webnovel

Jadi Pahlawan Lagi?

Entah karena kesialan atau keberuntungan, Sakaki Hiyama baru saja dikirim ke sebuah dunia lain setelah mati gara-gara tertabrak truk dan tercebur masuk ke dalam sungai dalam keadaan mabuk. Di luar dugaan dia ternyata dikirim ke sebuah dunia lain yang dulu pernah diselamatkannya pada saat dia masih berumur 16 tahun, Eos. Dimulailah kehidupan Sakaki yang damai di dunia lain. Setidaknya aku, Sakaki, yang menarasikan semua ini berharap hal tersebut akan terjadi kepadaku tapi ternyata malah sebuah kehidupan yang penuh akan petualangan berbahaya dan juga pertarungan menantiku. Kenapa aku kembali jadi [Pahlawan] sih?!

MikaMika · Fantasy
Not enough ratings
26 Chs

Chapter 10

Aku hanya bisa terduduk sambil terdiam setelah berbincang bersama dengan sang pemilik bar yang telah memberitahuku akan apa yang sedang menjadi ancaman bagi Astalfit sekarang.

Ancaman yang datang kali ini adalah sesuatu yang benar-benar di luar dugaanku, pada awalnya aku mengira kalau ini adalah kebangkitan dari [Raja Iblis] atau semacamnya setelah dia kusegel, tapi sepertinya hal semacam itu tidak terjadi mengingat segel yang kuberikan begitu kuat dan tak mungkin bisa ditembus hanya dengan beberapa [Sihir] pelepas segel tak peduli betapa hebatnya [Sihir] mereka.

Pemilik bar meninggalkanku untuk mengurusi minuman di ruangan yang ada di belakang bar, sementara aku terus berpikir akan semua yang baru saja kudengar.

"Ternyata hal semacam itu yang terjadi…"

Aku bergumam sambil memicingkan mataku.

Dahiku mengerenyit, banyak sekali hal yang perlu dipikirkan sekaligus dicerna dari apa yang baru saja kudapatkan.

Tak lama kemudian, aku menghela nafas sambil berdiri dari tempat dudukku.

"Untuk saat ini aku akan diam saja, Shigure sepertinya tidak terlalu memikirkan hal ini,tak enak rasanya kalau sampai membuatnya panik."

Pada akhirnya kuputuskan untuk menutupi semuanya setidaknya sampai saat yang tepat tiba.

Aku pun berjalan kembali ke arah kamarku.

Dan di sana aku bisa melihat jika si gadis dengan rambut perak sebahu sedang meregangkan tubuhnya sembari berusaha untuk bangun dari tempat tidur yang mungkin terasa begitu nyaman dan hangat baginya.

Aku pun tersenyum kecil sembari berjalan ke arahnya.

Dia hanya bisa mengedipkan matanya selama beberapa kali sembari menoleh ke kanan dan ke kiri beberapa kali, dia kemudian mengadahkan kepalanya dan dia bisa langsung melihat wajah milikku.

"Sakaki?"

"Selamat pagi, Shigure."

"Uhh, pagi… bagaimana tidur anda?"

"Lumayan nyenyak, kalau kau?"

"Hehehe. Sama dengan anda."

Gadis ini bebicara dengan suara yang kecil dan terkesan tidak bertenaga tapi tetap terkesan imut, mungkin ini yang dinamakan rasa malas yang dirasakan pada saat baru saja bangun dari tidur.

Dengan mata yang terlihat masih bisa tertutup kapan saja, dia memandangku.

Aku pun menunjuk ke arah mulutku sendiri untuk menandakan kepadanya jika ada air liur yang menetes keluar.

Memahami gerakanku, ia mengusapnya menggunakan sebuah kain lap yang berada di sebuah meja dekat dengan tempat tidur dengan keadaan terhuyung-huyung.

Aku pun hanya bisa menghela nafas dan tertawa kecil melihat tingkahnya.

Sepertinya sudahlah menjadi pilihan yang tepat untuk tidak memberitahukan gadis ini mengenai takdir yang sedang menantinya di dunia ini, di Eos ini.

Gadis sepolos ini masih belum boleh mengetahui berbagai hal yang menanti dirinya…

Setidaknya sampai dia sudah bisa kuanggap bisa menjaga diirnya sendiri dan memiliki kepercayaan akan dirinya sendiri, hal itulah yang kuinginkan darinya dan pada saat itu juga aku akan memberitahu dia semuanya.

Aku berjalan ke arah jendela untuk melihat pemandangan dari kota dengan gaya abad pertengahan sekali lagi, matahari sudah mulai naik dan jalanan utama mulai dipenuhi oleh orang-orang yang bekerja atau terpaku kepada urusan mereka masing-masing.

Sepertinya sekitar saat ini mereka sudah buka…

[Adventure Guild]!

"Fumu, baiklah kalau begitu sudah kutentukan."

Shigure menoleh ke arahku sambil memiringkan sedikit kepalanya dan masih dalam keadaan terhuyung tentunya.

"Shigure, bersihkan dirimu dan bersiaplah, kita akan pergi sekitar satu jam lagi."

"Baik."

Tak ada tanda kegugupan sama sekali atau semacamnya dari Shigure, mungkin juga karena dia masih dalam keadaan setengah tertidur juga sih.

"Tapi sebelum itu, Sakaki…"

"Hmm?"

"Apakah anda sudah membersihkan diri anda?"

"Hahahah! Orang seper—ah… memang belum… tunggu sebentar kalau begitu."

Pasti ini karena bau badanku atau penampilanku yang agak acak-acakan yang membuat Shigure tahu jika aku belum membasuh muka dan melakukan hal semacamnya.

Aku segera melepas jubahku dan menaruhnya kembali ke hanger.

Lalu aku berjalan ke arah pintu keluar, kembali ke bar dan bisa melihat kalau sang pemilik bar telah kembali dari pekerjaannya tadi.

"Anu… ada yang ingin kutanyakan lagi."

"Ada apa?"

"Tempat untuk membersihkan diri di mana ya, mandi dan semacamnya."

"Oh kau bisa melakukannya di ruangan pojok yang berada di bawah tangga itu."

"Terima kasih banyak."

Akhirnya, sebelum Shigure, aku sudah membersihkan tubuhku dulu dan begitu aku kembali ke dalam ruangan kamar aku memberitahu Shigure letak ruangan untuk membersihkan diri, dia langsung pergi ke sana dan begitu kembali aku bisa melihat kalau dia sudah tampak hidup dan bersemangat lagi.

Selain itu dia jadi lebih segar dan memiliki wangi yang enak untuk dicium… lebih baik hal ini tidak kuberitahu secara langsung kepada Shigure atau mungkin saja dia akan memandang rendah diriku…

Untuk saat ini dia masih mengenakan pakaian ala seorang pedagang, aku sempat berpikir untuk membelikan dia pakaian lainnya tapi itu nanti saja, setidakanya setelah kami bisa menjadi seorang [Adventurer].

Benar, itu masih bisa menunggu.

Setidaknya sampai aku tahu [Skill] dan semacamnya milik Shigure jadi aku bisa memperhitungkan pakaian macam apa yang bisa dikenakannya.

Selain itu, aku juga ingin tahu [Blessing] macam apa yang dimiliki olehnya.

Itu nanti juga bisa diketahui kah…

Aku yang sedang mengenakan jubahku menganggukan kepalaku beberapa kali dan Shigure yang berada di belakangku sempat kulirik sebentar.

Dia sepertinya cukup tertarik dengan [Adventure Guild] ini karena matanya memandang ke arahku dengan penuh akan kilauan.

Yang seperti ini memanglah reaksi wajar dari seorang anak muda yang baru saja dikirim ke dunia lain sehingga aku serasa tidak memiliki pilihan selain tertawa karenanya.

"Mari kita berangkat."

"Aa. Tentu saja, Sakaki."

Entah mengapa sedari tadi mendengarnya menyebutkan sebagai Sakaki masih terkesan aneh meskipun aku sendirilah yang memintanya, sebisa mungkin aku harus menyesuaikan diri dengan ini juga.

Soalnya kami adalah partner juga sekarang.

Aku mulai membuka pintu kamar dan berjalan menuju arah ke bawah, sekali lagi.

Dan kami menitipkan kunci kamar kepada pemilik penginapan yang berada di konter lainnya.

Lalu dimulailah perjalanan kami kembali, dengan tujuan sekarang adalah [Adventure Guild].

Aku dulunya pernah bergabung dengan [Adventure Guild] pada saat masihlah menjadi seorang [Pahlawan] muda tapi sepertinya keangotaanku juga telah hilang di saat yang bersamaan dengan diriku kembali ke duniaku yaitu 8 tahun yang lalu.

Sudah begitu lama juga jadi ini berarti aku kembali memulai segalanya dari nol kah.

Tidak buruk.

Aku tinggal bekerja keras lalu berusaha untuk meraih segalanya kembali, hal semacam itulah yang harus kulakukan dan dengan itu aku akan bisa membuktikan kepada si loli pirang alias Shizuka kalau diriku ini adalah seseorang pantas untuk dipanggil sebagai [Pahlawan], hanya itulah yang ingin kutunjukan.

—***—

Ini hanya perasaanku atau apa…

Tapi tidakkah bangunan dari [Adventure Guild] telah berbeda jauh daripada saat terakhir kali aku melihatnya?

Sebelumnya bangunan dari [Adventure Guild] hanyalah semacam rumah minum berlantai dua, sejak kapan bangunannya berubah menjadi seperti gedung dengan lima tingkat?

Dilihat darimanapun juga perubahan ini terlalu drastis!

Aku tak bisa menenangkan diriku selain dengan membuka mulutku lebar-lebar dan mengeluarkan suara aneh.

"Sakaki… Sakaki!"

Aku merasakan kalau tubuhuku sedang digoyang-goyangkan dan namaku telah dipanggil oleh seseorang.

Dengan cepat aku kembali berusaha untuk kembali tenang setelah mengeluarkan reaksi yang bodoh sekaligus berlebihan.

Aku menoleh ke arah Shigure yang berada di sisiku, dialah orang yang menggoyangkan dan memanggil diriku.

"Ahh, ada apa?"

"Kenapa anda sedari tadi hanya diam saja sambil melihat ke arah bangunan [Adventure Guild]?"

"Itu sih karena… aku hanya menyadari betapa berbedanya tempat ini daripada saat aku terakhir melihatnya."

"Berbeda?"

"Uhm, perbedaan yang begitu jauh dari bentuknya sekarang."

Dulu tempat ini begitu kumuh dan membuat orang-orang bertanya apakah memang ada orang yang bisa masuk ke sana tapi sepertinya imej macam itu sudah dihilangkan, buktinya tempat ini menjadi lebih mewah bahkan terkesan jauh lebih bagus daripada bangunan yang ada di sekitarnya.

Lebih baik sekarang aku mencoba untuk memasukinya agar mengetahui bagaimana keadaan di dalamnya juga untuk menyelesaikan urusan kami berdua.

Aku tidak gugup, hanya terkejut saja jadi tidak ada yang perlu untuk dikhawatirkan.

Kakiku melangkah maju ke depan, Shigure mengikuti di belakang seperti biasa.

Sama seperti penginapan dimana kami menginap sebelumnya, pintu masuk menuju bagian dalam [Adventure Guild] adalah semacam pintu ganda yang sering sekali kulihat di berbagai film barat.

Begitu aku masuk ke dalam bisa kurasakan tatapan mata dari orang-orang yang berada di dalamnya.

Perasaan yang begitu berbeda pada saat aku mendapatkan tatapan di penginapan.

Tatapan orang-orang yang berada di sini lebih terkesan sebagai wujud dari kewaspadaan akan sesuatu yang tak mereka kenal.

Dalam kasus ini, itu merujuk kepada diriku dan penampilan anehku yang tentu saja mencolok.

Berpenampilan serba hitam dengan rambut yang berwarna putih layaknya rambut seorang pria tua, ditambah lagi mata emas yang bergerak ke sana ke mari untuk melihat keadaan sekitar, itulah aku.

Semuanya terfokus kepada salah satu dari ketiga hal tersebut.

Kali ini Shigure juga menjadi korban dari tatapan mata tak mengenakan juga.

Dia memegangi ujung lengan pakaianku, wajahnya menunjukan kalau dia sedang gugup dan juga ketakutan, sepertinya dia memang tipe yang mudah demam panggung.

Tak lama kemudian karena saking ketakutannya dia juga mulai melingkarkan tangannya ke lenganku…

Uhh, ini bisa membuat orang-orang salah paham lho.

Sekarang, selain tatapan akan rasa kewaspadaan aku juga mendapatkan tatapan yang penuh akan perasaan iri dari para laki-laki dan itu bukanlah sesuatu yang kubutuhkan sekarang, kalau itu terjadi di dunia sebelumnya maka aku akan berteriak penuh akan gelora semangat tapi kalau di sini hal semacam ini bisa menyebabkan kematianku.

Sang gadis berambut perak yang sedang melingkarkan tangannya ke lenganku ini adalah sesuatu keberadaan yang sampai sekarang masih sulit kupercayai dekat denganku.

Bagaimana tidak?

Shigure adalah seorang gadis yang cantik dan juga manis di saat yang bersamaan, dia memiliki dua elemen ini di saat yang bersamaan dan hal itu jugalan yang membuatku tak bisa membantu diriku selain menganggap aku ini berdelusi atau semacamnya.

Bulu mata yang panjang, bibir yang berwana merah muda yang terlihat begitu menggoda, mata berwarna biru yang begitu besar layaknya permata, dan juga sifat baik hatinya sampai mau membela seorang paman berusia 27 tahun ini dari pendapat temannya…

Dilihat dari manapun ini antara diriku yang berdelusi atau kenyataan yang terlalu manis sedang berputar bagiku.

Hal pertama adalah sesuatu yang tak mungkin soalnya seluruh sensasi yang kurasakan darinya terasa begitu nyata sehingga aku tak memiliki pilihan lain selain menganggap jika hal kedua adalah hal yang benar tapi meskipun begitu masih sangat susah untuk mempercayainya!

Ah! Sekarang ini bukanlah saat yang tepat untuk memikirkan hal semacam ini, yang kupikirkan seharusnya adalah untuk menjadi seorang [Adventurer] sekarang bukan memikirkan situasi akan pandangan sosial kepadaku.

Tapi aku juga bisa menangkap dari pandangan orang-orang kalau mereka mengira aku ini adalah semacam lolicon juga…

Ahh, aku ingin rasanya segera pergi dari sini sekarang juga tapi ada hal yang harus kami urus.

Setiap kali kakiku melangkah tercipta suara yang terkesan renyah dari lantai kayu yang kupijak.

Kami berjalan menuju arah konter [Adventure Guild].

Di sana berdirilah seorang pria dengan penampilan macho dan dia juga tidak memiliki rambut atau dalam bahasa kasarnya botak.

Dia mengingatkanku dengan salah satu tokoh yang sempat ngehit karena bisa menghabisi musuhnya dalam satu kali pukulan tapi bedanya orang ini memiliki kulit lebih gelap dan kesan gahar sekaligus tak bisa diremehkan terpancar dari dirinya.

Setelah sampai di depan konter aku pun mulai membuka mulutku untuk mengutarakan niatku ke sini.

"Permisi, kami ingin menjadi [Adventurer]."

Sebelah alis milik pria botak macho tersebut naik ke atas dan pandangannya terasa sama tidak mengenakannya dengan orang lain yang berada di sini, dia seolah-olah sedang berusaha untuk menelanjangiku dengan pandangannya tapi dia tidak melakukan hal semacam itu kepada Shigure.

Hoi, jangan-jangan dia homo ya?

Kalau benar begitu maka semua ini benar-benar buruk.

Tapi perkataan berikutnya darinya membuatku tertawa kering.

"Kau ingin jadi seorang [Adventurer]? Dengan usiamu sekarang?"

Hahaha, aku benar-benar tertawa kering.

"Uhh, benar…"

Kenapa aku merasa tersinggung dan juga agak kesal di saat yang bersamaan sekarang ya?

Maksudku, apakah dia baru saja memandang rendah diriku?

Kalau memang benar demikian aku ingin sekali melontarkan satu pukulan ke wajah orang ini tapi sayangnya kalau aku melakukan hal semacam itu maka dapat dijamin kami tidak akan bisa menjadi [Adventurer].

Di setiap kota hanya ada satu [Adventure Guild] dan sekarang kami sedang berada di [Steelfit], Ibukota dari seluruh negara [Astalfit] ini dan letak kota terdekat lumayan jauh dari sekarang.

Keputusanku sekarang adalah untuk menahan diri saja.

"Jadi yang ingin jadi [Adventurer] hanya dirimu ya, akan kuambilkan formulir—."

"Ambilkan dua formulir."

"Eh?"

"Seperti kataku, ambilah dua formulir, satu untukku dan satunya adalah untuk gadis perak ini."

"Kau serius?"

"Apakah aku kurang tegas?"

Si botak macho terlihat ragu-ragu untuk mengikuti pertanyaanku tapi pada akhirnya dia menurutinya dan kembali dengan dua formulir di tangannya.

"Silahkan."

"Terima kasih banyak."

Nah, sekarang…

Saatnya untuk memastikan beberapa hal.

"Shigure."

Aku memanggil namanya dan dia segera menole ke arahku.

"Ada apa, Sakaki?"

Aku mengambil formulir yang ada di atas meja konter dan mendekatkannya ke arah Shigure.

"Apakah kau bisa membaca tulisan ini?"

"Uhh…"

Dia menjadi ragu-ragu selama beberapa detik pada saat aku menunjukan formulir tersebut ke arahnya.

"Aku seperti bisa membacanya tapi di saat yang bersamaan juga tidak bisa."

Sudah kuduga.

Sama sepertiku sebelumnya, dia tidak bisa membaca jadi apalagi menulis dan mengisi formulir akan menjadi suatu pekerjaan yang mustahil.

Tapi dia bilang seperti bisa membacanya kah… berarti dia memiliki kemungkinan untuk diajari dengan cepat nanti.

"Berarti aku tak bisa membiarkanmu mengisi formulir ini, aku yang akan menggantikanmu untuk mengisinya jadi jawab saja seluruh pertanyaanku nanti."

"Uhh… baik."

Mendengar perkataanku, Shigure menurut saja.

Aku pun menanyakan dia berbagai informasi pribadi yang dibutuhkan untuk mengisi formulir tersebut dan tentu saja aku harus memalsukan beberapa hal agar kami tidak mencolok.

Setelah selesai mengisi formulir untuk Shigure, aku dengan cepat mengisi satu untuk diriku sendiri.

Aku kemudian menyerahkan formulir yang telah diisi kepada sang botak macho.

Dia terlihat sedikit tidak percaya dengan informasi yang telah kami berikan tapi sepertinya dia memahami jika ada suatu hal yang membuat kami harus melakukan sedikit perombakan atas beberapa informasi sehingga dia membiarkannya, wajah miliknya sudah menunjukan segalanya.

"Kalau begitu sekarang tolong ikuti diriku."

Si botak macho pun berjalan keluar ke arah konter dan menuntun kami berdua ke arah sebuah ruangan yang berada di pojok.

Ah, tentu saja kami harus melakukan itu…

Begitu kami sampai di ruangan tersebut, sebuah batu besar berwarna transparan sedang berdiri di atas sebuah pillar pendek.

Batu tersebut berada tepat di tengah ruangan.

Shigure memasang wajah kebingungannya sambil memandang ke arahku.

Aku yang menyadari ini pun buka mulut.

"Itu adalah sebuah batu suci yang digunakan untuk memperhitungkan [Rank] dan [Skill] yang dimiliki oleh kita… namanya adalah [Estimation Stone]."

"Ohh, di luar dugaan kau tahu banyak juga, rambut putih."

Belum apa-apa aku sudah mendapatkan nama panggilan dari si botak macho kah, tapi aku memang sudah menentukan nama panggilan secara seenaknya di dalam pikiranku buat dia sih.

"Tentu saja aku tahu, hal semacam ini bukankah sebuah pengetahuan dasar untuk mereka yang ingin jadi seorang [Adventurer]?"

"Ada benarnya juga. Sepertinya kau memang serius soal hal ini."

Sebenarnya aku tahu karena sebelumnya pernah mencobanya juga sih tapi sudahlah, hal semacam itu tak penting juga untuk kuberitahukan.

Shigure kelihatannya masih kebingungan, dia terlihat ingin tahu bagaimana caranya batu tersebut bisa mengukur [Rank] dan [Skill] milik orang yang menggunakannya.

"Kita cukup meletakan tangan kita di atas batu itu maka semuanya akan diproses secara otomatis jadi janganlah khawatir, tidak ada hal aneh yang harus kita lakukan."

"Hoo…"

Mendengar perkataanku, Shigure menganggukan kepalanya selama beberapa kali.

"Jadi siapa yang akan mencoba terlebih dahulu?"

Sebenarnya aku ingin tahu estimasi akan [Rank] dan [Skill] juga berbagai macam hal soal Shigure tapi hal semacam itu juga bisa kuketahui cepat atau lambat dan juga…

Gadis ini…

Saking gugupnya sampai meneteskan keringat dari wajahnya.

Dengan mata yang menunjukan kalau dia tidak yakin dengan segalanya, dia menatapku.

Aku pun mendesah dan berjalan ke depan duluan.

"Baiklah biarkan aku yang mencobanya terlebih dahulu."

"Cukup taruh telapak tanganmu ke bagian manapun dari [Estimation Stone]."

Aku melakukan apa yang telah diperintahkan oleh si botak macho dengan agak malas-malasan.

Hal yang tidak kuduga terjadi.

Secara tiba-tiba [Estimation Stone] tersebut mengeluarkan cahaya terang yang memenuhi ruangan begitu telapak tanganku menyentuhnya…

Oi, oi, bukankah ini berarti itu akan terjadi ya?

Maksud dari 'itu'adalah salah satu event yang sering dirasakan oleh mereka protagonis dari cerita Isekai, dimana mereka menemukan jika diri mereka adalah seseorang yang luar biasa kuat.

Yah, untuk diriku mari lihat saja~