webnovel

Jadi Pahlawan Lagi?

Entah karena kesialan atau keberuntungan, Sakaki Hiyama baru saja dikirim ke sebuah dunia lain setelah mati gara-gara tertabrak truk dan tercebur masuk ke dalam sungai dalam keadaan mabuk. Di luar dugaan dia ternyata dikirim ke sebuah dunia lain yang dulu pernah diselamatkannya pada saat dia masih berumur 16 tahun, Eos. Dimulailah kehidupan Sakaki yang damai di dunia lain. Setidaknya aku, Sakaki, yang menarasikan semua ini berharap hal tersebut akan terjadi kepadaku tapi ternyata malah sebuah kehidupan yang penuh akan petualangan berbahaya dan juga pertarungan menantiku. Kenapa aku kembali jadi [Pahlawan] sih?!

MikaMika · Fantasy
Not enough ratings
26 Chs

Chapter 16

Aku dan Shigure baru saja sampai di desa sebelah tempat dimana para pasukan Undead akan melakukan penyerangan mereka dan kami sudah disambut dengan pemandangan yang seolah-olah sudah mengatakan kalau kedatangan kami begitu tepat.

Secara kebetulan juga kami datang dengan menggunakan magic Fly sehingga pendaratan kami seolah-olah begitu mirip dengan seorang superhero.

Karena debu yang naik akibat pendaratan kami secara terpaksa mata kmai harus terbuka lebar demi menangkap setidaknya bayangan dari lawan kami.

Tapi entah mengapa para Undead melihat kami dengan tatapan horor yang susah untuk digambarkan karena sejujurnya wujud mereka lebih menakutkan daripada kami.

Apakah ada yang salah?

Kemudian aku merasakan kalau ada sesuatu yang sedang menarik-narik lengan pakaianku.

"Hng?"

"Sakaki… tolong turunkan aku."

"Ah, benar juga."

Dengan cepat aku segera menurunkan Shigure dan kami berdua berhadapan dengan seorang Skeleton Knight, seperti yang sudah dibertahu oleh Leena kepada kami, dan pasukan Undead.

Di belakang pasukan tersebut terdapat para penduduk desa yang dimana mereka sekarang juga sedang memandangi kami semua.

Memangnya karena apa sih mereka terus memandangi kami?

Aku sendiri jujur tidak tahu alasannya tetapi hal yang lebih penting harus diurus di sini dan sekarang juga.

"Kau… siapa kau?"

"Haa?"

Aku langsung menoleh ke arah asal suara tersebut.

Suara yang berasal dari depan dan sepertinya dikeluarkan oleh sang Skeleton Knight yang sedang berada di atas kuda tanpa kepala.

"Siapa aku kah? Heeee… memangnya aku perlu menjawab pertanyaanmu itu?"

"Kalau kau tidak menjawab maka aku akan memberikan perintah kepada pasukanku untuk menyerangmu."

Aahhh… ancaman yang klise sekali.

Rasanya sampai aku ingin tertawa di sini.

Hanya saja tertawa di depan orang yang dimaksud adalah tindakan kurang sopan sehingga mari kita hindari hal macam itu.

Apa yang harus kulakukan adalah mengikuti alur serta arus dari pembicaraan dan dengan itu maka semuanya akan menjadi lebih lancar, setidaknya bagi sang lawan bicara dan karena aku seseorang yang lumayan 'sopan' akan lebih baik untuk menanggapinya.

"Halo semuanya selamat siang~ matahari telah berada di atas kepala~ masalah duniawi ada di depan mata~ aku adalah Sakaki Hiyama~ senang bertemu denganmu!"

Lalu hening.

Apakah ada yang salah dengan perkenalanku?

"Sakaki Hiyama katamu?"

Ahh, Skeleton Knight itu meninggikan suaranya.

Entah kenapa dia terasa begitu sebal dengan perkenalanku.

Menggunakan nama asliku sembarangan sepertianya adalah penyababnya tetapi itu bukanlah urusanku karena aku hanya menjawab pertanyaan serta memperkenalkan diri dengan jujur.

"Hoo, lalu gadis kecil di sisimu itu siapa? Keponakanmu?"

"Kau ini lumayan tidak sopan ya, dia ini partner-ku dan namanya adalah Hayamaru Shigure! Shigure, ucapkan salam."

"Se—selamat siang, eh… bukan itu Sakaki! Bukankah kita seharusnya menghadapi pasukan Undead ini?!"

"Wah, wah, sepertinya Shigure-chan hari ini lumayan bersemangat, apakah ada sesuatu yang bagus terjadi akhir-akhir ini?"

"Ini bukan masalah kejadian bagus atau bukan tetapi apakah kau tidak melupakan suatu hal yang penting?"

"Ah benar juga, sepertinya kita akan melewatkan pekerjaan kita dengan mengurus hal ini."

"Jangan menganggapku seolah tidak ada!"

Wah, sepertinya si Skeleton Knight marah karena tidak dipedulikan serta tidak bisa masuk ke dalam percakapan milik kami berdua.

Aku hanya bisa tertawa kecil sambil menepuk-nepukan tanganku seolah berusaha untuk menenangkan seekor binatang kecil dan aku melakukannya ke arah Skeleton Knight tersebut.

"Hahaha, hei kawan, jangalah terlalu tegang semacam itu nanti wajahmu akan jadi semakin pucat lho."

"Wajahku memang memiliki warna semacam ini karena wajahku adalah tengkorak itu sendiri!"

"Ahahaha, aku baru sadar lho. Ternyata memang beneran tengkorak, kalau kemasukan angin bagaimana rasanya?"

"Manusia dengan nama yang menyerupa sang Pahlawan Legendaris… kau sedang menggodaku kah?"

Kupejamkan mataku sebentar lalu aku mendengus pelan sementara Shigure di sampingku sedari tadi tidak bisa mengikut alur pembicaraan yang sudah kubuat dengan seenaknya.

"Ini bukanlah menggoda, melainkan salah satu strategi dalam perang yaitu melakukan provokasi kepada musuhmu."

"Provokasi… ah begitu kah caramu untuk bertarung… menunggu lawan menyerang dulu baru kau akan melawan."

"Sebenarnya tidak juga sih, aku hanya ingin mencari perkara dengan mu."

"Apa katamu?!"

"Uwawawa! Sakaki! Dia mulai memancarkan hawa yang menakutkan!"

Kembali kubuka kedua mataku lalu aku tertawa pelan ke arah Shigure.

Dia ini benar-benar mudah panik deh.

"Shigure ingat perkataanku sebelumnya, strategiku adalah provokasi."

"Ah, jadi ini bagian dari strategimu?"

"Kurang lebih begitu walau sebagian besar adalah keinginan pribadiku untuk membuat masalah dengan mahluk tengkorak itu."

"Aku tidak akan pernah bisa memahami jalan pikiran Sakaki pada saat bertarung."

"Kalau kau paham justru akan sia-sia karena strategiku dalam bertarung adalah memberikan dampak tak terduga baik kepada lawan maupun kawan dan akhirnya membawakan kemenangan itu sendiri."

"Uwah… terdengar keren namun juga merepotkan pada saat yang bersamaan."

"Yah, semacam itu lah Sakaki ini, Shigure."

Sebuah tawa kemudian keluar dari mulutku namun tawa itu berhenti dengan cepat pada saat aku bisa merasakan sebuah benturan tepat di sekitar daerah perutku.

"Ugyah!"

"Sakaki! Ada apa?!"

Aku langsung tertunduk ke bawah sambil melihat ke bagian perutku.

Ugh, apa ini?

Rasanya seperti ada sesuatu dengan kekuatan yang hebat membentur perutku namun pada saat aku melihat ke bawah ada sebuah batu yang baru saja tergelatak di sana.

"Batu?"

Aku langsung menoleh ke arah Skeleton Knight.

Dari posisi tangannya bisa ditebak kalau dialah orang yang baru saja melemparkan batu tersebut.

Walau ekspresi wajahnya tak terlihat tetapi aku bisa tahu kalau dia terlihat lumayan senang denagn reaksi yang kubuat dari benturan dengan batu tersebut.

"Bukankah aku sudah mengatakannya sebelumnya? Aku tidak suka dianggap tidak ada."

"Ahahaha, benar-benar deh. Kau menunjukan niatmu dengan begitu jelas tetapi kecepatan lemparan batumu melebihi monster biasa… siapa dirimu sebennarnya ya? Itu adalah suatu misteri yang perlu dijawab sekarang."

"Tidak mungkin aku akan memberitahumu dengan mudah, dasar manusia rendahan."

"Apakah mungkin kau adalah salah seorang dari 22 Calon Raja Iblis yang pernah kudengar?"

"Hah?!"

Dari reaksinya…

Sepertinya tebakan yang kubuat tepat.

Sepertinya Undead Skeleton Knight kita satu ini adalah salah seorang Calon Raja Iblis yang seperti pernah kudengar pada saat berbicara dengan bartender bar yang ada di penginapan tempatku dan Shigure menginap.

Masalah yang sampai membuat Ougon memanggil para pahlawan dari dunia lain sepertinya adalah ini.

Kemunculan para Calon Raja Iblis yang menginginkan tahta dan kedudukan dari Raja Iblis itu sendiri.

Skeleton Knight di depanku ini adalah salah satunya.

"Bagaimana kau bisa menebak hal semacam itu, manusia dengan nama menyerupai Pahlawan Legendaris?!"

"Asal tebak kok, jadi santai saja."

"Mana mungkin aku percaya!"

"Ahahaha, kalau reaksimu sampai seperti ini memang berarti kau adalah salah satu Calon Raja Iblis."

Aku secara perlahan mencoba untuk berdiri.

Shigure yang ada di sampingku juga membantuku.

"Calon Raja Iblis? Sakaki, apa yang sebenarnya kalian bicarakan."

"Setelah ini semua selesai nanti kita akan membicarakannya bersama, Shigure."

"Jangan berbicara seolah-olah kau ini bisa bertahan hidup setelah mengetahui siapa diriku!!"

Ah, dia benar-benar marah.

Si Skeleton Knight sekarang sedang dilahap oleh perasan penuh akan amarah dan kekesalan yang sepertinya tak akan reda sampai aku berhasil dibuatnya tutup mulut, dalam artian lain di sini adalah membunuhku.

Tetapi…

Mana mungkin kan aku akan semudah itu untuk dibunuh.

"Jadi siapa yang akan maju duluan pada akhirnya, kau atau aku?"

"Uguaaaaaaaaah!"

Pada akhirnya perkataanku sama sekali tidak dibalas oleh Skeleton Knight tersebut, dia bergerak maju duluan karena dibutakan oleh amarah.

Sementara aku?

Aku berdiri dengan penuh kepercayaan diri sambil tersenyum lebar.

Menunggu Skeleton Knight itu mendekatiku.

Di luar dugaanku ternyata gerakan kaki kuda tanpa kepala yang ditungganginya lumayan cepat juga sampai hanya butuh waktu hitungan detik dia sudah ada beberapa meter lagi untuk menghadapku.

Walah, walah…

Kalau tidak melakukan apapun sekarang aku bisa mati.

Jadi oleh karena itu aku harus melakukan sesuatu.

"Dasar bodoh! Beraninya kau menantang dan membangkitkan amarahku padahal kau sama sekali tidak membawa satu senjata pun! Aku yakin kau tadi menggunakan Fly tadi sudah menguras energi sihir milikmu!"

Sang Skeleton Knight mengeluarkan sebilah pedang dari udara kosong.

Pedang yang terlihat begitu gelap namun juga terang karena memanntulkan cahaya dari matahari langit di atas sana, pedang itu sama gelapnya dengan kegelapan itu sendiri.

Suatu pedang yang pasti sangat tajam serta akan membawa kematian kepada siapapun yang ditebasnya.

"Shigure segera mundur."

"Tapi!"

"Mundurlah saja dan lihat apa yang akan kulakukan."

Perkataan itu bukanlah permintaan melainkan perintah, Shigure pada akhirnya tidak meiliki pilihan untuk menurutinya.

Gadis berambut perak itu segera bergerak mundur untuk mengambil jarak denganku.

Sementara aku hanya bisa menunggu Skeleton Knight itu semakin mendekatiku.

"Matilaaaaaaaah!"

Teriakan yang menggelegar itu berasal dari suara milik sang Skeleton Knight.

Aku yang mendengarnya rasanya ingin berteriak balik tapi rasnaya pada saat seperti ini hal semacam itu terkesan merepotka jadi aku memutuskan untuk diam saja sambil menunggu dia terus mendekat.

Ayo, kurang beberapa langkah lagi….

Satu… dua… tiga… empat!!

Skeleton Knight itu sedang berada tepat di depan hadapanku.

Jarak kami hanya berkisar kurang dari dua meter lah.

Lalu aku pun tetertawa kecil sebentar.

Mulutku kemudian merapalkan sesuatu.

"Firewall…"

Sebuah rapalan mantra yang begitu pelan serta tak akan mudah ditangkap oleh lawan dengan mudah.

Dari udara serta tanah kosong mereka mulai muncul.

Mereka yang kumaksud adalah sekumpulan api yang dengan cepat membentuk tembok dan mulai bergerak ke depan untuk melahap sang Skeleton Knight beserta pasukan Undead miliknya.

"APA INI—?!"

"Seperti yang kau lihat ini adalah magic Firewall."

"Ti—tidak mungkin Firewall bisa memiliki panas dan daya hancur sekuat ini!"

"Oh? Itu sih karena aku melakuakn sedikit perubahan dengan apinya, jika biasanya api yang membara memiliki warna merah, kuning atau oranye maka lihatlah warna api yang ada di depanmu sekarang."

Sang Skeleton Knight tidak memiliki waktu untuk melihat api yang kubuat karena dia sudah terlanjur dilahap oleh api itu sendiri.

Aku sendiri yang melihatnya hanya bisa menggaruk pelan kepalaku.

"Sepertinya menggunakan api biru agak berlebihan."

Semua orang yang berada di sana, Shigure dan para penduduk desa yang berada di belakang pasukan Undead yang kini sudah ditelan oleh api, hanya bisa terdiam melihat apa yang kulakukan.

Semuanya hanya bisa terdiam.

Tidak bisa memahami apa yang baru saja terjadi.

Mereka hanya tahu satu hal.

Mereka baru saja melihat suatu pemusnahan massal yang menggunakan kekuatan yang amat hebat.

Aku sendiri hanya melemaskan jari-jariku dan membunyikan leherku sebagai pertanda kalau ini semua sudah selesai dan membuatku sedikit capek.