Wajah Lisa seketika pucat pasi. "Kau, apa sebenarnya yang kau inginkan?" ujar Lisa dengan suara berbisik dan gemetar.
Arman masih tersenyum samar, namun senyuman itu berhenti di bibirnya dan tidak terpancar bahkan di wajah maupun matanya. Senyuman itu adalah senyuman janggal.
"Jangan tegang begitu, Lis…" ucapnya dengan suara pelan. "Karena sejak awal aku sudah membantumu menutupi masalah ini, aku tidak akan mengatakan apa-apa."
Lisa masih menatap Arman dengan diam, sama sekali tidak mempercayai kata-katanya. Orang itu berbeda dari Herman, yang merupakan kakaknya sendiri. Lelaki ini selalu melakukan segalanya dengan cara mencengkeram kelemahan orang lain…. Dan karena mereka sudah mengungkit masalah ini, pastilah akan ada kelanjutan setelahnya.
"Katakan saja apa yang kau mau, Arman…" lanjut Lisa dengan gigi terkatup rapat. "Tapi kalau soal Petra, aku tidak akan setuju."
Ekspresi di wajah Arman tidak berubah. Dia hanya berkata, "Ternyata kau benar-benar tegang…."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com