Keesokan harinya, Nabila terlihat gelisah di depan pintu apartemen milik Leo. Sejak semalam, Nabila tak bisa tidur karena selalu memikirkan kejadian kemarin.
Apa Leo memikirkan hal itu ya?
Nabila cepat-cepat menyingkirkan pikiran jorok lalu menekan bel apartemen milik Leo. Tak berapa lama keluarlah Leo dengan senyuman.
"Hai Nabila, silakan masuk." Nabila tersenyum canggung lalu masuk ke dalam. Bagi seorang pria lajang, tempat tinggal Leo terkesan rapi dan enak dipandang. Sesuatu pemandangan yang tak biasa bagi Nabila.
"Kenapa kau bengong?"
"Oh maaf, aku baru lihat apartemen seorang pria rapi setahuku apartemen pria itu ... kau tahu bukan maksudku?"
"Jangan khawatir, aku suka dengan kebersihan kok. Aku sudah lama hidup sendiri tanpa istri jadi aku harus membersihkan tempatku."
"Istri?" beoan Nabila kontan membuat Leo tersadar akan celutukannya yang nyeleneh. Dia di sini, kan adalah pria lajang.
"Aku cuma nyeletuk asalan saja. Apa kau mau minum sesuatu? Akan aku buatkan."