webnovel

Episode 1

Fira seorang gadis 20 tahun telah memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya, mereka berjanji akan saling menunggu dan menikah namun Gifari Ayah Fira ternyata menjodohkan gadis tersebut dengan anak mendiang sahabatnya.

Rasa sakit hati dan kecewa dengan sikap sang Ayah, Fira memutuskan untuk tidak akan pernah mencintai Suaminya apapun yang terjadi.

Setelah menikah, Fira dibawa ke rumah sang Suami, hunian sederhana bahkan lantainya terbuat dari keramik biasa.

"Tak heran pria seperti mu bersedia menikah dengan ku, selain aku masih muda, cantik juga anak orang kaya."

Helaan nafas keluar dari seorang pria bersurai hitam dan mata safir mendengar hinaan dari sang Istri."Sayank, aku tahu kalau kamu mencintai orang lain. Aku menikah dengan mu bukan karena harta."

Fira menatap sinis pria tersebut."Munafik! Lihat saja rumah mu ini! Lantai dari kemarik biasa, kecil dan tidak ada AC. Jangan harap aku akan membersihkan rumah ini, aku bukan babu!"

"Sayank, aku menikah juga bukan karena ingin menjadikan mu babu. Aku sungguh tulus padamu, aku sayang kamu." Pria yang telah menikahi Fira itu mencoba meyakinkan sang Istri.

" Hmmp, sekali munafik tetap munafik. Sudah, aku lapar. Cepat masak buat ku!" Perintah Fira galak, ia langsung melangkah kaki meninggalkan sang Suami di depan rumah tanpa peduli tatapan aneh warga.

" Tuan Muda, lebih baik Anda jujur saja. Rumah yang selama ini ditempati itu juga rumah Anda, katakan saja padanya kalau Anda bukan orang miskin," kata Rumina asisten pribadi pria safir tersebut.

" Aku tidak ingin seseorang menikah dengan ku, bersama ku hanya karena harta. Aku ingin Fira menerima ku karena dia mencintai ku," balas pria safir.

"Hmm, seorang Ivan Maulana Rizky pemilik Mizuruky Corporation ternyata mengikuti adegan novel tentang CEO mencari cinta. Baiklah, aku pergi dulu. Aku akan bantu kau menjelaskan pada para warga agar segera bubar, masaklah buat Istri mu." Rumina membalilkan tubuh lalu meninggalkan sang Majikan sekaligus sahabatnya.

Maulana melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, ia memperhatikan setiap sudut rumah tersebut." Sayank, ini juga bukan rumah ku. Pemilik rumah tidak punya uang, jadi rumah ini disewakan padaku. Maaf, aku tidak bisa jujur padamu."

Pria itu tersenyum sendiri lalu melangkah kaki menuju kamar paling depan. Perlahan ia mengulurkan tangan membuka pintu tersebut, terlihat sang Istri tiduran di atas ranjang dengan baju dinas.

Maulana berjalan menghampiri sang istri dengan tatapan lembut." Sayank, kau belum tidur?"

Fira memandang pria itu jijik."Siapa yang suruh kamu masuk?!"

"Sayank, kita ini sudah menikah, ini juga kamar ku," jelas Maulana sabar.

"Aku tidak sudi satu kamar dengan mu, najis bagiku," bentak Fira.

Maulana menatap sang Istri sedih.

"Dengar ya, lebih baik kita hidup sendiri -sendiri. Meski kita sudah menikah, tapi jangan harap kau bisa memakai uang ku. Aku juga tidak butuh uangmu," lanjut Fira.

" Istriku, aku tidak akan menggunakan uang milikmu. Tapi aku memilih kewajiban menafkahi mu, biarkan aku memenuhi kewajiban ku sebagai seorang Suami," balas Maulana masih berusaha sabar.

Fira bangkit dari posisi berbaringnya, duduk di atas kasur dengan menatap sang Suami angkuh."Kau pikir gaji mu yang sedikit itu mampu menafkahi ku?!"

"Gajiku? Aku bahkan tidak pernah dapat gaji, tapi justru menggaji orang," batin Maulana heran.

" Sayang..."

" Sudah diam! Aku pikir aku tidak tahu berapa gaji supir?! Kau hanya seorang supir angkot, jadi jangan belagu deh." Fira segera memotong ucapan sang Suami.

"Baiklah, aku tidak ingin ribut. Aku masak dulu untuk mu, Istriku yang kaya." Maulana sengaja menekankan kata Istri ku yang kaya, kemudian ia kembali keluar meninggalkan sang Istri di dalam kamar.