webnovel

ISTRI TAWANAN

Kisah ini berpusat pada seorang gadis bernama Rani, dia harus menikah dengan pria yang tidak ia cintai karena tuntutan keluarga. Dan barulah Rani mengetahui bahwa, Gama suaminya adalah saudara tiri dari kekasihnya John, dan Gama menikahi Rani hanya karna ingin belas dendam kepada John. Rani akan dibuat menderita oleh Gama. Namun apakah Gama akan terus menyiksa dan membenci Rani? ataukah akan ada benih cinta didalam hubungan mereka? Jika penasaran. Diikuti terus yaa ....

JOY_5845 · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Di Jodohkan

***

Rani dan John adalah sepasang kekasih yang sudah memulai hubungan saat mereka masih duduk di bangku SMA. Tepatnya saat mereka kelas 2 SMA. Mereka saling mengenal saat mereka sama-sama masuk organisasi sosial di sekolahnya. John menyukai Rani, seorang gadis cantik yang memiliki hati yang sangat baik dan tulus.

Dan jika dihitung sampai sekarang, mereka telah berpacaran Selama 7 tahun. Sekarang umur Rani 25 tahun dan umur John 26 Tahun, umur mereka hanya terpaut 1 tahun namun mereka sama-sama dewasa dalam menjaga keharmonisan hubungannya. Buktinya John menghargai keputusan Rani yang ingin menjaga kesuciannya. Rani punya prinsip jika dirinya harus melakukan itu hanya dengan suaminya kelak.

***

"Sayang, kamu dimana? kok sampai sekarang tidak bisa dihubungi?"

pesan Rani pada John. Bagaimana tidak, John sudah tidak mengubunginya selama 1 minggu, nomornya pun selalu sibuk.

Mereka juga tidak dalam keadaan bertengkar. Jadi tidak ada alasan kenapa John tidak menghubunginya.

"Yasudah lah, mungkin dia sedang sangat sibuk mengurusi perusahaan ayahnya." gumam Rani mengontrol pikirannya agar tetap dalam mode positif. Karena memang pacarnya adalah seorang tuan muda yang kaya, ayahnya adalah pemilik perusahaan internasional yang sangat besar.

Segera Rani bergegas untuk mandi, dan bersiap untuk rebahan. karena memang hari ini adalah hari weekend. Rani memang tipe pembersih dihari weekend saja dia tetap menyempatkan mandi 2 kali sehari.

Tok ... Tok ... Tok

"Rani, bisa turun kebawah sebentar? Ibu mau ngomong," teriak Ibunya dari luar pintu kamar Rani

"Baik Bu, sebentar," segera Luna bergegas kebawah.

"Ada apa bu?"

"Begini nak, sebentar lagi adik-adikmu sudah ada yang masuk kuliah, dan kau tayu kan Gina sangat pintar. Dia sangat ingin kuliah di luar negeri,"

Seolah mengetahui pembicaraan ini menjurus kemana, wajah Rani seketika berubah.

Memang Rani memiliki 5 orang adik, semuanya adalah anak angkat dari ayah dan ibunya yang sekarang. Dulu ayah angkatnya adalah seorang pengusaha yang sangat kaya, tapi karena ada suatu masalah, ayahnya pun bangkrut dan sekarang ayahnya mengidap penyakit kanker dan beberapa penyakit komplikasi.

ibu angkat Rani hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, ayah dan ibu angkat Rani merupakan orang yang dermawan dan sangat baik hati. Bahkan saat mereka bangkrut pun mereka masih berusaha menghidupi ke 6 anak angkat mereka. Totalnya ada 6 termasuk Rani.

Dan sekarang Rani adalah salah satu tumpuan keluarga, Rani bekerja disalah satu perusahaan swasta. Gajinya memang lumayan besar, tapi tentu saja tidak cukup untuk membiayai pengobatan ayahnya dan biaya sekolah adik-adiknya.

"Iya bu, katakan lah," ucap Rani sudah menunduk.

"Begini nak, teman bisnis ayahmu dulu ada yang melamarmu. Dia masih muda, umur nya 30 tahun. Ibu lihat dia orangnya sangat baik dan sopan, jadi Ibu sudah mengatur makan malam kalian malam ini,"

"Dia bilang dia sudah mengenalmu, dia sudah lama tertarik padamu, makanya dia mau melamarmu. Disamping itu, Ibu mau berterus terang kalau kamu menerima lamarannya dia akan membiayai sekolah adikmu, dan ayahmu akan mendapat saham di perusahaan nya,"

"Ibu mohon kamu pertimbangkan dulu ya nak, jangan berpikiran aneh tentang permintaan Ibu ini, Ibu hanya merasa dia tepat menjadi calon menantu Ibu. Apalagi kamu harusnya sudah menikah di usia segini,"

ucap Ibunya sangat lembut agar putrinya ini tidak tersakiti oleh permintaannya.

Mendengar permintaan ibunya membuat Rani terdiam, dia tidak bisa menyalahkan ibunya. Karena memang ibunya tidak salah, dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Rani.

"Baik Ibu, nanti malam Rani akan coba bertemu dengan dia," balas Luna pura-pura senyum.

"Baik nak, Ibu sudah mempersiapkan dress untukmu," balas Ibunya sangat antusias.

Segera ibunya berlari ke kamarnya dan membawa satu dress berwarna peach.

"Ini dulu adalah dress Ibu saat kencan pertama dengan ayahmu, ukurannya pun pas dengan mu," ucap Ibunya berbinar.

" Baiklah Ibu, Rani akan mengenakan dress ini nanti, sekarang Rani mau mandi dulu," balas Rani sambil mengambil dress yang di sodorkan ibunya.

"Baiklah nak, Ibu akan menyiapkan makan siang bersama Gina. Nanti langsung turun saja ke bawah ya," ucap Ibunya masih dalam mode riang.

***

Segera Rani naik ke atas dan masuk ke kamarnya, diraihnya ponselnya dan di ketiknya pesan ...

"John, aku dijodohkan oleh ibuku dengan teman bisnis ayahku dulu ...."

Tapi tetap saja tidak ada balasan dari John.

"Baiklah terserahmu," ketus Rani sambil bersiap-siap untuk mandi.

Didalam kamar mandi, Rani berendam didalam bathtub, dia mencoba membuang stressnya. Dia juga sedang memikirkan cara, bagaimana caranya agar perjodohan ini tidak terlaksana. Karena memang dia sudah berjanji hanya akan menikah dengan John. Walaupun John sekarang tidak bisa dihubungi, tapi tetap saja Rani mempercayai nya. Mengingat 7 tahun perjalanan cinta mereka, sungguh lah tidak mudah melepaskan hal itu. Karena memang sudah terlanjur nyaman.

"Aaaaaahh, aku pusing! John kau Dimana?" teriak Rani di dalam kamar mandi. Dia sedang sangat membutuhkan teman cerita sekarang.

"Huh, saat aku membutuhkan mu, kau malah tidak ada! dasar!" gerutu Rani sembari memukul-mukul bebek mainan yang ada di bathtub itu.

***

Setelah Rani menyelesaikan mandinya, dia dibuat terkejut oleh keberadaan Gina, adiknya sedang tiduran di kasur. "Ngapain kau disini? aku mau tidur dulu," ucap Rani ingin sendirian dan tidur sebentar.

"Dih, kaka mah gitu sama Gina, Gina baru aja bantuin ibu masak. Gina mau cerita-cerita dulu, bentar lagi kan Gina udah berangkat ke luar negeri kak buat kuliah," balas Gina dengan ekspresi sedih.

Melihat itu Rani jadi tidak tega, "Aduh adikku ini memang sungguh manja, membuat kaka nya gemes terus," respon Rani sembari memeluk adiknya Gina.

"Kau mau cerita apa? cepatlah kakamu ini sibuk. Dunia mimpi dan pangeranku sedang menunggu," ucap Rani pura-pura melihat jam di dinding kamarnya.

"Hahaha, bentar lagi juga Kaka akan bertemu dengan pangeran Kaka. Kaka sudah kenal belum sih sama calon suami Kaka?" tanya Gina meledek.

"Idih, kau itu masih kecil. Tidak usah mengurusi urusan orang dewasa," balas Rani sembari mencubit pipi adiknya itu.

"Tapi kan Kak, aku sudah pernah melihat calon suami mu. Saat Kaka bekerja, dia datang kesini menjenguk ayah. Dia SANGAT TAMPAN!" ucap Gina membelalakkan matanya.

"Masa sih dek? setampan apa?" jawab Rani kepo.

"Dih kepo, katanya tadi aku tidak usah mengurusi urusan orang dewasa, hahaha," ledek Gina sembari kabur dari kamar Rani. dia sangat senang melihat kakanya penasaran.

"Aih, dasar kamu ya. Nanti Kaka enggak akan kasih kamu uang jajan, bleekkk," balas Rani sembari menjulurkan lidahnya meledek Gina dan langsung menutup pintu kamarnya agar Gina tidak bisa masuk.

"Kaka jangan gitulah, terus nanti aku makan bakso gimana? masa iya aku lihatin temen aku makan bakso, terus aku cuman menelan ludah?" Gina mengucapkannya sembari memelas dan mengetuk-ngetuk pintu kamar Rani.

"Kaka cuma bercanda Gina, kamu kesana lah dulu. Kaka ingin tidur sebentar," jawab Rani dalam kamar.

"Okey aku akan berhenti ganggu Kaka, yang penting jajan Gina tetap lancar," ucapnya sembari pergi dari pintu kamar Rani.

"Dih dasar, adikku ini memang punya banyak akal," sungut Rani dan kemudian dia pun terlelap.