Raven menggertakkan giginya, bagaimana ia bisa meminta maaf dengan tulus jika ia saja tidak salah? Yang benar saja! Claudia jadi semakin bertingkah karena tahu karena membelanya. Tapi tatapan mata kanan ke arah Raven sangat tajam seolah meminta pria itu menuruti permintaan Claudia.
Tak ada pilihan lain lagi, dari pada masalah malah semakin runyam, Raven pun menghela nafas dan berusaha memikirkan apa yang cocok ia katakan untuk meminta maaf.
"Sungguh, maafkan aku Claudia. Kamu boleh mendorongku ke dalam kolam juga ataupun menamparku sekarang agar kamu lebih puas," ujar Raven tegas.
Claudia tersenyum, 'mana mungkin gue tampar dia lagi? Itu pipi kirinya aja udah merah banget karena ditampar Kana,' kikik Claudia dalam hati.
"Ya udah. Cukup. Aku maafin, semoga lain kali kamu kalau bertindak lebih berhati-hati ya. Tolong jangan benci aku lagi," Claudia meminta dengan lirih dan wajah berderai air mata.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com