webnovel

Menyingkap Penipuan, Hajar Orang Ketiga (2)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Luo Anning mengangguk. Ia mengarahkan ujung jarinya ke Li Wei, yang duduk di bawah dengan rasa malu. "Katakan padaku, kau berbohong atau tidak? Pikirkanlah baik-baik."

Dalam hidupnya, Luo Anning paling benci ditipu. Dia tidak pernah mengampuni orang-orang yang menipu dirinya.

Melihat wajah Luo Anning yang tiba-tiba menjadi dingin, Li Wei menjadi sangat takut. Entah bagaimana, dia bisa merasakan aura gelap yang begitu menakutkan dari Luo Anning.

Namun, Luo Anning tidak memberinya banyak waktu untuk memikirkannya. Ia mengerutkan kening dan tampak tidak sabar. Ketika dia memberikan isyarat tangan untuk memanggil seseorang, Li Wei menangis.

Dia ingin berdiri, tetapi langsung dibanting ke lantai oleh pria berpakaian hitam. Pada akhirnya, dia hanya bisa memandang Anning, yang duduk di sofa, dengan sorot mata sedih dan berteriak, "Nyonya Muda, semua yang kukatakan kemarin adalah dusta. Aku telah berbohong padamu."

"Saya telah mengagumi Rong Shao sejak lama. Setelah menyelidikinya, saya mengetahui bahwa hubungan kalian tidak sebagus rumor yang beredar di luar sana, jadi saya langsung kehilangan akal dan ingin memisahkan hubungan kalian. Bahkan saya berkhayal untuk menggantikan posisi Anda… Tolong maafkan saya. Saya berjanji tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi, saya bersumpah!"

Li Wei mengatakannya sambil mengangkat jarinya dan bersumpah. Luo Anning terlihat sangat muak. Wanita yang kemarin bersikap sangat sombong itu kini memohon maaf padanya. Aku harus memanfaatkan kekuasaanku sebaik mungkin!' pikir Luo Anning.

Meskipun Li Wei tampak menyedihkan, ia tetap tidak layak diberi simpati.

Biasanya, seseorang merasa tidak bahagia karena kesalahannya sendiri. Tapi, meski telah berbuat kesalahan berulang-ulang kali, ia tetap mengulanginya dan tidak bertaubat. Orang seperti itu memang patut dibenci. Mereka yang menipu harus dihukum. Ini adalah prinsip. 

Sekarang tidak akan berubah, bahkan di masa depan!

"Yah, aku memaafkanmu."

Harapannya datang terlalu cepat. Li Wei bahkan merasa bahwa ini tidak nyata. Dia bertanya dengan berhati-hati, "Nyonya Muda, Anda benar-benar… memaafkanku?"

Luo Anning merentangkan tangannya. Apakah ada yang salah dengannya?

"Kau tidak salah dengar, aku telah memaafkanmu."

"Terima kasih, Nyonya Muda. Terima kasih!" Kejutan datang terlalu cepat. Li Wei berterima kasih padanya sambil menangis dan tersenyum. Dia bangkit dari lantai dan berbalik untuk pergi.

Sekarang, bahkan Xu Zhiyuan merasa sedikit bingung. Sejak kapan Nyonya Muda memaafkan seseorang semudah itu?

Ia masih ingat kejadian dua tahun yang lalu, di mana dia tidak sengaja menyinggung perasaan Luo Anning, dan akhirnya dia disiksa sampai setengah mati oleh Luo Anning. Bahkan Luo Annig baru berhenti setelah Rong Yan turun tangan dan menyelamatkan Xu Zhiyuan.

"Sebentar."

Luo Anning berbisik pelan, dan langkah Li Wei tiba-tiba terhenti. Ia berdiri diam, kemudian berbalik dengan tubuh gemetar. "Nyonya Muda, apakah Anda berubah pikiran?"

Luo Anning menggelengkan kepalanya, dan Li Wei menghela napas lega. Detik berikutnya, perkataan Luo Anning membuatnya mengencangkan sarafnya lagi, "Meskipun aku memaafkanmu, itu tidak berarti bahwa kamu bisa menghindari hukuman. Li Sao, ambilkan jas taekwondo ku ke sini."

"Baik, Nyonya Muda."

Li Sao berbalik untuk mengambil setelan taekwondo Luo Anning. Li Wei memandangnya dengan rasa tidak percaya. "Apa maksudmu? Apakah kau ingin memukulku seperti karung pasir?"

Luo Anning menunjukan senyum pertamanya hari ini dan memuji Li Wei, "Pintar."

Li Wei ingin menangis. Jika dia tahu bahwa Luo Anning adalah orang yang kejam, dia tidak akan memprovokasikannya. Xu Zhiyuan hampir tidak bisa menahan tawanya. Sebagai pria, bahkan Xu Zhiyuan saja tidak bisa mengalahkan ilmu bela diri Luo Anning, apalagi Li Wei.

Li Sao cepat-cepat membawa pakaian taekwondo pada Luo Anning. Luo Anning mengenakannya, kemudian ia membawa Li Wei untuk bertarung di aula taekwondo yang ada di dalam villa. Kaki Li Wei terasa lemah, ia hampir tak bisa berdiri dengan tegak.