webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Dijam delapan pagi,Lina belum terbangun dari tidurnya.Berbeda dengan sang suami yang sudaah bergelut dengan pekerjaan sedari jam 6 pagi.

Tapi ada yang berbeda dari pekerjaan Reno kali ini.Reno tak bergelut dengan laptop ataupun berkas berkas,melainkan dengan sapu,kain pel dan peralatan dapur.

Membersihkan rumah sendiri memang bukanlah hal yang asing untuk Reno lakukan.Semenjak masa kuliah Reno sudah belajar hidup mandiri,di masa remajanya yang bisa dibilang anak dari seorang pengusaha sukses.Reno tidak dididik untuk bergantung dengan uang orang tuanya.

Orang tua Reno hanya bertanggung jawab dengan uang kuliah Reno,tapi tidak dengan kebutuhan hidupnya.Dulu Reno sama seperti mahasiswa yang lain yang kekurangan uang.Reno bekerja part time disana sini dan juga merasakan apa yang namanya sakit perut menahan lapar disaat tak memiliki uang.

Dimasa kuliah dulu Reno hanya benar benar menjadi seorang playboy,yang hanya mengngandalkan tampang rupawannya.Karena walaupun ia dikenal dengan anak orang kaya dia tak pernah memiliki banyak uang,bahkan hanya untuk mentraktir seorang wanita makan diwarung nasi,Reno tak bisa.

Dulu tak jarang Reno lah,yang mendapat traktiran makan enak dan berbelanja kebutuhannya dari wanita wanita yang terjerat dengan pesonannya.

Tapi semenjak Laras menyakitinya,semuanya berubah.Yang dia tau hanya bekerja dan bekerja untuk menghasilkan banyak uang.Bekerja keras bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk menunjukan jika dia mampu,mampau membelikan apapun yang wanita minta dan mau.

Dan sekarang entah berapa tahun lamanya ia tak menyetuh alat untuk membersihkan rumah,sekarang ia kembali menyentuhnya dan itu hanya untuk istrinya.Tapi hanya satu yang tak bisa ia lakukan yaitu memasak.

Reno hanya bisa memasak telur,mie dan air tak ada yang lain.Jadi sekarang disaat sang istri sakit Reno memutuskan untuk membeli makanan diluar untuk sarapan.

Setelah rumah bersih dan rapih,Reno berniat untuk mencari sarapan diluar dan ia sebelum pergi Reno memastikan terlebih dahulu jika sang istri masih tertidur lelap dan panasnya sudah turun.

''Aku keluar dulu sebentar ok....''pamit Reno dengan memeriksa suhu tubuh istrinya yang sudah terasa normal.

Tapi langkah Reno terhenti disaat ia melihat hal yang mencurigakan yang tergeletak di meja rias istrinya.Karena penasaran Reno pun mendekati sebuah kotak kecil itu.

Kotak itu berwarna merah dengan simbol gambar hati dibagian tutupnya.Reno berpikir mungkinkah Evan masih berani mengirimi istrinya paket setelah ia memintanya baik baik.

Reno membuka kotak itu.Dan seketika matanya memanas melihat isi isinya.

''Sekarang kau bukan hanya pernah menyakitiku tapi juga istriku.Kita liat saja nanti sore apa kamu masih berani untuk mengusik kehidupanku,Laras....''

Reno sekarang mengerti mengapa Lina bisa smpai seperti ini.Istrinya bisa begitu tertekan dan menderita ternyata ada campur tangan Laras didalamnya.

Ya isi dari kotak itu adalah serangkian foto dari Reno beberapa hario belakangan ini.Memang beberapa hari ini laras selalu menghhikuti kemana pun Reno pergi dan selalu membuat kehebohan disetip harinya.Entah berpura pura menabraknya,atau memaksa untuk menggandeng tangannya.Dan ternyata tanpa Rerno sadar Laras melakukan itu dengan sengaja,disetiap kejadian yang melibatkan mereka berdua,Laras mengabadikannya dalam sebuah foto.

* * * * *

Acara Reuni dimulai sekitar jam dua siang dan sekarang baru jam dua belas siang.Tapi sampai saat ini Reno belum berhasil membujuk Lina yang masih marah perihal semalam.

Reno sudah membujuknya dengan berbagai cara tapi selalu gagal,disaat Lina melemparkan pertanyaan yang tak bisa Reno jawab perihal kesibukannya kemarin.

BUkannya Reno tak mau jujur hanya saja ia tak mau memberitahu hal yang belum seharusnya diberitahu pada Lina.Dan ia pun tak mau menutupinya dengan sebuah kebohongan karena itu malah semakin membuat Lina yakin jika Reno bermain api dibelakangnya.

''Ayolah,aku janji kita tak akan lama disana.Lima menit aku janji, kita disana hanya lima menit...''bujuk Reno karena takmungkin dia tak datnag ke acara reuni kali ini.Setelah semua yang sudah ia siapkan.

''Gak kamu kesana hanya mau ketemu mantan mantan kamu yang berderet panjang gak keitung itukan...''jawab Lina ketus.

''Hey jika aku kesana mau ketemu mereka ngapain aku bawa kamu hah..''Reno mencoba memeluk istrinya yang tengah menyembunyikan diri dibawah selimut.

''Ayolah kali ini saja.Aku janji jika kamu gak nyaman kita hanya sebentar disana....''bujuk Reno lagi dengan sedikit memaksa.

''Ok lima menit,kita disana hanya lima menit gak boleh lebih...''akhirnya Lina setuju.

''Iya aku janji kita hanya lima menit disana...''ucap Reno girang karena berhasil membujuk sang istri.

''Jangan peluk peluk.Aku belum maafin kakak loh...''Lina melepaskan tangan Reno yang melingkar ditubuhnya dengan kasar. Dan Reno tak mempermasalhkan itu sebab ia mengerti Lina tengah marah.

* * * *

Reno dan Lina telihat serasi apalagi baju yang mereka kenakan berwarn senada yaitu hitam.Reno menggunakan stelan jas yang membalut tubuh indahnya dengan sempurna sedangkan Lina terlihat begitu anggun dan sexy dengan gaun pilihan sang suami.

Ya semua yang Lina kenakan adalah pilihan dari Reno secara khusus.Dimulai dari gaun,tas,sepatu sampai aksesoris semuanya Reno yang memilihkannya untuk LIna.

Gaun yang Lina kenakan adalah gaun hitam panjang tanpa lengan dengan aksen tali berwarna putih dibagian pinggang.Belahan gaunnya cukup panjang sampai mengekspos kakinya yang jenjang dan sedikit pahanya yang mulus.Tas yang Lina pakai merupakan keluaran terbru dari salah satu brand terkenal dan aksesoris lain yang membalut utbuh Lina semuanya adalah berlian yang secara khusus Reno pesan untuk sang istri.

"Wih gue kira loe gak dateng...." sambut Wisnu begiti melihat siapa yang datang.

"Gue kan udah janji...."balas Reno dengan membalas sambutan tangan Wisnu.

" Waw Lina you're so beautiful..."puji Wisnu begitu melihat istri sang sahabat begitu terlihat anggun dan elegan.

"Istri gue Wisnu..."Reno menegaskan kepemilikannya terhadap Lina.

''Iya gue tau.Takut banget sih loe...''ejek Wisnu yang benar benr tak percaya Reno bisa sangat berubah.

''Duduk dulu ya,sebentar saja...''ajak Reno pada Lina yang tau dia sedikit risih. Apalagi melihat orang orang yang berbisik dengan melihat kearah mereka. Lina pasti tidak terbiasa dengan hal ini.

''Ren,sini...''Leo mengajak Reno untuk ikut duduk bersama dengannya.

Lina tak banyak bicara dia hanya sesekali melemparkan senyum disaat teman Reno menyapanya.

''Kak aku kebelakang dulu ya...''ijin Lina untuk kekamar mandi karena merasa bosan.Apalagi Reno terlihat asik mengobrol dengan teman temannya.

''Ya cepatlah...''Reno melepaskan tautan tangannya pada sang istri yang sedfari tadi tak ia lepaskan.

Lina berjalan ke menuju kamar mandi dengan santai,dia seakan akan tengah mencari udara segar dicuaca yang terik.Bagaimana tidak ternyata ini bukan reuni biasa ini reuni kampus bukan hanya angkatan Reno tapi juga lima angkatan yang lain.Dan bisa dibayangkan orang yang hadir disana berapa banyak,ratusan mungkin juga ribuan.Dan disini Lina hanya mengenal Reno dan Leo.

Lina kembali dari kamar mandi sekitar lima belas menit kemudian,kamar mandinya tidak antri hanya saja Lina yang sengaja berlama lama disana.

Disaat Lina melangkahkan kaki untuk kembali menghampiri Reno,langkah Lina terhenti disaat melihat Reno yang tengah beradu argumen entah dengan siapa.

''Dia satu satunya yang aku cintai hanya dia...''Reno menghampiri Lina dan merangkulnya mesra begitu melihat sang istri sudah kembali.

''Lalu apa arti kebersamaan kita kemarin...''rupanya Laras disini tengah membuat kehebohan.

''Hey kemarin yang mana...''jawab Reno berpura pura tak mengetahui apa yang Laras maksud.

''Ouh apa perlu disini aku menceritakan semuanya,apa yang sudah kita lakukan kemarin dan beberapa hari yang lalu....''Teriak Laras dengan nada sedikit kencang membuat kini pandangan semua orang tertuju pada mereka.

Sedangkan Lina yang mendengar ini semua rasanya ingin segera pergi berlari dan menjauh.Dia menyesal kenapa dia tak menghabiskan waktu didalam kamar mandi tak lebih lama lagi sehingga ia tak harus menyaksikan dan mendengarkan semua ini.

''Ya ceritaklanlah jika memang ada yang perlu kau ceritakan ....''tantang Reno karena memang ia tak memiliki cerita apapun dengan Laras kemarin atau diwaktu yang lain.

''Apa kau siap mendengarkannya Lina...''tanya Laras dengan nada sombongnya.

Tubuh Lina bergetar hebat mendengar itu,ia takut akan cerita yang akan Laras ungkap dan ia takkan sanggup mendengar itu sekarang.Tak seperti dulu disaat semuanya belum seperti sekarang.

''Hai Larassati Ayu Diah....''sapa suara seorang wanita yang muncul dari kerumunan.

Dengn seketika tubuh Laras membeku,bibirnya yang tadi berbicara dengan lancar kini terasa kaku bahkan lidahnya terasa kelu untuk bergerak.