MALAM PERTAMA

"Bolehkah kita melakukan malam pertama sekarang?"

"Ma ... malam pertama?" aku benar-benar gugup dan tidak mengedipkan mataku.

Yunki membelai rambutku hingga membelai pipiku dan turun ke leherku, lalu ia ingin turun lagi ke bawah leherku. Namun aku menahan tangannya, dan Yunki menatapku dengan dalam. Yunki langsung menyentuh daguku dengan mesra, dan sekarang jantungku benar-benar tidak karuan.

"Sayang, sepertinya aku enggak bisa menahannya lagi," ucap Yunki seperti benar-benar menginginkan malam pertama itu terjadi di malam ini.

Sekilas aku berpikir. Memang udah seharusnya aku memberikan malam pertamaku padanya, seharusnya aku memberikan malam pertamaku saat Yunki menikahi diriku. Namun aku benar-benar masih ragu dan takut memberikan malam pertamaku padanya, aku takut kalau aku mengandung anaknya. Tiba-tiba aja Yunki meninggalkan diriku dengan wanita itu, wanita yang selama ini selalu menggoda Yunki.

"Sayang!" Yunki menekan daguku.

"I ... iya?" aku benar-benar gugup dengannya.