Mata Clio melebar. Dia berusaha menekan perasaan di dalam hatinya yang sepertinya sudah ketahuan oleh Petra. Dia ingin menuang teh, namun karena terlalu panik, tanpa sengaja, dia menumpahkannya.
"Ah," ujar Clio pelan, kemudian bergegas mengambil tisu untuk menyekanya.
Petra memperhatikan gerakan Clio dengan pandangan dalam. Bibir tipisnya terkatup, dan wajah tampan bak dipahatnya dingin, dipenuhi keraguan. "Clio?" panggilnya lagi dengan agak pasrah.
"Lima tahun yang lalu... tentu saja aku pergi karena ada alasannya!" Clio tertawa dan berkata, merasa agak tidak enak karena menumpahkan tehnya. "Kamu mau aku membuktikan kalau aku tidak akan menyerah akan dirimu?"
Mata Petra yang tajam menatapnya semakin dalam. Dia memicing, namun kemudian kembali tenang. "Makan dulu."
Clio mengerutkan bibirnya dan mengangguk dengan wajah rumit.
Keduanya makan dengan diam, hal-hal yang ingin mereka bicarakan tertahan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com