"Ga--gavin!" ucap Guin gugup.
"Aku bercanda. Aku mandi dulu, ya Guin," kata Gavin.
Guin duduk setelah Gavin masuk ke dalam kamar mandi. Entah kenapa, ada perasaan kecewa yang mendalam dihatinya.
"Apa aku baru saja berharap? Ah, dasar bodoh! Semua ini bukan salah Gavin, tapi salahku sendiri yang tidak bisa mengendalikan diri," gumam Guin.
Guin menikmati suasana malam di balkon sembari menunggu Gavin selesai mandi.
Setetes air menitik tapi bukan rintikan air hujan, melainkan airmatanya. Bibirnya tersenyum sembari dalam hati memaki diri sendiri.
"Guinnnn!" teriak Gavin dari dalam kamar.
"Iya!" jawab Guin segera.
Guin menghapus airmatanya. Dia bergegas menghampiri Gavin. Matanya terperanjat hampir keluar menggelinding diatas lantai.
"Guin, apa ini bagus?" tanya Gavin tanpa rasa malu.
'Kenapa jadi aku yang malu?' batin Guin.
"Guin," rengek Gavin.
"Ah, i--iya…"
"Apa ini bagus?" tanya Gavin lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com