23 Bab 23. Sensitif

Kamu pikir aku akan percaya, Jika seorang pembohong akan melakukan kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongannya yang lama, dan hal itu yang suamiku katakan aku yakin saat ini kamu sedang melakukan kebohongan lain Kamu pikir aku ini bodoh kamu pikir aku ini akan percaya kepadamu, dengan mengarang cerita yang baru, aku mohon kembalikan uang yang kamu pinjam jika tidak aku akan segera melaporkan kamu ke pihak Kepolisian. " kata Hani sambil berlalu pergi Hani menggenggam tangannya yang bergetar karena Hani tidak pernah berbicara dengan emosi.

Akhirnya dengan terpaksa Rey mengembalikan sisa uang belum ia pergunakan saya besar 300 juta arena uang yang 200 juda sudah ia pergunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temannya.

"Maaf Hani Aku hanya bisa mengembalikan uang sebesar 300 juta aku sudah transfer ke rekening mu sisanya yang aku minta waktu, Aku akan segera melunasinya. karena Rey takut dengan ancaman Hani apalagi Hani semakin menjauhinya akhirnya dengan terpaksa Rey menjual tas dan sepatu branded nya untuk menambah membayar sisa hutang kepada Hani .

Setelah melunasi semuanya baik akhirnya Rey keluar dari kampus dan pindah ke kampus lain, untuk mencari mangsa yang lain. biasanya jika kedoknya sudah ketahuan Rey selalu pindah rumah dan pindah kampus, dan tidak pernah mengembalikan uang yang ia pinjam dari sahabat barunya , tapi karena Hani mengancam akan melaporkan dirinya kepada pihak kepolisian apalagi tahu posisi suaminya yang mempunyai pengaruh di masyarakat sehingga ada sedikit ketakutan pada diri Rey, Hani atau suaminya melaporkan Rey ke penjara.

"Sayang.. ternyata kamu benar setelah aku ancam akan aku jeblosan ke dalam penjara, Rey membayar hutangnya mungkin saja ia belum mempergunakan uang tersebut sehingga ia kembalikan lagi."Kata Hani.

"Dia transfer dua kali kan, berarti dia sudah menggunakan sebagian uang tersebut , soalnya untuk melunasi hutang dia sama kamu , anak buah ku bilang Dia menjual sepatu dan tas brandednya."

"Waah kasihan padahal tas dan sepatu itu sangat ia sukai, apa aku terlalu kejam yah.. padahal ga perlu juga dia jual semua itu, aku kan ikhlas memberikan itu semua buat dia sebagai upah udah ngajarin aku nyetir." kata Hani.

"Biarin aja sayang dia kan udah puas dapet 200 juta buat foya-foya sama temennya.. mana ada upah nyetir sampai ratusan juta, kamu itu terlalu polos, gampang di manfaatin sama orang.. pinteran dikit kek, kamu itu bentar lagi juga mau jadi emak-emak.. musti sedikit pintar jangan oon terus." Mendengar omelan suaminya yang lain dari biasanya, dan agak sedikit menyinggung membuat Hani cemberut, lalu berkaca-kaca dan akhirnya menangis Bombay.. yah perasaan orang sedang hamil memang sensitif, dan Bagas tidak mengetahui hal itu.

"Hey kenapa kamu menangis.. semua yang aku katakan itu memang benar, tapi kok kamu malah menangis." Hani tidak menjawab.. ia lantas masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya.. dan menangis sekeras-kerasnya.. Hani merasa sakit hati di bilang oon, polos dan ga pinter. Hani tahu ia memang tidak sepintar wanita yang lain, tapi kan Hani adalah istrinya apalagi ia sedang hamil, seharusnya ia lebih di sayangi, dicintai dandi perhatikan di jaga perasaannya.

Bagaspun panik apalagi mendengar tangisan Hani semakin keras. "Sayang aku minta maaf kalau menyinggung perasaan kamu.. aku minta maaf.. ayolah sayang buka pintunya.. kamu itu lagi hamil tidak boleh stress, tidak boleh sedih, aku minta maaf aku lupa ga jaga hatimu.. aku saking kesalnya jadi ngomongnya keceplosan.. maafin aku sayang.. maaf yah.. kamu boleh minta apa saja .. asalkan kamu ga marah lagi.. aku mohon, kasian baby nya sayang kalau kamu sedih dia ikut sedih juga.. " Kata Bagas sambil mengetuk pintu.. ia benar-benar menyesal sudah berkata seperti itu kepada istrinya, karena kesal dengan kelakuan istriya yang terlalu polos, dan di manfaatin orang lain.

Karena Hani tidak membuka pintu terus, Bagas akhirnya tidur di ruang kerja sambil menyelesaikan pekerjaannya, Bagas males kalau untuk mendobrak pintu selain dia sudah lelah bekerja , Bagas juga males nanti harus manggil tukang untuk memperbaikinya, Bagas merasa mungkin saat ini hani butuh sendiri untuk menenangkan dirinya.

Hani yang merasa heran tidak mendengar lagi suara Bagas, menyangka Bagas sudah pergi, Hani pun tidur sambil menghapus air matanya dan menggerutu. "kalau aku ini oon, bodoh kenapa kamu mau menikah dengan aku.. menikah saja sama wanita pintar.. jangan sama aku.. hik..hik.. " Tangis Hani pun kembali pecah.

Bagas tertidur sambil duduk di meja kerjanya. ketika Hani terbangun tengah malam dia mencari keberadaan suaminya, Hani mencari ke kamar tamu tapi tidak ada, ke ruang tamu, ruang keluarga tidak ada , ada perasaan sedih karena Hani takut Bagas meningalkan dirinya apalagi Hani sedang hamil, bagaimana bisa ia hidup sendiri tanpa suaminya.. ketika Hani berjalan menuju kamarnya kembali ia melihat ruang kerja bagas lampunya masih menyala, Hani lupa hanya ruangan itu yang belum ia periksa, dan benar saja bagas berada di ruangan itu sedang tertidur dengan pulasnya dalam kondisi duduk di meja kerjanya.

Hani merasa bersalahn karena dirinya lah suaminya tidur dalam keadaan duduk. "Kasian Mas Bagas pasti nanti pinggangnya sakit, bbobo sambil duduk seperti itu."Gumam Hani.

"Mas.. mas.. bangun Mas.. tidurnya di kamar.. nanti mas sakit pinggang lho.. " Kata Hani. Bagaspun bangun sambil mengucek matanya dan melihat jam tangannya, dan melihatnya pukul 12 malam.

"Kamu sedang apa disini, ayo tidur lagi ini baru jam dua belas malam nanti kamu sakit kalau kurang tidur, kalau kamu sakit, dede bayi dalam kandungan kamu juga bisa ikut sakit.. aya bobo lagi sayang.. "kata Bagas, kata-kata bagas kali ini yang begitu perhatian kepadanya membuat Hani kembali menangis padahal Hani sudah banyak menagis sebelum tidur hingga matanya sudah bengkak.

"Kok kamu nangis, Mas ngomongnya salah lagi yah.. sayang maafin mas yah, kamu jangan banyak nangis dong, lihat matamu sudah sembab seperti itu, kasian juga bayinya kalau kamu sedih terus." Bujuk Bagas.

"Aku terharu dengan perhatian mas.. maaf yah aku jadi cengeng, mudah nangis dan mudah tersinggung sejak hamil, "Kata Hani.

"Ya itukan karena hormon kehamilan sayang, kadang mas lupa kalau orang hamil itu sensitif, dan ga jaga ucapan mas, kamu harus maafin mas yah, dan jangan kamu masukin ke hati yah.. " Kata Bagas.

"Ya mas.. ayo kita tidur aku masih ngantuk.. dan pengen tidur di peluk sama Mas." Kata Hani, Akhirnya mereka kembali ke kamar dan tidur diatas ranjang, Bagas memeluk dan mencium puncak kepala Hani dengan lembut.

avataravatar
Next chapter