"Bu, awalnya aku berpikir menjual rumah ini dulu. Lalu menunggu sampai aku menang judi, maka aku bisa membeli rumah ini kembali. Tidak disangka, selama 2 hari ini aku selalu kalah. Ada orang yang mau meminjamkan aku uang. Bu tenang saja, beberapa hari lagi, aku pasti menang dan akan membeli rumah ini kembali. Percayalah kepadaku!" Kata Lan Tingyi sambil menangis.
"Kak, kenapa kamu menjualnya? Rumah ini peninggalan Ayah yang bernilai puluhan juta yuan. Kenapa kamu menjualnya murah?" Tanya Lan Tingyun.
"Adik, tutup mulutmu! Ini semua gara-gara kamu, aku sampai kehabisan uang dan harus menjual rumah Ibu!" Wajah Lan Tingyi terlihat sangat menyeramkan.
"Paman, perkataan paman keterlaluan. Ayahku memang tidak memberimu uang. Tapi paman sudah tahu uang paman hanya sedikit, tapi masih berani berjudi. Lalu sekarang paman menyalahkan kami?" Lan Anran tidak terima ayahnya disalahkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com