webnovel

Masuk Kuliah kembali? 

Beberapa hari telah berlalu sejak pernikahan dua sejoli berbeda umur itu, semua berjalan lancar termasuk hubungan keduanya yang semakin mengerat.

" Damian, aku boleh kembali kuliah?" celetuk Kana saat menemani Damian bekerja dirumah. Ditatapnya suaminya yang sangat tampan saat bekerja dengan kemeja yang bagian kancing atasnya terbuka beberapa.

" Tidak " tolak Damian tanpa berpikir.

" Belum mikir udah langsung nolak aja " rajuk Kana.

" Keluar tanpa aku itu bahaya, sayang "

" Ini kuliah, bukan mau perang " kilah Kana, mencoba mendapatkan persetujuan.

" Aku panggil Dosen ke rumah kasih kamu materi, bagaimana?" tawar Damian. Pria itu merasa istri kecilnya tidak akan mengalah sama sekali.

" Gak seru, belajar sendiri. "

Damian melangkah menuju sofa yang Kana duduki, " jadi, mau bagaimana?" tanya nya lembut.

" Aku kuliah lagi, ya? " mohon Kana dengan wajah memelas.

" Tidak, Kana. Bukankah sudah kukatakan bahwa keluar tanpaku itu berbahaya? " sanggah Damian dengan sabar.

" Bahaya? Jadi karena aku nikah sama Ketua Mafia, aku gak bisa keluar bebas?" gerutu Kana. Ia merasa akan kalah karena Damian selalu tegas soal keselamatannya.

Damian terdiam, sebenarnya tanpa menikah dengan dirinya pun Kana memang selalu dalam bahaya. Namun, sejak menikah memang keselamatan Kana bertambah bahaya berkali-kali lipat.

" Ya udah kalau memang kamu gak mau izinin aku kuliah. Terima kasih " tandas Kana yang langsung beranjak keluar meninggalkan ruang kerja Damian. Membuat pria itu bimbang.

Damian ngambil ponselnya, " Datang ke ruang kerjaku bersama Lily " perintahnya pada orang disebrang sana lalu mematikan panggilan.

Pintu ruang kerjanya diketuk, muncul Raven dan Lily dari balik pintu.

" Ada apa, Tuan?" tanya Lily.

" Kana ingin kembali kuliah " ujar Damian yang membuat Lily lemas.

" Dia bertanya, jadi karena menikah dengan Ketua Mafia ia jadi tidak bisa bebas?" lanjut Damian dengan nada murung.

Raven melihat ekspresi murung Tuannya, " itu bukan salah Tuan sama sekali "

" Bagaimana kalau kita menugaskan beberapa wanita dari markas, Tuan? Anda bisa memilih assasin, tanker, dan damager wanita terbaik yang sudah terlatih " sambung Raven memberi solusi.

" Benar juga, assasin dari markas kalian pasti mampu mendeteksi berbagai serangan yang akan mendekat, tanker bisa melindungi Kana dengan baik, dan damager yang akan memberikan serangan jika memang keadaan sudah tersudut. " imbuh Lily yang juga menyetujui saran Raven.

" Tidak hanya itu, kita juga bisa menambahkan banyak pengawal di lingkungan sekitar. Mulai dari tukang kebun, beberapa dosen, pekerja, satpam, hingga diluar Universitas " tambah Raven dengan semangat. Ekspresi kaku yang ia tampilkan digantikan dengan wajah berekspresi lembut.

" Baiklah, mereka akan kita daftarkan bersama Kana di Universitas terdekat. " putus Damian pada akhirnya yang merasa saran Raven merupakan solusi terbaik.

" Lily, bisa tolong saya untuk memberitahu hal ini pada Kana? Bujuk dia dengan syarat diikuti oleh beberapa orang " lanjut Damian. Lily mengangguk, tentu saja demi kebahagiaan Kana ia akan mebujuk sebanyak apapun hingga Kana mau.

" Kalau begitu, saya akan mencari daftar universitas terdekat dan memasukkan orang-orang kita Tuan. Saya dan Lily pamit dulu "

*****

Lily mendekati Kana yang sedang berbincang dengan beberapa pelayan di Kolam renang, " Kana, kamu mau kuliah?"

" Mau, tapi Damian gak izinin Ma " lirih Kana.

" Damian akan membiarkan kamu kembali kuliah jika kamu dijaga oleh beberapa orang, mereka akan kuliah bersamamu, mengambil kelas yang sama, dan akan mengikuti kamu kemanapun. Bagaimana? Ini merupakan tawaran terbaik yang bisa Damian berikan karena mengkhawatirkan kamu, nak " jelas Lily sambil menarik Kana keluar dari kolam, membantu gadis itu mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

" Orang yang jaga aku bakal jadi teman kuliahku, Ma? " tanya Kana mempertimbangkan.

" Ya, mereka memang sekalian kuliah kok. "

" Tapi ini benaran Damian izinin kan?" Kana memastikan apakah benar Damian mengizinkannya.

" Iya, Tuan khawatir pada kamu. Tapi Tuan juga gak ingin kamu merasa terkekang. Tuan itu sangat menyayangi kamu, Kana " terang Lily.

' Berterima kasihlah padaku karena memujimu didepan Kana, Damian ' batin Lily.

" Kapan Kana boleh mulai kuliah, Ma? Sebentar lagi kan sudah mau semester baru " ucap Kana.

" Kamu bisa tanya langsung ke Damian sekaligus bilang terima kasih, karena bagaimanapun dia sudah berusaha mengabulkan permintaan kamu "

Kana beranjak menuju kamarnya bersama Lily. Ia segera mandi untuk menemui Damian.

" Damiiiiiii " teriak Kana sepanjang lorong lantai 3 mansion mewah itu.

Damian muncul dari ruang kerjanya, menghampiri Kana yang sedang berlari-lari kecil menuju dirinya.

" Jangan berlari " tegur Damian, tangannya merengkuh pinggang istrinya.

" Iya, kapan aku boleh mulai kuliah?" tanya Kana dengan antusias.

" Sebentar lagi, saat semester baru dimulai. " jawab Damian.

" Terus, orang yang akan kuliah bersamaku siapa saja?"

" Mau kuperkenalkan sekarang? Kebetulan mereka sedang datang kesini menemui Raven untuk mengurus pendaftaran kuliah " tawar Damian melihat Kana yang sangat antusias terhadap teman kuliahnya nanti.

" Mau! " pekik Kana senang. Kedua tangan mungilnya memeluk tangan kanan kekar milik Damian. Mereka berdua jalan beriringan menuju ruangan Raven yang berada di lantai 1.

Saat kana memasuki ruangan Raven, terlihat 3 orang gadis yang seumuran dengannya. Mereka menunduk hormat ketika Damian masuk.

Raven mempersilahkan mereka semua duduk di sofa ruang kerjanya, " ini Nyonya Kana, istri Tuan yang harus kalian jaga nanti. " tunjuknya.

" Sebutkan tugas mereka masing-masing Raven" perintah Damian.

Pria muda berambut cepak itu mengangguk, " Baik, jadi yang pertama ada Detta sebagai assasin, umurnya 25 tahun. Hilda sebagai tanker, berumur 26 tahun, dan terakhir ada Fanny yang bertugas sebagai Damager, umurnya baru 23 tahun. Mereka merupakan wanita terbaik dimarkas kita dalam bidangnya masing-masing Tuan" jelas Raven sambil menunjuk gadis-gadis itu bergantian.

" Salam kenal, Nyonya. " sapa mereka bertiga dengan wajah ramah. Raven sudah memperingati mereka untuk tidak membuat Kana takut.

Damian ingat, Detta yang merupakan assasin itu adalah wanita yang sangat berbakat dan sudah menjaga Kana selama ini secara diam-diam.

" Salam kenal, kakak-kakak cantik " sapa Kana dengan mata berbinar. Mereka bertiga memang cukup cantik, mungkin setara dengan artis Hollywood.

" Dami, bagaimana kalau aku juga belajar sedikit bela diri? " lontar Kana tiba-tiba.

Damian berdecak, "Tidak, sayang. " tangannya bergerak mengelus pipi kenyal istri mungilnya.

" Diajari oleh kakak-kakak ini kok, bukan cowok. Untuk aku menjaga diriku sendiri kalau saja ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi " rayunya dengan mengedipkan mata lucu.

Lelaki bermata abu-abu itu terkekeh, ada saja cara Kana untuk meluluhkannya. Para gadis yang berada disana menahan ekspresi bingung, Tuannya benar-benar menjadi orang yang berbeda ketika bersama Kana.

" Baiklah, kamu selalu berhasil membujukku ya Gadis nakal " bisik Damian gemas. Tangannya mengangkat tubuh Kana dalam gendongannya, membuat gadis itu terpekik kaget.

" Dami, ngapain ini?!" pekiknya dengan suara nyaring.

" Ayo kita berbelanja sekalian mencari semua yang diperlukan untuk kuliahmu "

Damian menggendongnya menuju kamar mereka agar Kana bersiap-siap mengganti pakaiannya. Kana diturunkan dikasur mereka, membuat tinggi gadis itu melebihi Damian ketika berdiri.

Bibir Kana mengecup pipi Damian singkat, membuat jantung pria itu berdesir kencang.

" Terima kasih karena sudah mengizinkanku kuliah, Damian. " ucap Kana lalu memeluk Damian yang masih terdiam kaget akibat kecupan dari Kana.