Sudah hampir jam 11 malam ketika Mia dan Eri meninggalkan León, dan mereka juga tidak naik bus, jadi mereka berjalan kaki sebentar sampai menemukan bangku..
"Eri, aku sedih sekali... Hik…." Mia menyandarkan nyaris separuh tubuhnya pada Eri. Dia memandang ke arah bangunan bangku di tengah gerimis, matanya memerah karena alkohol.
Eri memegang sebotol anggur merah di tangannya, dan sambil menopang Mia, dia terisak dan berkata, "Maaf saja… biarkan saja dia mati!"
"Benar!" Mia tiba-tiba menegakkan tubuh dan berjalan dengan terhuyung ke arah tiang bangku. "Biarkan saja dia mati."
Air hujan perlahan-lahan membasahinya. Mia mengabaikan hujan yang dingin dan mendongakkan kepala, memejamkan matanya. Membiarkan air hujan menerpa wajahnya.
Rasanya menyenangkan kalau hujan. Mau menangis pun, kita bisa berpura-pura tidak apa-apa.
Petra, akhir dari cerita kita sudah terkutuk sejak awal…. Akulah yang tidak bisa mengendalikan hatiku dan jatuh hati pada kebaikan dan kasih sayangmu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com