webnovel

Air Mata adalah Karunia yang Berharga

"Tadi aku bertemu Wira ketika baru saja masuk di bawah," ucap Arman dengan bibir yang selalu dihiasi senyum datar. "Kami tidak terlambat, 'kan, Petra?"

Tak ada ekspresi apapun di wajah Petra yang tajam. "Om Arman memang selalu tepat waktu. Bagaimana mungkin kalian terlambat?"

Kini ada sentuhan emosi yang tak dapat dijelaskan di dalam suaranya. Matanya ditolehkan, dan dia bertemu pandang dengan Wira. Keponakan yang dulu sudah seperti adiknya sendiri itu, kini bahkan terasa aneh di dekatnya; bahkan Bayu bisa melihatnya.

Petra tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memicingkan matanya dan berbalik, kemudian memasuki ruang rapat.

Semua yang sudah hadir di ruangan itu beranjak. Setelah menatap Petra, tatapan mereka tampak terkejut ketika melihat Arman yang datang dengan diikuti Wira.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com