webnovel

Kepada Siapa Puisi Ini Ditujukan

Editor: Wave Literature

Setelah ia berpikir sejenak, Jing Jiu pun lalu berkata, "Mungkin, pada akhirnya mereka akan berhasil. Mereka hanya tidak menyadari, bahwa hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Kakak memang telah berhasil, namun apakah ia pernah membayangkan, bahwa konsekuensinya akan menjadi seperti ini? Walaupun... Liu Shisui memang lebih kuat daripada Kakak dan juga diriku. Ia seharusnya mampu bertahan hidup dan melewati semua hal itu."

Kucing putih itu tidak tertarik pada murid yang bernama Shisui ini, namun ia bisa merasakan, bahwa Jing Jiu sangat peduli pada murid ini dan ia pun merasa terkejut karenanya, kucing itu lalu melirik ke arah Jing Jiu, seraya berkata dalam hati, Dulu, kamu sepenuh hati berlatih kultivasi, tanpa pernah memperhatikan hidup matinya makhluk - makhluk lain, baik itu manusia ataupun kucing. Bagaimana bisa kamu mengalami begitu banyak perubahan?

"Aku pergi dulu." ujar Jing Jiu.

Kucing putih itu pun tercengang, bulu - bulu yang ada di ekornya berdiri, ketika ia berpikir, Kamu ternyata berniat untuk pergi keluar dari gunung ini?

"Tidak terlihat. Tidak berpikir."

Jing Jiu lalu meletakkan jari telunjuk kanannya di depan kucing putih itu.

Kucing putih itu pun bergerak maju tanpa ia sadari dan sisi wajahnya dibelai oleh jari Jing Jiu.

Setelah beberapa kali mendapat belaian yang sangat nyaman itu, ia tiba - tiba merasakan bahaya, ia pun lalu bergegas kembali ke pinggir jendela, kemudian berbaring dan berpura - pura mati.

Ia tidak bisa melihat kemampuan yang dimiliki Jing Jiu, saat ini dan karena itulah, ia tidak menyerangnya, namun, ia tidak ingin berada dekat dengan Jing Jiu dan ini adalah caranya agar tidak mendapat masalah di masa yang akan datang.

White Ghost adalah Penjaga Green Mountains, yang memiliki kekuatan yang setara dengan setan - setan magis yang level Kultivasi nya teramat sangat tinggi, serta memiliki senioritas yang juga tidak kalah tingginya.

Selama bertahun - tahun, hanya ada dua orang di sembilan puncak gunung, yang mampu membuatnya merasa terancam dan bahkan takut.

Ia takut pada Jing Jiu, namun ia jauh lebih takut terhadap orang yang sifatnya berlawanan dari Jing Jiu.

Jing Jiu adalah orang yang tidak memiliki kepedulian, namun orang yang lainnya justru memiliki terlalu banyak kasih sayang.

Tidak memiliki kepedulian bukan berarti kejam.

Dan terlalu mengasihi pun tidak selalu menjadi hal yang baik.

"Ada, apakah kamu mau ikut pergi denganku?" tanya Jing Jiu.

Kucing putih itu lalu meliriknya dengan tatapan yang mencemooh.

"Seperti yang kamu tahu, Aku tidak begitu mengerti, bagaimana cara menghadapi orang - orang dan aku pun tidak pernah peduli pada orang lain." ujar Jing Jiu.

Kucing putih itu lalu menatapnya dengan penuh kebencian dan ia pun berpikir, Kamu ternyata tahu apa masalahmu itu!

Jing Jiu pun tidak lagi berbicara.

Kucing putih itu mengerti apa yang dimaksud oleh Jing Jiu, ia lalu mengulurkan tangannya yang lembut dan membuat isyarat di udara.

Kuku tangannya keluar dari jari - jarinya dan kuku - kuku itu terlihat jauh lebih menakutkan daripada sebuah pedang.

"Terima kasih."

Jing Jiu lalu kembali mengelus kepala kucing itu.

Kucing yang merasa tidak senang itu lalu menggigitnya, walaupun gigitan itu tentunya tidak melukai Jing Jiu.

...

...

Malam masih begitu gelap ketika Jing Jiu kembali ke Puncak Shenmo.

Ketika ia melihat pondok kayu kecil yang ada di depan lereng gunung, Jing Jiu lalu memutuskan untuk berjalan ke sana setelah ia berpikir untuk beberapa saat dan ia kemudian membuka pintunya untuk masuk ke dalam.

Gu Qing masih belum tidur, karena ia sedang membaca kitab pedang di bawah penerangan lampu minyak. Ia sangat terkejut melihat kedatangan Jing Jiu.

Ia sudah tinggal di Puncak Shenmo selama setengah tahun, namun ia belum pernah melihat Jing Jiu pergi meninggalkan puncak gunung, apalagi datang ke tempatnya.

"Tidak lama lagi, kita akan pergi dari tempat ini."

Jing Jiu lalu bertanya, "Apa kamu berencana untuk tetap tinggal di sini atau pergi ke luar?"

Gu Qing sekarang menjadi semakin terkejut, ia bertanya - tanya tentang keberangkatan mereka yang begitu tiba - tiba. Setelah beberapa saat terdiam, ia lalu bertanya, "Berapa lama kamu akan pergi?"

Ini adalah pertanyaan yang sangat penting.

Jing Jiu tahu, apa yang ia khawatirkan dan ia lalu berkata, "Kita akan kembali sebelum Turnamen Pewaris Pedang diadakan."

Setelah ia berpikir untuk beberapa saat, Gu Qing lalu berkata, "Aku akan tinggal di sini dan memfokuskan diri untuk berlatih teknik pedang, serta mengurus puncak gunung selama kalian tidak ada."

Jing Jiu pun tidak berusaha untuk membujuknya dan ia hanya berkata, "Beritahu monyet - monyet itu jika ada masalah."

Gu Qing tidak begitu mengerti apa yang dimaksudkan oleh Jing Jiu, di pikirannya monyet - monyet itu memang cerdas, namun bantuan apa yang bisa mereka berikan jika ada masalah yang terjadi? Atau siapa yang akan dicari oleh monyet - monyet itu untuk dimintai bantuan?

Namun, ia tidak bertanya ataupun meminta penjelasan pada Jing Jiu, tapi ia mengingat baik - baik apa yang baru saja dikatakan oleh Jing Jiu.

...

...

Keesokan paginya, ada sebuah pertemuan yang dilangsungkan di Green Mountains.

Entah apakah itu suatu kebetulan ataukah ada alasan yang lainnya, namun peraturan dalam pertemuan yang diadakan di Green Mountains mengalami sedikit perubahan, sejak Puncak Shenmo kembali dibuka dan Zhao Layue menjadi Pimpinan Puncak Gunung.

Di masa lalu, semua pedang dari masing - masing puncak akan berkumpul di Puncak Tianguang, dan suara dari para pimpinan puncak gunung bisa didengar dari pedang - pedang tersebut, namun sekarang, ada perwakilan yang datang dari puncak - puncak gunung yang datang ke Aula di Puncak Xilai untuk bertemu muka.

Seperti apa yang diduga oleh banyak orang, para pimpinan puncak gunung itu berpikir, bahwa akan sangat canggung jika mereka mengadakan pertemuan dengan seorang murid generasi - ketiga yang sekarang menjadi kolega mereka.

Hal ini dengan sangat cepat menjadi kenyataan. Entah disengaja atau tidak, Puncak Shenmo lagi - lagi tidak diberitahu tentang pertemuan kali ini.

Agenda utama dalam pertemuan hari ini adalah tentang kejadian yang terjadi di saat berlangsungnya misi penaklukan setan yang dilakukan oleh Puncak Liangwang di Kota Chaonan.

Elder Bai Rujing dari Puncak Tianguang sudah tidak bisa menahan amarahnya, ia pun dengan tegas meminta agar para pendekar pedang generasi - kedua segera dikirim ke Sungai Muddy untuk menangkap setan besar itu, jika ia masih hidup dan membawa tubuhnya kembali, jika ia telah mati, semua ini dilakukan untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi di bagian terdalam dari Sungai Muddy di malam itu.

Teriakan yang penuh kemarahan itu bergema di dalam aula yang besar itu. Namun, Mei Li dan yang lainnya tidak mengatakan apa - apa, karena mereka mengetahui alasan mengapa Bai Rujing begitu marah. Itu semua karena Liu Shisui masih belum sadarkan diri.

"Saudara Seperguruan yang lain telah memeriksanya dan ada begitu banyak racun yang menyebar di dalam tubuh Liu Shisui, namun... hal itu benar - benar aneh."

Elder Shi Mingxun dari Puncak Yunxing pun lalu berkata dengan nada mengejek, "Aku rasa, itu karena ia telah memakan sesuatu. Tunggu saja sampai ia bangun dan nanti, kita akan bisa menanyakannya langsung kepadanya."

Kerumunan orang - orang yang ada di aula itu tahu apa yang sebenarnya menjadi kecurigaannya. dan hal tersebut sebenarnya juga merupakan dugaan yang dimiliki oleh orang - orang yang lainnya.

Namun, Bai Rujing harus membela muridnya dan ia berkata dengan tegas, "Kebenarannya masih belum terungkap, jadi lebih baik kamu diam!"

Shi Mingxun mencibir dan berkata, "Aku ingin bertanya, jika kebenarannya memang belum terungkap, mengapa Jian Ruyun dikurung di ruangan batu?!"

Seperti yang mereka semua tahu, Jian Ruyun merupakan personal disciple dari Shi Mingxun sebelum ia bergabung ke Puncak Liangwang.

"Jian Ruyun tentu saja harus dihukum karena kegagalannya dalam melindungi murid - murid yang lainnya!"

"Pertarungan melawan iblis dan setan selalu penuh dengan bahaya. Apakah kamu berharap agar ia menjadi seorang pengasuh?"

"Shi Mingxun, kamu jangan pernah berpikir, hanya karena kamu memiliki hubungan dengan puncak gunung tertentu, maka kamu bisa bertindak kasar pada Puncak Tianguang kami!"

"Whoa, whoa, whoa! Kalian adalah puncak gunung pertama di Green Mountains. Sungguh sangat menakutkan. Apakah kamu berpikir, bahwa Puncak Yunxing kami adalah bawahanmu?"

Untuk beberapa saat, suara yang terdengar di Aula Xilai hanyalah suara teriakan Bai Rujing yang penuh amarah dan juga ucapan Shi Mingxun yang bernada mengejek.

Pimpinan Puncak Xilai hanya bisa menggelengkan kepalanya dan ketika ia akan menyela pertengkaran mereka, ia tiba - tiba merasakan sesuatu dan kemudian, wajahnya pun merengut, namun ia tetap tidak mengatakan satu kata pun.

Mei Li juga merasakan keanehan yang terjadi dan kemudian, melihat ke luar aula, ia bertanya - tanya tentang apa yang baru saja terjadi. Mengapa Hati Pedang nya terasa begitu tidak tenang?

Tidak lama kemudian, tersiar kabar yang berasal dari Pine Pavilion Selatan, yang sampai ke inner sect, dan kemudian, tersebar ke sembilan puncak gunung.

Zhao Layue dan Jing Jiu telah pergi.

Mereka telah pergi! Apakah mereka pergi begitu saja?

Dengan raut wajah yang sedikit berubah, Bai Rujing pun kemudian berkata, "Zhao... ia adalah Pimpinan Puncak Shenmo, bagaimana bisa ia pergi begitu saja?"

Aula Xilai pun menjadi hening dan para pendekar pedang generasi - kedua di Green Mountains itu kemudian saling berpandangan tanpa bisa berkata - kata.

Semua itu dikarenakan, Zhao Layue adalah Pimpinan Puncak Shenmo dan ia bisa pergi tanpa harus mendapat persetujuan dari siapapun.

Menurut peraturan yang ada di sekte, ia hanya perlu memberitahu Puncak Xilai dan mereka akan mencatatnya di Kartu Pedang nya, setelah itu ia bisa pergi kemanapun ia mau.

Ini adalah keistimewaan yang dimiliki oleh pimpinan puncak gunung.

Bahkan, jika ia tidak memberitahu Puncak Xilai, tidak akan ada orang yang bisa melakukan apa - apa kepadanya.

Namun, tentu saja situasinya akan berbeda jika Ketua Sekte tidak menyetujuinya.

Akan tetapi, Ketua Sekte hanya fokus pada Kultivasi nya dan sudah bertahun - tahun lamanya ia tidak pernah lagi mempedulikan hal - hal seperti itu.

Pimpinan Puncak Xilai hanya bisa tersenyum kecut dan kemudian berkata, "Nanti, aku akan pergi ke Puncak Tianguang untuk memberitahukannya kepada Ketua Sekte."

Mei Li lalu bertanya pada Lin Wuzhi, yang datang ke aula untuk melaporkan berita tersebut, "Apakah mereka mengatakan ke mana mereka akan pergi? Kapan mereka akan kembali?"

"Mereka tidak mengatakan apa - apa." jawab Lin Wuzhi dengan senyum getir yang terlihat di wajahnya.

Mei Li hanya bisa berharap agar mereka segera kembali.

Bagi para praktisi Kultivasi, berkelana dan menjelajah ke banyak tempat selama puluhan tahun merupakan hal yang sudah biasa dan banyak dari mereka yang ada di aula ini, memiliki pengalaman yang serupa. Namun, mereka telah mencapai level Free Travel, ketika mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan itu dan sudah semakin sulit bagi mereka untuk meneruskan perjalanan mereka menuju ke surga. Akan tetapi, Zhao Layue dan Jing Jiu masih sangat muda. Mengapa mereka begitu tidak sabar?