webnovel

Mengapa kalian selalu tau?

Setelah selesai berbelanja, Kana dan Damian pulang kerumah. Barang-barang milik Kana telah dibereskan oleh para pelayan, makan malam telah selesai dan kini mereka semua sedang bersantai.

Kana meminta para pelayan dan pengawal menemaninya menonton drama Korea, namun seberapa sering pun gadis itu terpekik karena baper dengan adegan drama yang lainnya tetap datar. Terkadang sedikit nyengir saat Kana memandang mereka yang tidak ikut terharu ataupun baper.

" Bagaimana jika kita main game bersama?" celetuk Kana tiba-tiba.

" Game apa, Nyonya?" tanya Mitha, salah satu pelayan yang cukup sering melayani Kana.

" This or That, jadi nanti aku akan menyebutkan 2 hal sejenis lalu kalian menebak mana yang lebih kusukai "

" contohnya, Anggur atau Kelengkeng? Kalian pilih salah satu yang menurut kalian aku suka " sambung Kana dengan penuh semangat.

Para pelayan dan pengawal tampak saling memandang, " Ah, mari kita lakukan, Nyonya " ucap mereka yang turut bersemangat melihat Kana.

" Sekarang total orang disini selain aku dan Lily ada berapa? Lebih ramai pasti lebih seru "

" Pelayan selain Lily disini berjumlah 13 sedangkan pengawal ada 25, Nyonya " jawab Tyron yang merupakan ketua pengawal saat ini.

" Tolong cari 12 orang lagi agar pas 50 orang ya, Tyron. " pinta Kana.

*****

Semuanya telah berkumpul, mereka dibagi menjadi 5 baris.

" Sudah siap semuanya? Totalnya ada 50 pertanyaan, tulis jawaban kalian dibuku yang sudah dibagikan ya, yang salah tereliminasi dan harus keluar dari barisan, yang benar sampai akhir akan mendapatkan… " perkataan Kana menggantung karena ia tidak tau harus memberikan apa.

" Kalian mau apa kira-kira?" tanya Kana.

" Nyonya bahagia saja kami sudah sangat senang " jawab salah satu pelayan. Kana tersenyum mendengar hal itu, ternyata ia cukup dicintai disini meski tidak melakukan apapun.

" Oh begini saja, pemenangnya akan mendapatkan libur selama seminggu. Bagaimana?" tawar Kana dengan antusias, karena ia tidak pernah melihat para pelayan dan pengawal libur.

" Wah, boleh juga Nyonya. Terima kasih " terima beberapa orang. Kana mengangguk.

" Jadi, aku mulai ya. Kelinci atau Hamster?" para peserta game Kana menulis dengan cepat dan serius.

" Stop, coba tunjukkan jawaban kalian dan bagi yang menjawab Hamster silahkan keluar. Aku suka kelinci soalnya " semua orang bergeming, tidak ada yang bergerak.

" Emang gak ada yang salah?" tanya Kana bingung

" Tidak, Nyonya" jawab semuanya dengan kompak.

" okay, lanjut ya. Buah anggur atau bengkoang?" lanjut Kana.

Semua kembali fokus menulis, sampai Kana menghentikan mereka.

" Aku suka Anggur, yang jawab bengkoang silahkan keluar "

Semua tetap berdiri, " gak ada yang salah lagi?" tanya Kana bingung. Mereka mengangguk.

" masa kalian gak ada salah sama sekali padahal ini sudah pertanyaan kedua?" mata Kana menyipit curiga.

" Kami hanya berusaha menebak, Nyonya " ucap Mitha dengan cengiran polos yang cukup meyakinkan.

" Baiklah, pertanyaan selanjutnya …. "

Permainan terus berlanjut, namun hasilnya tetap sama. Tidak ada yang salah sedikitpun, membuat Kana semakin curiga mengapa mereka begitu tau kesukaan Kana?

" Karena kalian semua gak ada yang salah, gak mungkin semuanya dapat libur. Jadi, aku kasih beberapa pertanyaan akhir ya "

" dicintai atau mencintai?" Kana melontarkan pertanyaan yang cukup sulit ditebak membuat semua orang kebingungan karena sejauh ini Nyonya mereka tidak pernah memiliki hubungan seperti itu sebelum bersama Tuannya.

Beberapa tampak menulis namun beberapa lagi tampak diam, masih berpikir. Akhirnya sekitar setengah orang tereliminasi. Tersisa 23 orang yang menjawab benar, yakni dicintai.

" Mama atau papa?" Kana bertanya dengan senyum yang terlihat perih, sementara Lily terperanjat lantaran tak menyangka Kana akan memilih diantara itu.

Hanya 3 orang yang menjawab Mama, sementara yang lainnya menjawab Papa karena yang mereka tau Kana lebih lama bersama Papanya.

" Jawabannya, Mama. Karena meskipun Mama cuma bersamaku dalam waktu yang sebentar, setidaknya selama itu Mama sayang aku. Kalau papa memang lama bersamaku, tapi Papa gak pernah mau tau bahkan nganggap aku ada aja gak pernah " kekeh Kana lirih.

" Kamu sudah punya Mama sekarang, Kana " ucap Lily memeluk gadis yang terlihat akan segera menangis itu.

" Aku gak apa-apa Lily, jadi 3 orang tadi siapa saja? Aku minta Raven untuk kasih kalian libur ya, terima kasih semuanya sudah menemani aku bermain game. Rasanya, sangat menyenangkan " gumam Kana.

" Nyonya?" panggil Mitha,

" ya, Mitha?"

Mereka semua berbaris membentuk gambar hati, " Kami menyayangi dan akan menjaga Nyonya sepenuh hati, jangan bersedih " sorak mereka beramai-ramai.

Air mata Kana mengalir deras mendengar hal itu, tidak pernah ia dicintai dan dijaga orang sebanyak itu.

" Terima kasih semuanya" pekik Kana berlari memeluk kumpulan pelayan dan pengawal membuat mereka semua langsung berhamburan memisahkan diri.

Kana menatap mereka dengan wajah murung, " kenapa semua lari? Gak suka di peluk?"

" Em, bukan begitu Nyonya. " jawab mereka kikuk sesekali menggaruk tengkuk.

" Biarkan Kana memeluk pelayan wanita " lontar Damian yang tiba-tiba sudah diruang tamu.

" Lalu para pengawal tidak dipeluk?" rengek Kana membuat suaminya menatapnya tajam, " tidak, sayang "

Kana memeluk semua pelayan wanita dan mengucapkan kata terima kasih berulang kali, saat selesai ia melengkungkan tangannya membentuk hati.

" Untuk semua pengawal, terima kasih selalu menjagaku selama ini. Aku juga sangat menyayangi kalian semua " serunya dengan wajah tersenyum tulus.

Semua orang tampak terharu, Nyonya mereka benar-benar sangat menggemaskan.

" Tapi, ada yang membuatku penasaran. Bagaimana bisa kalian semua menebak dengan benar kesukaanku?" gerutu Kana. Membuat suasana haru berubah menjadi tegang,

" Ahahaha! Tentu saja karena Nyonya selalu menyebutkan hal yang Nyonya suka di pilihan pertama. Benar kan, semuanya?" lontar Tyron dengan tawa kaku yang dipaksa sambil melirik tajam yang lain agar menyetujui jawabannya.

" ahaha iya benar Nyonya" tambah yang lain.

" benar sekali, nyonya selalu menyebut yang Nyonya suka terlebih dahulu. "

Kana mengangguk-anggukkan kepalanya, sepertinya memang begitu. Damian, Lily, dan semua orang disana tampak menghela napas lega karena Kana percaya begitu saja.

" Apakah setelah ini kalian sibuk?" tanya Kana yang sudah menemukan aktifitas selanjutnya untuk dilakukan bersama.

Sebenarnya sebentar lagi adalah jam ganti shift untuk mereka berlatih, namun Damian tampak memberikan isyarat menggeleng samar dan untungnya dimengerti oleh semua orang.

" Tidak, Nyonya. Apakah kita akan bermain game lagi? Kami punya banyak waktu " sambut para pelayan.

" Baiklah, mari kita bermain jujur-jujuran dimana kita semua akan menuliskan 1 hal yang kita rahasiakan dari orang lain, tapi kalau bisa rahasianya menyangkut orang yang saat ini ada disini. Setiap orang wajib menulis rahasianya dan menaruhnya dikotak untuk dikocok. Lalu kita akan mengambil secara acak untuk dibacakan. Pasti akan seru sekali karena kita sangat ramai. Bagaimana? " jelas Kana dengan ekspresi riang yang sangat terlihat. Ia benar-benar sangat senang malam ini.

" Kami akan mencari kotak sebentar dan mengoyak kertas sebentar Nyonya " balas mereka yang langsung bergerak. Meninggalkan Damian, Kana, dan Lily.

" Damian dan Lily juga akan ikut kan?" Kana bertanya dengan wajah memelas, membuat Damian maupun Lily bimbang.

Mereka bukan tipe orang yang memilih berbohong jika masih bisa menghindar. Tapi, bagaimana ini?