“Ahem.”
Ezekiel dan Heinrich menoleh, dan mereka melihat senyum lebar Ezra yang menunjukkan deretan gigi putihnya. Ia bersikap luwes dan memeluk lengan Ezekiel dengan mesra. “Aih, Your Highness, kau tidak perlu kaku seperti itu.”
Ezra memandang lurus-lurus pada Heinrich yang memandangnya dengan penasaran. “Kita tidak pernah bertemu, tidak sama sekali, Your Highness Heinrich Hyacinth.”
Wanita itu bicara dengan begitu tenang, dengan suara lembut dan menyejukkan seperti hembusan angin. Mendengarnya, Ezekiel jadi membeku.
Ezra… pernah mengatakan hal yang sama padanya.
Di hari acara pertunangan mereka berdua, saat Heinrich bertanya ‘kapan mereka pernah bertemu’ pada Ezra, Ezra menjawab dengan cara yang sama.
“Saya biasanya tidak pernah melupakan wajah orang setelah melihatnya,” gumam Heinrich. “Tapi mungkin saya salah. Mohon maafkan saya.”
Ezra hanya tersenyum.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com