Mia memejamkan matanya, dan Petra meletakkannya di tempat tidur….
Tangan Petra menyentuh tubuh Mia, matanya tajam dan dalam ketika berkata, "Aku mau. Tapi aku mau mandi dulu… Sementara itu, kamu bisa memikirkannya. Selain tubuhmu, apa lagi yang bisa digunakan untuk membalas jasaku."
Mia kembali mengerjap, hanya melihat senyum menawan di bibir tipis Petra. Begitu tampan sehingga dia menyerah dan mengalah. Dia tersenyum, diam-diam menghela napas, tampak agak sedih.
"Ck, ck, aku benar-benar tidak tahan dengan ekspresimu...." Wajah Petra pasrah. "Pikirkan lagi. Aku akan memberimu lima menit!" Setelah mengatakannya, dia mendekati bibir Mia dan memagutnya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi.
Mia memutar mata. Tidak hanya menginginkan uang, dia pun sudah terobsesi dengan ketampanan Petra. Ini menunjukkan dia tidak bisa memegang kata-katanya sendiri.
Petra memerlukan sekitar lima menit di kamar mandi.... Rambutnya agak basah ketika keluar, dan tubuh bagian bawahnya dibungkus longgar dengan handuk putih.
Mia memalingkan wajahnya dan melihat….
Di bawah cahaya yang temaram, tampak sosok Petra dengan perut berotot dan bahu yang lebar. Garis otot perutnya yang memesona semakin menggoyahkan hatinya.
Penampilannya indah, tanpa busana dan tubuh yang sempurna!
"Air liurmu…." Petra mengambil handuk dan menyeka rambut basahnya dengan santai, lalu berjalan mendekat.
Mia merasa agak malu. Dia malu melihat sosok ini saat pertama kali menikah. Pada akhirnya, dia bisa melihat dengan terbuka dan santai, dan mereka benar-benar menjadi pasangan tua.
"Apa maksudnya…. Tidak usah dilihat!" Mia tersipu, wajahnya dipenuhi rasa malu. "Aku juga tidak akan melihat!"
Mia adalah wanita yang sangat cantik. Tidak hanya di universitas, tetapi juga di SMA. Dia bukan hanya seperti vas bunga, namun sudah jauh di atasnya…. Banyak laki-laki mengejarnya setelah lulus.
Sementara itu, Mia sengaja memposisikan tubuhnya dengan seksi, agar Petra menyesal jika tidak langsung menerkamnya….
Setelah berhubungan, baik Petra dan Mia sama puasnya seperti sebelumnya.
Tapi sayangnya, Mia mendapati stamina Petra sangat bagus…. Setiap kali dia sendiri keluar, dia sudah kelelahan dan tidak dapat memikirkan hal lain.
Keesokan harinya, saat matahari bersinar melalui gorden tebal dan membentuk baris-baris cahaya yang cerah, jam biologis tubuh Mia membangunkannya.
Ketika mendapati dirinya masih berada dalam pelukan Petra, sudut bibirnya terangkat, dan dia menciumnya Petra di rahangnya yang tegas. Suaranya serak dan pelan ketika baru bangun. "Petra…. Hebat sekali bisa bangun di pelukanmu!" ucapnya sambil terus mengusap dada Petra.
Petra tidak membuka matanya, dan hanya berkata dengan malas dan suara rendah, "Kalau kau bicara omong kosong lagi, aku akan menghukummu!"
"..." Ketika mendengarnya, Mia langsung mengutuki Petra ratusan kali.
Tapi Petra adalah pemegang kuasanya, serta orang yang dapat mempengaruhi apakah dia bisa pergi ke UCL atau tidak. Dia harus menyenangkan Petra.... Dia sudah merasa tertekan di pagi hari, bagus sekali!
Mia agak merasa ingin menangis, ingin menonjok pria itu!
Sambil tersenyum, Mia sedikit menarik tubuhnya untuk menopangkan dagu di dada Petra. Dia lalu mengusap dagu Petra dengan jahil. "Selain tubuhku, aku tidak punya apa-apa lagi untuk membalasmu... selain nyanyian!"
Mia merasa geli dan ingin muntah, dan merasa sangat malu karena usahanya yang terus-menerus.... Meskipun Petra selalu melihatnya seperti ini.
Petra merasa geli pada Mia. Dia membuka matanya, dan cahaya masuk dengan menyengat di pupilnya yang sehitam tinta. Dia berbalik dan menekan Mia di bawahnya….
"Pagi-pagi sudah tersulut, ya? Sepertinya aku tidak memuaskanmu tadi malam!" Petra adalah orang yang lebih banyak bertindak daripada bicara.
Sisi tidak puas Mia mengumpat, dan sisi lainnya tertohok oleh sifat Petra. Dia hanya bisa menurut dan melakukan olahraga pagi mereka.
Pada akhirnya, Petra masih tidak mau memberikan bantuan langsung sebagai pemegang posisi tertinggi di Grup Kaisar; tapi Mia justru dihabisi beberapa kali!
Di babak pertama, Mia gagal total!
Setelah menyeret tubuhnya yang terasa nyeri kembali ke kantor, Mia diperhatikan lama sekali oleh Fira. Wanita itu kemudian berbisik, "Kak Mia, pacarmu ganas, ya? Kakak sampai tidak bisa berjalan begini…. Ck, ck. Memang tidak bisa merawat perempuan!"
Mia tiba-tiba tampak dingin, "Kamu ini berpikir apa, gadis kecil?"
"Aku bukan gadis kecil, umurku dua puluh satu tahun. Selain itu, Kak Mia juga hanya dua tahun lebih tua dariku. Jangan memperlakukanku seperti anak kecil sepanjang waktu…." gumam Fira, lalu mengikuti ke ruang kerja departemen desain. "Kak Mia, ada yang salah dengan Grup Kaisar?"
"Tidak!" Mia memikirkan Petra begitu dia mendengar kata "Grup Kaisar". Wajahnya berubah gelap.
Memangnya mudah baginya menghangatkan ranjang sebagai seorang istri?! Petra penipu, yang sengaja memberinya harapan palsu, dan pada akhirnya semua itu adalah untuk membodohinya.
Ketika Fira mendengarnya, dia menaikkan alis dan berkata dengan misterius, "Aku dengar kabar pagi ini…. Tadi malam, Pak Yudhi dan Bu Sirena Hartono dari departemen bisnis menghadiri acara makan malam dengan orang-orang industri konstruksi. Mereka melakukannya lagi."
" ... " Mulut Mia berkedut, melihat Fira sama sekali tidak khawatir, namun justru tampak sombong. Suasana hatinya berbanding terbalik dengan sinar matahari di luar.
Dalam hal ini, sepertinya tidak mungkin mendapatkan proyek desain ini tanpa kerja keras!
Benar saja….
"Mia, direktur meminta semuanya ke ruang rapat untuk rapat," seru Layla.
Mia menatap Fira dengan senyum miring. Dia ingin sekali direktur mengganti asisten magang desain…. Setiap asisten ada untuk menyenangkan atasan; kenapa asisten yang ini menahannya sepanjang hari dan menunggu untuk menonton pertunjukan yang bagus?
Mia tidak tahu, dan tidak dapat mencari tahu ... Pak Yudhi dan Bu Sirena dari departemen bisnis sudah bertengkar selama bertahun-tahun. Kenapa mereka tidak lelah?
"Bagaimanapun juga," kata Pak Yudhi dengan wajah cemberut, "Mia, untuk desain gedung klub Grup Kaisar kali ini, kita harus mendapatkannya dengan cara apapun…."
Wajah Mia tampak tenang, dan dia berkata dengan tenang, "Grup Kaisar berada di luar kendali kita, Pak Yudhi…. Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya melakukan yang terbaik."
Semua orang menelan air liur dan diam-diam mengagumi Mia, tapi mereka tetap mengkhawatirkannya.
Mia telah berada di sini sejak magang dari perguruan tinggi. Dia cantik, cakap, populer, bertanggung jawab, dan berani. Seisi departemen desain menyukainya.... Meskipun Mia mengatakan yang sebenarnya, semua orang tahu suasana hati Pak Yudhi buruk.
Pak Yudhi tidak menyangka Mia akan terang-terangan padanya, dan tiba-tiba tercengang. "Kenapa, menurutmu kamu tidak bisa melakukannya?"
"Saya percaya pada desain saya.... Saya boleh menunjukkan beberapa proyek untuk perbandingan? Rancangannya masih belum pasti." Mia mengeluarkan informasi yang telah dikumpulkannya dari forum arsitektur dan menyerahkannya. "Keluarga Subagyo di utara kota ingin berinvestasi dalam bentuk aula konser di Jakarta. Saya kira, ini juga bisa dicoba…."
Mengenai berita itu, para peserta rapat sedikit terkejut, dan tanpa sadar melihat ke folder yang diserahkan Mia.
Pak Yudhi melirik Mia dan kemudian mengambil map itu dan melihat-lihat. Wajahnya, dengan raut yang tertekuk, membuat orang lain tidak dapat memahami suasana hatinya saat ini….
Mia mengangkat sudut-sudut bibirnya. "Pak Yudhi? Bagaimana menurut Anda?"