Pei Ge benar-benar tidak menyadari bahwa CEO itu sedang berdiri di belakangnya dan diam-diam mengawasinya seperti orang idiot.
Setelah selesai membersihkan ikan merah jelek itu, dia menaruhnya di dalam panci dan memasaknya seperti biasanya.
Setelah meninggalkan ikan itu agar mendidih dalam panci, dia mulai memotong sayuran yang akan ditumis.
Tak, tak, tak! Suara pisau terus menerus mengenai talenan memenuhi dapur.
Suara itu menambah kehangatan pada dapur yang sunyi.
Ji Ziming, yang hanya makan dan belum pernah melihat makanannya disiapkan secara langsung, mendapati bahwa cara dia menyibukkan diri di dapur itu cukup menarik.
Pencahayaan di dapur juga bagus. Sinar matahari menembus melalui jendela dan menyinari Pei Ge dengan cahaya keemasan, membuat semuanya tampak nyaman.
Tanpa sepengetahuannya, Ji Ziming berdiri di pintu dapur untuk waktu yang lama.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com