Ketika berkata seperti itu, nada suara Ji Chicheng penuh tekad untuk menang. Seperti seorang raja yang ingin mendominasi, sehingga tidak ada orang yang berani membantahnya.
Qi Helian yang sedang minum tiba-tiba ia berhenti minum. Sambil membuka matanya lebar-lebar ia menatap Ji Chicheng, "Ji Chicheng!"
Yang diucapkan Qi Helian adalah sebuah peringatan untuk Ji Chicheng.
Meski sebelumnya Qi Helian sempat merasa curiga saat melihat wajah Ji Anning, Tapi ia benar-benar terkejut saat Ji Chicheng secara terang-terangan menunjukkan hatinya yang licik di hadapannya.
Ji Chicheng mengalihkan pandangannya dan ekspresinya juga tampak tenang. Kemudian Qi Helian pun berkata, "Ji Chicheng, kamu bisa mendapatkan karma karena niat jahatmu ini."
Ji Chicheng melihat Qi Helian dengan tenang.
Qi Helian menunjuk ke arahnya sembari berkata, "Dia adalah…"
Qi Helian melihat sekeliling sambil berpikir sejenak, lalu ia pun melanjutkan ucapannya dengan nada yang rendah, "Dia adalah calon istri dari keponakanmu, keponakan kandungmu."
"Hmmm." Ji Chicheng hanya bergumam, dan matanya yang gelap seperti burung yin memandang kejauhan, perlahan tatapannya berubah menjadi dingin, sedingin es.
Auranya juga dingin, sehingga membuat orang lain merasa takut saat melihatnya.
Qi Helian sudah paham dengan sikap dan perilaku Ji Chicheng. Biasanya ia tidak akan langsung mengungkap apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Namun jika ia sudah berani mengungkapkan isi pikirannya, itu berarti bahwa apa yang akan ia lakukan itu akan berhasil 100%.
Sehingga yang akan Qi Helian lakukan saat ini bukanlah melarang Ji Chicheng untuk mengurungkan niatnya itu, namun ia justru akan membantunya… melakukan kesalahannya.
Ia juga tidak tahu apakah yang akan ia lakukan itu benar atau salah.
Ji Anning meminta Minnie untuk mengambilkan baju warna putih miliknya sendiri. Ia sengaja memilih kaos berkerah untuk menutupi lehernya, sehingga bekas cupang yang ada di dadanya tidak terlihat.
Setelah turun dari mobil, ia menyisir rambutnya sambil berjalan. Rambutnya yang basah kuyup karena air laut itu banyak yang rontok. Rambutnya diurai itu masih terlihat berantakan meskipun ia sudah mencoba merapikannya.
Ji Chicheng melihat Ji Anning yang sedang berjalan mendekat padanya, dan ia dengan sengaja perlahan membuang muka.
"Mengapa kamu tidak mencuci rambut Nona Ji?"
Ketika Ji Anning dan yang lainnya sudah mendekat, Qi Helian mengerutkan kening dan bertanya pada asistennya yang bernama Minnie.
Minnie mengerutkan bibirnya dan berkata dengan prihatin, "Hmm, rambutnya banyak yang patah, dan kulit kepala bagian kanannya terlihat bengkak. Sebaiknya jangan terkena air dahulu hari ini."
Mendengar ini, Ji Chicheng langsung mengepalkan tangannya yang saat itu di letakkan di atas kedua kakinya. Tatapan matanya tampak tajam dan emosinya mulai memuncak.
Seketika Qi Helian langsung melirik Ji Chicheng, ia mengamati reaksi Ji Chicheng, kemudian dengan tenang memerintahkan asisten yang ada di sebelahnya, "Mickey, bilang ke sutradara Wang dan katakan, shooting hari ini dibatalkan."
Ji Anning tidak peduli shooting akan terus berlanjut atau tidak, dan itu juga bukan tanggung jawabnya.
Saat ini Ji Anning hanya ingin cepat-cepat pergi dari sini. Lagi pula di sini juga ada Qi Helian. Akan menarik perhatian banyak orang jika ia terlalu lama bersamanya. Jika ada paparazi yang diam-diam mengambil foto mereka, atau pun ada orang lain yang mengatakan bahwa ia menjadi pemeran pengganti, keluarga Ji akan tahu kenyataan yang sebenarnya.
Ia berpikir sambil berjalan ke arah Ji Chicheng. Kemudian ia pun kembali memasang senyum di wajahnya lalu ia berkata, "Paman, aku akan kembali duluan."
Ji Chicheng menundukkan kepalanya, ekspresinya selalu terlihat acuh tak acuh. Ji Anning tidak menunggu Ji Chicheng menjawab, ia langsung berbalik dan pergi.
Saat melihat Ji Anning hendak pergi, Qi Helian seketika langsung melirik Ji Chicheng yang saat itu masih pandangannya masih melihat ke bawah ekspresinya tampak tenang.
Ia benar-benar sangat pandai berakting!
Dalam hati Tuan Muda Qi merasa sangat kesal pada Tuan Muda Ji. Ketika ia mendongakkan kepalanya, saat itu Ji Anning sudah melangkah cukup jauh. Kemudian ia pun berteriak, "Calon Istri Jingfeng, tunggu sebentar."
Ya, Qi Helian sengaja melakukan hal ini pada Ji Anning.
Setelah berteriak seperti itu, ia tidak lagi melihat wajah Ji Chicheng ada di sana. Namun ia bisa membayangkan wajahnya yang suram seperti tokoh sejarah Bao Zheng meski saat itu ia tidak sedang memandangnya.
Hmmm, siapa suruh Ji Chicheng berpura-pura menjadi dingin dan sombong.
Ji Anning mendengar Qi Helian memanggilnya. Meskipun ia merasa sangat enggan, tapi untuk menghormatinya akhirnya ia pun berhenti, berbalik dan menatapnya dengan bingung, "Tuan Muda Qi, ada apa?"