Sampai sosok Shen Qinglan sudah sepenuhnya tidak terlihat, barulah beberapa orang yang tadi bersembunyi di semak-semak bergegas keluar.
"Shengyu, bagaimana? Apakah Shen sang primadona kampus itu setuju?" Seorang anak laki-laki bertubuh jangkung dan kurus bertanya dengan tidak sabar.
"Apa ini masih perlu ditanyakan? Dilihat dengan mata saja sudah tahu kalau dia pasti menolak, benar bukan, Shengyu?" Yang berbicara adalah seorang anak laki-laki yang agak pendek.
Di sana masih ada anak laki-laki ketiga, dia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru muda, ada senyuman mencemooh di wajahnya, "Yan sang pangeran sekolah kita harus mengaku kalah taruhan."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com