik saja, alasan mu itu sekarang tentu bisa membuatmu sangat di kenal bukan…" tatap Jangmi. Tapi ia dari tadi terheran-heran dengan penutup luka yang menutupi bagian bawah pipi maupun dikening samping Chandrea. "Kamu… Kenapa?"

"Ah, ini baik-baik saja… Ehehehemmm," balas Chandrea, padahal itu luka hasil berkelahi kemarin.

"Ehem…" terdengar suara salah satu orang tadi mencoba mencari perhatian Chandrea.

Tapi sepertinya disini Jangmi terpikirkan sesuatu dimana dia memiliki dendam pada para gangster itu. "Chandrea~ mereka tadi ingin memperkosa ku," dia menatap dengan sedih.

Seketika Chandrea terdiam masih dengan senyum nya, tatapannya kosong dan menoleh ke para gangster itu.

"Apa?!! Tidak benar!! Dia salah!!" mereka mencoba membela diri.

Seketika ada urat kemarahan di leher Chandrea. Menandakan dia sedang mengumpulkan kemarahan untuk mereka.

Seketika para gangster itu langsung menundukan badan mereka. "Maafkan kami!!! Maafkan kami!!!" mereka meminta maaf dengan tak memperdulikan harga diri mereka.

"Sudahlah, jangan khawatir ya..." Jangmi menatap merayu Chandrea. Dia lalu memberikan plastik belanjaan berisi baju kaos yang di beli nya saat di mall waktu itu.

"Itu untukmu, meskipun sederhana," tambahnya.

"Terima kasih... Heheheheemm..." Chandrea tampak senang.

Sementara para-Gangster itu masih menundukan badan dengan pegal. "Apa yang harus kita lakukan sekarang," salah satu dari mereka bergumam.

"Tahan lah dulu setelah mereka pergi," balas satunya.

Lalu Chandrea dan Jangmi pergi dari sana membuat mereka menghela napas panjang.

"Huf, sial, hampir saja..." sepertinya mereka memang kenal dengan Chandrea dan ada fakta yang harus di pelajari sebelum menilai wanita seperti Chandrea adalah wanita yang bodoh dan hanya tahu tertawa gila.