webnovel

It's not goodbye

Arran Caesar seorang pria muda kaya pewaris tunggal perusahaan berlian ‘Diamond’s Corporation’ yang di gosipkan adalah seorang Gay ternyata memiliki penyakit Philophobia ketakutan untuk jatuh cinta. Orang tua dan teman-temannya sudah berusaha semampu mereka untuk membantu tapi hasilnya tetap sama. Gagal. Pria tampan dengan segala kesempurnaan yang di milikinya harus menyandang gelar seorang Gay. Arran Caesar sudah tidak peduli tentang penyakit dan gosip miring yang mengatakan dirinya seorang Gay. Demi meredam gosip miring tentangnya Arran Caesar di paksa liburan ke tempat yang tidak ada seorang pun mengenalnya. Dan dia memilih negara Swiss. Saat itulah Arran Caesar tidak menyesali pilihannya, di tepi Danau Jenewa di musim gugur seperti goresan sebuah lukisan indah di atas kanvas putih, gadis itu memakai blus warna putih di padukan dengan legging hitam dengan tambahan sweater dan syal warna coklat, sepatu boots putih yang terlihat hangat saat di pakai. Arran Caesar seperti melihat ilusi paling indah tanpa sadar ia mengangkat tangan dan menyentuh dadanya yang tiba-tiba membuat bunyi yang sangat berisik. Arran Caesar terkejut merasakan detak jantungnya lebih cepat dari biasanya, perasaan itu terasa berbeda dan menyenangkan membuat hatinya terasa gatal untuk menghampiri gadis itu. Siapa dia? gadis seperti dalam lukisan alam. Arran caesar tidak tahu jika rasa ingin tahunya akan menelannya dalam Cinta, dendam dan masa lalu yang telah terlupakan.

Ahra_August · Urban
Not enough ratings
2 Chs

Pesta Kemenangan

Di tempat balap mobil sudah banyak penonton yang datang, tempat duduk terisi penuh. Anastasia sedang berdiskusi dengan timnya, ketika seorang laki-laki tampan datang menutup matanya dari belakang. Anastasia tidak repot-repot untuk menebak siapa orang itu karena hanya satu orang yang memiliki kebiasaan seperti itu.

"Aku tahu kamu pasti akan datang, aku tahu siapa kamu.. Alken tolonglah.." kata Anastasia bicara sambil tertawa merasa geli dengan tindakan sahabatnya.

Alken pria tampan tinggi tersenyum lebar memberi semangat padanya. Laki-laki sedikit mundur menatap penampilan Anastasia dari atas ke bawah sambil melipat tangan di dada "Huh.." Anastasia membiarkan Alken melakukan penilaian itu dengan berdiri sedikit bergaya "Kamu snagat cantik dalam kostum balapan.." Alken tidak lupa memuji.

"Terima kasih.." balas Anastasia sedikit menunduk seperti gerakan ala putri. Alken mengangguk melepaskan gelang di tangannya dan mengikatnya di pergelangan tangan Anastasia "Apakah ini demi kemenanganku?"

"Aku tidak percaya pada kemenangan dan kekalahan. Ini untuk melindungimu, kamu membutuhkan ini lebih dari ku. Jika kau memakai ini terus tidak ada yang akan terjadi padamu.."

Anastasia sangat berterima kasih karena Alken selalu yang paling peduli padanya "Kamu adalah sahabat terbaikku!" Anastasia memeluk Alken erat, dan segera melepaskannya ketika melihat teman-teman dekatnya di universitas datang memberi semangat.

"Anastasia! Aku yakin kau akan menang lagi kali ini! Aku sangat senang untukmu!."

"Semua yang terbaik untukmu Anastasia.."

Anatasia tidak berhenti tersenyum lebar sambil mengucapkan terima kasih atas dukungan sahabat-sahabatnya. Alken bahkan lebih bahagia lagi karena ada begitu banyak orang yang peduli pada Anastasia.

Mereka mendengar pemberitahuan melalui mix "Hadirin sekalian, inilah saat upacara pembukaan..."

"Ah! Upacara pembukaan akan segera di mulai mari kita pergi!" teman-temannya menarik Alken pergi.

"Baiklah! Semua yang terbaik untukmu Anastasia.."

Anastasia melambaikan tangannya "terima kasih.."

Setelah semua temannya pergi Anastasia kembali mengingatkan mekanik untuk mengecek bagian rem, saat itulah ia melihat sebuah mobil balap merah berhenti di dekatnya, Anastasia melihat laki-laki yang bertemu dengannya sebelumnya, laki-laki itu tidak keluar dari mobil balapnya tapi tatapannya tertuju pada Anastasia.

Anastasia menatapnya lama "Apakah kamu mendaftar sebelum bertemu denganku.. atau apakah kamu memutuskannya setelah bertemu denganku..?"

"Sebelum bertemu denganmu.." jawab laki-laki itu tegas. Bibirnya mengukir senyum. Anastasia melipat tangannya di dada menatap laki-laki itu tajam entah kenapa membuat jantungnya berdetak lebih kencang, sebelumnya ia belum pernah merasakan hal seperti itu, apakah jantungnya bermasalah, atau ia merasa gugup karena akan bertanding?

"Ngomong-ngomong namaku Karan, aku baru saja pindah dan juga kuliah di stanford university, ini juga sebelum bertemu dengan mu.."

Pembukaan acara sedang berlangsung meriah berakhirnya pengumuman tanda pertandingan akan segera di mulai. Anastasia mengemudi mobil balapnya ke arena pacu, begitu juga dengan Karan. Beberapa teman balap yang sudah mengenal Anastasia juga memberikan dukungan terbaik untuk gadis itu. Semua pembalap sedang bersiap-siap memasang sarung tangan, helm.

Semua sudah berdiri di garis start masing-masing, jantung Anastasia berdetak lebih kencang, ketika lampu merah berganti hijau dan bendera berkibar semua mobil balap langsung meluncur dengan kecepatan tinggi. Semua pendukung berteriak dari kursi penonton termasuk Alken dan teman-temannya memberi semangat untuk Anastasia.

Di lintasan balap Anastasia menginjak gasnya mereka berlomba-lomba untuk menjadi pemenang tidak terkecuali dengan Karan. Tiba pada lap kedua mobil yang di kemudikan Anastasia dan Karan berdampingan, suara raungan mesin mobil semakin keras ketika melihat garis akhir. Mobil Anastasia berada paling depan, garis akhir semakin dekat. Anastasia berpikir akan melewati garis itu tapi siapa yang akan menyangka mobil balap Karan datang seperti hembusan angin dan melewati garis akhir mendahuluinya.

Anastasia menginjak rem membuat mobilnya berhenti, ia pun melepaskan helm dan sarung tangannya. Karan membuat sedikit atraksi kecil dengan berputar-putar dengan mobil balapnya dan berhenti di depan mobil Anastasia, ia juga membuka helmnya sambil berkata "Aku tidak ingin menghancurkan hatimu.. aku masih mengatakan bahwa kamu adalah pembalap terbaik. Percayalah, hari ketika kamu dekat denganku. Kamu tidak akan merasa menyesal karena kalah dalam balapan ini, sampai jumpa di pesta.."

Anastasia diam menatap kepergian Karan, dalam hati Anastasia merasa kalau karan sangat menarik. Tanpa mengatakan ia Karan tahu kalau Anastasia akan datang ke pesta kemenangannya.

Jujur saja Anastasia tidak menyukai pesta seperti ini tapi karena penasaran pada Karan menariknya untuk datang. Ia melihat sekeliling semua orang sibuk bergoyang mengikuti musik dengan memegang segelas minuman.

"Aku di sini.."

Anastasia terkejut dan langsung berbalik Karan sudah berdiri di hadapannya, laki-laki itu selalu berpenampilan seperti eksekutif muda, rapi dengan balutan jas dan kaca mata hitam yang bertengger di atas hidungnya menutupi mata tajam itu dari pandangan Anastasia.

"Ya tuhan! Kamu mengagetkan ku!" kata Anastasia tersenyum lebar. Karan juga seperti sebelumnya hangat dan ramah, bahkan senyum ceria itu seperti tidak akan luntur dalam waktu yang lama. "Selamat untuk kemenanganmu.."

"Terima kasih.."

Anastasia menyipitkan matanya sedikit menggoda Karan "Jadi apa maksud mu jika bersama mu aku tidak akan menyesal telah kalah dalam balapan ini?"

Karan menahan napas lalu menghembuskannya pelan "Sepertinya kau ingin mencari tahu dengan cepat?" Karan balik menggoda.

Anastasia salah tingkah "Mungkin.. tapi itu tadi sangat menakjubkan! Maksudku bagaimana kamu melakukannya? Aku ingin tahu rahasianya.." Anastasia menggerakkan alisnya naik turun menggoda Karan.

Karan tertawa "Rahasia? kamu harus lebih dekat denganku jika kamu ingin tahu rahasianya." Anastasia tersenyum ia pun melangkah lebih dekat dengan Karan. "Lebih dekat.." Anastasia kembali merasakan jantungnya berdetak kencang, ia melirik sekeliling dan melangkah lagi, tapi Karan sepertinya tidak puas "Lebih dekat, ini rahasia.."

Anastasia menahan senyum namun ia juga sedikit melangkah membuat mereka semakin dekat "Apa rahasianya?" tanya Anastasia ketika mereka sudah sangat dekat.

Karan menatap mata biru Anastasia lama, melihat mata itu seperti dia sedang menyelam di dasar lautan jernih namun menyimpan banyak misteri. Karan pun tidak pelit dan mengatakan rahasianya tapi Anastasia terkejut ketika mendengarnya.

"Aku tidak menginjak rem, karena kau tidak takut mati. Aku juga tidak akan rugi apa pun karena saat aku melakukan itu ada kau di sana, jadi aku tidak akan rugi apa pun." Anastasia tertegun senyumnya menggantung kaku "Inilah rahasianya.."

Seorang pria muda lainnya datang pria itu adalah teman Anastasia yang sebelumnya memberinya semangat di lintasan balap, dia juga teman satu kampus. Namanya Feliks.

"Hai Anastasia.." Feliks menghampiri Anastasia dan memeluknya seperti biasa. Lalu menatap Karan dan mengucapkan selamat atas kemenangannya. Feliks berkata "Tuan Karan, kamu telah merampok satu-satunya kesempatan yang aku miliki untuk mengesankan Anastasia.."

Karan tertawa dan berkata pelan "Aku tidak akan melakukannya lagi." Mereka pun tertawa bersama, dan tiga orang itu menjadi lebih ramai dengan kedatangan Alken dan teman-teman Anastasia yang lainnya ternyata juga di undang oleh Karan, pandangan Anastasia tentang Karan meningkat satu persen.

..Pria yang Baik..

****