Apartemen jannifer.
Jason bisa masuk dengan mudah ke apartemen miki kekasihnya itu. Ia sudah sangat terbiasa keluar masuk tanpa harus mengetuk pintu atau menunggu dan membuat janji dengan Jennifer untuk datang. Apartemen itu sebenarnya adalah milik Jason yang ia beli dan diberikan kepada Jennifer sebagai hadiah ulang tahun wanita cantik itu tahun lalu.
Suasana rumah itu telihat sangat sepi. Bahkan semua lampu ruang juga masih padam, gelap gulita tanpa cahaya. Jason melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang tamu. Laki-laki ini tidak menaruh curiga sedikitpun dan hanya mengira Jennifer pasti sudah tidur, karena itu semua lampu di rumahnya telah padam.
Jason menyalakan lampu ruangan itu dan meletakkan kotak makanan yang ia bawa diatas meja. Kemudian berjalan menuju kamar tidur Jennifer.
"sayang, apakah kau sudah tidur?"
Jason masuk kedalam kamar yang suasananya tidak jauh berbeda dengan ruang tamu tadi, gelap gulita tanpa ada cahaya lampu. Sungguh aneh baginya, tidak biasanya Jennifer tidur tanpa penerangan sedikitpun. Setidaknya kekasihnya itu akan menyalakan lampu tidur di dekat tempat tidur setiap malam.
Klak…
Lampu tidur di dekat tempat tidur pun menyala. Tidak ada Jennifer sedang tidur diatas tempat tidurnya. Hanya seonggok selimut dan bantal yang terlihat berserakan tidak beraturan diatas tempat tidur. Mungkin Jennifer sedang berada di kamar mandi sekarang.
"sayang, apakah kau di dalam?"
Jason melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang pintunya terlihat terbuka. Namun lagi-lagi gelap gulita tanpa cahaya. Rasanya dengan keadaan gelap seperti itu, tidak mungkin Jennifer ada di dalm kamar mandi. Kekasihnya itu sedikit paranoid dengan kegelapan. Perasaan Jason mulai tidak tenang. Kemana sebenarnya Jennifer? Kekasihnya itu tidak ada di kamar tidur maupun kamar mandi. "Mungkinkah Jennifer sedang berada di dapur? "Batin Jason. Ia bergegas berjalan menuju dapur. Mungkin saja Jennifer merasa haus atau lapar dan mengambil minuman.
Sesampainya di dapur, lagi-lagi hanya suasana gelap dan sepi yang terasa. Hal ini membuat pikiran Jason semakin kalut. Pergi kemana sebenarnya Jennifer larut malam seperti ini? Melihat keadaan rumah yang seperti itu. Sudah jelas kalua kekasihnya itu belum pulang sama sekali ke rumah.
Jason mencoba menelepon ke handpone Jennifer berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Hanya operator seluler saja yang meunjukkan nomor Jennifer sedang diluar jangkauan { sedang tidak aktif}.
Jason ingat, bibi anne tadi pagi mengatakan kalua Jennifer pulang diantarkan oleh steven. Jason membolak-balikkan handpone yang ada di tangannya. Ia sedikit ragu untuk menelepone steven dan bertanya tentang keberadaan Jennifer. Jika ia melakukan hal itu, bukankah malah akan membuat steven curiga kepadanya. Untuk apa Jason menelepon malam-malam dan menanyakan tentang Jennifer kepadanya. Hal ini sama saja secara tidak langsung memberi tahu steven tentang kebenaran rumor tentang hubungannya dengan Jennifer. Jika hubungan mereka terkuak sekarang akan tidak menguntungkan untuk posisi Jason. Baru saja jasmine meninggal, bahkan tanah makamnya saja masih basah. Sungguh tidak sopan jika mereka ketahuan berselingkuh.
Jason meninggalkan dapur dan Kembali ke kamar. Alangkah baiknya, jika ia menginap di apartemen Jennifer saja malam ini. Mungkin sebentar lagi kekasihnya itu akan pulang. Jason percaya kalua Jennifer sangat mencintainya dan tidak mungkin berselingkuh di belakangnya. Apalagi dengan steven yang merupakan musuh dalam selimut bagi keluarga kyle.
------
Hari menjelang pagi. Matahari sudah membumbung tinggi di langit. Cahayanya yang terik menerobos melalui jendela kaca yang berlapis tirai tipis berwarna putih di kamar itu. Cahaya matahari yang nemyilaukan membangunkan Jason yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Jason sengaja membuka tirai itu tadi malam. Perasaannya akan tenang, Ketika memandang ke langit malam yang di penuhi bintang-bintang yang indah dimalam hari. Jason terus-menerus memandangi bintang dilangit yang indah itu, hingga akhirnya tertidur lelap dan tidak terasa sudah berjam-jam ia tidur.
"Rupanya sudah siang." Gumam Jason yang melihat kearah jam yang ada di atas meja dekat tempat tidur yang menunjukkan pukul 9 pagi.
Jason bergegas bangun dan mencuci mukanya. Ia yakin kalua Jennifer pasti sudah pulang dan sedang membuatkan makanan untuknya di dapur. Meskipun hanya sepotong roti dengan selei dan segelas kopi. Itu sudah cukup bagi Jason, jika itu adalah buatan Jennifer.
Jason berganti pakaian dan segera turun ke dapur untuk menemui Jennifer dan membantu kekasihnya itu menyiapkan makanan. Tetapi sekali lagi Jason harus kecewa. Sesampainya di dapur, tidak terlihat seorangpun di dalamnya. Sepetinya semua ini hanya halusinasi Jason saja. Sebab, Jennifer tak pernah pulang semalam ke apartemen itu.
Jason tidak ingin ambil pusing. Mungkin tadi malam Jennifer bisa saja menginap di rumah temannya. Jason menuju ruang tamu untuk mengambil kunci mobil yang ia tinggalkan diatas meja, di dekat kotak makanan yang ia beli untuk Jennifer tadi malam.