webnovel

Bab 7. Ini Tidak Seimbang!

CTANG!

PRANG!

SANK!

KRAK!

Kedua pedang itu menggasak satu sama lain di depan rumah itu. Percikan api terlihat setiap kali kedua besi sihir itu bergesekan.

Melihat dirinya tidak bisa menang, Ira melompat mundur sambil mengarahkan tangan kanannya ke depan.

"Wall Smash!" (Ira)

Dua dinding dari tanah muncul di antara Celicia palsu itu.

CTAK!

Setelah jentikan jari, dinding itu menabrak satu sama lain. Copycat yang berada di antaranya langsung terjepit oleh dinding itu.

Manusia biasa akan langsung remuk oleh kekuatan itu. Namun lawannya saat ini bukanlah manusia.

GUBRAK!

Dinding itu hancur berkeping-keping hanya dengan kekuatan fisik wanita itu.

"Begini saja?!" Dia memberi tatatapan yang mengejek pada lawannya.

"Belum..." Ira mencoba mengeluarkan beberapa sihir lainnya.

"Ice Burst!" (Ira)

Es yang berbentuk seperti taring muncul dari tanah. Bebatuan es itu mengelilingi peniru yang masih terdiam. Siapa saja yang berada di dalam lingkaran es itu, mereka akan membeku karena suhu yang kurang dari -20°C.

"Hahahaha!" Namun peniru itu malah tertawa terbahak-bahak. "Kau ini bodoh atau apa?! Bukannya kau sudah tahu jenis kekuatan ketuamu?! Lalu kenapa kau mencoba membekukanku?!"

Ira merasa bodoh karena diingatkan oleh musuhnya sendiri.

Berdasarkan apa yang dia tahu. Kekuatan Celicia adalah 'STRENGHT' yang artinya kekuatannya adalah buff(memperkuat) diri sendiri. Yanh artinya juga, kekebalannya bertambah.

'Bodoh, kenapa aku malah melupakan hal itu?!' (Ira)

'Jika serangan yang memberikan efek debuff padanya tidak berfungsi, maka aku mau tak mau harus menggunakan serangan langsung.'

'Meskipun luka yang kuhasilkan sedikit, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali!'

Dia mencengkram kuat pedangnya. Saat ini dia bukan harus bermain nyaman. Jika tidak, dia pasti akan kalah tanpa perlawanan yang berarti.

Pedangnya berubah menjadi tombak(spear). Gadis itu langsung mengambil ancang-ancang setelahnya. Hit and Run, itulah apa yang Ira akan lakukan.

Tombak yang meruapakan serangan jarak jauh. Benda itu dapat melukai lawan yang kuat dengan menjaga jarak. Ini adalah pilihan yang tepat saat ini.

Tapi tepat setelah dia mengganti senjatanya.

"Kelamaan!" (Celicia palsu)

Karena terlalu lama berpikir, peniru itu maju dan menyerang. Ayunan pedangnya diayunkan ke atas.

SLING!

Tapi Ira tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

Dia dengan segera melompat mundur dan menghindari serangan tiba-tiba itu.

"Oh, tidak bisa, ya?" Dia tersenyum cengegesan pada gadis yang habis mati itu.

Tapi, sama seperti lawannya. Ira tidak memberikan waktu pada peniru itu untuk tertawa cengegesan.

Tombaknya yang panjang dia tusukkan ke arah perut monster itu.

THRUST! PRANK!

Tusukan tombak itu ditepis oleh peniru itu.

"Jadi kita sama... Sama-sama tidak memberi ampun!" Dia membuat senyuman yang mengerikan.

Menggunakan kesempatan, Ira langsung memutarkan tombaknya ke belakang dan menebasnya dengan putaran penuh.

Incarannya saat ini adalah kaki itu. Tombak yang diputarkan itu berputar dan saat mau mengenai lawannya. Mata tombak itu diayunkan turun ke bawah.

SLASH!

Kaki peniru itu terluka.

"Augh! Awas kau!" Peniru itu mencoba meng-counter serangannya.

Namun...

WUSH!

Seperti yang dikatakan sebelumnya, taktik Ira adalah hit and run. Dia seketika melompat mundur setelah lawannya tertebas oleh tombaknya.

"Cih! Kau beraninya main jaga jarak denganku!" Peniru itu mengerang kesakitan.

"Inilah taktikku! Emangnya kenapa?! Apa kau mau menirunya?!"

Ucapan Ira adalah kesalahn besar.

Seketika senyum lawannya yang tadi berubah kesal kembali menjadi senyuman. "Ah, tawaran yang bagus!"

Pedang yang peniru pakai seketika berubah menjadi tombak(spear).

Tapi ada yang aneh setelah dia mengganti senjatanya. Dia menatapi wujud tombak ketua valkyrie itu. "Cih, tombak ini jelek!" Dia melempar tombak itu tanpa pikir panjang.

Dia langsung mengangkat tangan kanannya sejajar dengan bahu. Sebuah tanaman muncul dari tanah dan tumbuh dengan begitu cepat. Saat bunga dari tanaman itu mekar, sebuah tombak(lance) keluar dari dari dalam.

Sebuah tombak berbentuk seperti bunga mawar yang masih belum mekar muncul dari sana. Peniru itu mengambilnya tanpa melihatnya. Wajahnya tetap tersenyum meringis ke arah Ira.

"Ini baru tombak bagu-"

THRUST!

Lagi-lagi tanpa memberi kesempatan lawannya. Ira kembali menusukkan tombaknya dan membuat tangan kiri peniru itu putus.

"Jangan kebanyakan gaya, kita ini sedang bertarung!" Ira melotot ke arah peniru itu.

Meskipun tangannya putus, kini dia tidak lagi kehilangan senyumnya. Dia seakan sudah merasa kalau dirinya menang asalkan dia punya senjata itu.

"Bukan aku yang kebanyakan gaya... Tapi kau!" Setelah jeda yang singkat, tombak mawar itu dicabut keluar dari bunganya.

Bagaikan bom panci, puluhan bahkan ratusan duri bunga mawar keluar dari bunga yang kehilangan putiknya itu.

---

"DARK SHIELD!" Sebuah perisai muncul di depan Ira dan melindunginya dari duri-duri yang meleaat ke arahnya.

BAK BAK BAK!

Duri-duri itu menabrak kasar perisai yang muncul itu.

Saat melihat perisai itu, Ira sadar darimana asal perisai itu. Dia melihat ke kamar yang ada di rumah itu.

Sebuah kebahagiaan dan rasa lega bersatu dalam suka.

Di balik jendela itu, Randy menatap tajam Ira dengan memegang dadanya. Dia memberi anggunkan sekali sebagai isyarat. 'Kau pasti bisa!'

Mendapatkan semangat dari orang yang dia sayangi memanglah sumber energi utama. Ira yang tadi sudah kehabisan akal seketika berubah menjadi penuh rencana dan ide untuk mengalahkan peniru ini.

Gadis itu menutup matanya perlahan. Suara tabrakan duri mawar dia dengar di setiap detiknya. Dia menenangkan pikirannya.

'Jika ada lawan yang menggunakan senjata yang terus menyerang tanpa henti. Maka satu-satunya jalan yang harus dilakukan adalah menghancurkan alat yang terus menembakk itu.'

'Mendekat saat ini adalah hal mustahil. Aku tidak bisa bergerak melebihi balik perisai ini. Harus memikirkan cara lain.'

'Sihir? Tapi dia kebal! Eh, kebal?' Seketika Ira sadar. 'Yang kebal hanyalah dirinya, bukan bunga mawar itu!'

Dia mendapatkan titik cerah. Bagaikan jentikan air yang menetes, dia berhasil menenangkan pikirannya dan mendapatkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Perlahan, bibirnya terbuka dan mengatakan: "Rock Slide..." suaranya lirih tapi baku.

Seketika, 5 buah batu raksasa muncul dari Celicia palsu itu.

Dia melihat dengan wajah yang kesal. "Aku benci mereka yang memiliki sihir ini!"

Batu itu jatuh dan akan menimpa peniru itu dan alatnya. "Kau mengincar ini?! Tak akan kubiarkan."

Dengan satu tangan, dan tubuh yang tidak bisa berpindah. Peniru itu mencoba menusuk satu persatu batu yang jatuh itu.

Namun karena panjang tombak itu, dia mengalami delay untuk setiap tusukannya.

Jadinya, dia hanya bisa menghancurkan natu pertama dan terakhir. Sedangkan batu-batu lainnya berhasil mendarat dan menimpa bunga mawar itu.

"Berani-beraninya kau!" Dia menghardik ke arah gadis yang bersembunyi di balik perisai itu.

Namun dengan cepat, perisai itu lenyap. Di baliknya sudah ada Ira yang mau melempar tombaknya ke arah peniru itu.

Gadis itu tersenyum tipis ke arah lawannya. Keadaan sudah berbalik, kini Ira-lah yang tersenyum cengengesan.

"Selamat tinggal! Monster kecil!" Ucapnya sambil melemparkan tombak itu.

Sang peniru hanya bisa terpaku dan pasrah melihatnya. Kakinya sudah terluka, tangannya tinggal satu. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah pasrah pada takdir.

WUSH!

Tombak itu melesat ke arah kepala peniru itu.

CRAT!

Dan menembus kepala monster yang meniru ketuanya itu.

"Entah kenapa aku seperti menusuk ketuaku sendiri." (Ira)

Graaak!

Jendela kamar Randy terbuka. Dia lalu keluar lewat sana dan berjalan mendekat ke bekas medan pertempuran.

Saat berada di dekat gadis itu, Randy refleks memeluk gadisnya dengan sangat gembira.

"Terima kasih Ira... Dalor sudah memberi tahu semuanya. Semua yang kau lakukan dan alami."

"Maafkan aku, karena membiarkan diriku termakan..."