Pukul setengah Lima pagi Leo bangun,dia memang terbiasa bangun pagi karna sebelum berangkat kerja dia biasa merapikan rumah terlebih dahulu dan memasak sarapannya sendiri juga.
"Ren...."Leo mengetuk pintu kamar Reno untuk memastikan sang boss sudah bangun atau belum,ya walaupun dia tau Reno tidak terbiasa bangun sepagi ini tapi pikir Leo tidak salahnya mencoba membangunkannya.
"Reno bangun subuh dulu....."kali ini Leo melangkahkan kaki untuk masuk kekamar.
"Ya ampun Ren,loe kenapa...."teriak Leo kaget karna mendapati Reno meringkuk dibawah lantai dengan wajah pucat dan menahan sakit.
"Ren..ukhh kan udah gue bilang loe ngopi terlalu banyak..."Leo menyadari jika maag Reno sedang kumat karna dia terus saja meremas perutnya.
"Badan loe juga panas banget.Aduh bentar bentar gue telpon ambulance dulu."Leo panik setengah mati karna baru kali ini dia melihat orang sakit sendirian menahan sakit.Apalagi keadaan Reno yang terlihat setengah tak sadarkan diri.
Lima belas menit kemudian ambulance datang dan membawa Reno kerumah sakit yang tak jauh dari rumah Leo,selama dalam perjalanan Leo tak henti hentinya merapalkan doa agar Reno tidak apa apa.Karna sungguh Leo adalah orang yang mudah panik apalagi kalo melihat seseorang tak berdaya menahan sakit.
Setelah Reno mendapat penanganan dari dokter dan sudah terlihat lebih baik dia segera menelpon Lina karna sedari tadi ia terlalu panik jadi tak terpikirkan untuk memberi kabar kepada Lina,yang ia pikirkan hanya ingin cepat sampai kerumah sakit.
"Lina..."panggil Leo begitu telponnya telah dijawab Lina.
"Ya ada apa kak..."jawab Lina diujung telpon sana dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Reno masuk rumah sakit Lin..."Leo langsung to the point.
"Iya kak aku langsung kesana..."suaranya langsung berubah penuh kekhawatiran disana membuat Leo sedikit tersenyum karna Lina peduli dengan Reno.
"Dirumah sakit AB ya Lin..."Leo memberitahu lokasi rumah sakit sebelum Lina menutup telponnya.
Membutuhkan waktu hampir satu jam untuk Lina sampai dirumah sakit tempat Reno dirawat,ya karna jaraknya yang jauh.
"Kak Leo..."panggil Lina begitu ia masuk kedalam ruang rawat Reno.Dia tadi sedikit berjalan cepat untuk menuju kamar Reno.
"Maaf ya pagi pagi gini aku udah bikin kamu khawatir,soalnya aku gak tau harus gimana jadi aku bawa dia kesini deh..."Leo merasa tak enak karna Lina yang terlihat sangat khawatir.
"Sekarang dia sudah di obati dan tidur kamu jangan khawatir dia baik baik aja kok..."Leo mencoba menenangkan Lina.
"Tapi gimana bisa maag nya kambuh kak..."Lina penasaran karna kemarin Reno terlihat baik baik saja.
"Semalam dia minum hampir tujuh gelas kopi,keadaan dia kemarin kacau makannya aku mengajaknya ngopi diwarkop untuk membuatnya lebih santai tapi ternyata dia belum makan apapun sedari siang dan mengisi perutnya penuh dengan kopi pahit."Leo merasa bersalah karna tak mengetahui Reno yang sedari kemarin siang belum makan dan dia malah mengajaknya untuk ngopi.
"Apa tujuh gelas,kopi pahit.Bukannya kak Reno hanya minum kopi susu."Lina tak percaya apa yang dikatakan oleh Leo.
"Ya jika dia sedang stress dia bisa melakukan hal yang bukan kebiasaan atau hal yang tak ia sukai,aneh kan..."Leo berkata jujur.
"Aku tau apa yang dilakukan dia kepadamu itu bodoh,tapi kamu tau kan dia juga melakukan itu karna dia takut untuk terluka.."Leo berbicara tentang kejadian kemarin antara Lina dan Reno.
"Iya kak aku tau kok,kakak tenang aja aku gak marah kok..."jawab Lina berbohong,dia tak mau menunjukan rasa kekesalannya dihadapan Leo yang sungguh peduli akan hubungan dia dengan Reno.
"Ya udah aku pulang dulu ya .."Leo pamit untuk pulang karna harus pergi kekantor.
"Iya kak maksih ya..."Lina mengantar Leo kedepan.
* * *
Reno perlahan lahan membuka matanya,dia melihat kesekeliling ruangan yang ia tempati,terasa asing dan ia tau bau yang menyerebak adalah bau khas rumah sakit.
Reno menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar,rupanya dia masih terpikirkan masalahnya dengan Lina.Semalam dia tak bisa tidur entah efek dari minum kopinya yang terlalu banyak atau karna pikirannya yang kacau.
Semalam Dia sangat ingin pulang dan tidur seperti biasa dengan memeluk Lina,tapi karna malu untuk meminta maaf dia tidak berani untuk pulang.
Malam itu Perlahan lahan perutnya mulai terasa sakit dan melilit,suhu badannya pun ikut naik.Ingin sekali Reno memanggil Leo untuk meminta tolong tapi rasa sakit diperutnya membuatnya tak bisa berjalan bahkan ia jatuh dari ranjang karna teegelincir.
"Lina..."gumam batin Reno begitu melihat siapa yang datang dari arah pintu.istrinya itu terlihat membawa sebungkus kotak makanan yang sudah bisa Reno tebak itu pasti bubur ayam.
Lina terlihat sangat senang melihatk Reno yang sudah terbangun,tak henti hentinya dia bertanya dan dia mau membantuk nya kekamar mandi untuk buang air kecil.Sebenarnya Reno bisa melakukan itu sendiri tapi entah kenapa dia senang saat Lina terlihat antusias untuk membantuku.
Reno memperhatikan Lina dalam diam,melihat Lina yang terlihat biasa saja bahkan sangat perhatian padanya membuat Reno semakin malu,dia malu dengan apa yang sudah ia lakukan.Reno sudah menyakiti Lina kemarin,bahkan dia belum mengucapkan maaf tapi Lina sudah bersikap biasa saja.
Ketika Lina sedang sibuk dengan handphonenya
"Makan malam mau sama apa kak..."tanya Lina dalam perjalanan pulang.Lina sebenarnya selalu mengajak Reno berbicara tapi selalu dijawab Reno dengan nada dingin.
"Apa aja..."jawabnya dengan ketus,padahal didalam hatinya ingin ia berbicara panjang lebar dengan Lina,tapi apa yang ia lakukan sekarang bertolak belakang dengan hatinya,egonya mengalahkan suara hatinya.
Begitu sampai dirumah Reno langsung kekamar sedangkan Lina memasak.Dari kamar Reno bisa menebak Lina yang tengah memasak sup untuknya,karna wanginya yang tercium.
"Ukkhh wangi banget masakannya..."ucap Reno memuji masakan Lina dari kamar,dari baunya aja bisa membangkitkan nafsu makannya.Ukhh Reno sudah tak sabar.
"Kak mau makan disini atau ...."tiba tiba Lina muncul dari arah pintu membuat Reno dengan spontan merubah ekspresinya seketika.Jadi dingin seperti biasa.
Dimeja makan suasananya seperti biasa dingin,Reno terus memperhatikan Lina secara diam diam.Ada hal yang baru dia sadari sekarang ekspresi Lina sedikit berbeda dari ekspresi yang ia tunjukan tadi pagi.
Terlihat Lina sesekali menarik nafas dalam ditengah tengah makannya,seakan akan tengah menahan perasaan yang berat dihatinya.
Sesudah makan Reno langsung kembali beranjak kekamar,badannya masih terasa lemas dan badannya sedikit masih panas jadi ia putuskan untuk kembali beristirahat,ketika Lina mengantarkan obat Reno pura pura sibuk dengan handphone nya,dia menahan diri untuk berbicara dengan Lina walaupun ia sudah sangat ingin meminta maaf.
Setelah Lina keluar dari kamar tak terasa senyuman mengembangkan diwajahnya apalagi melihat obat yang tadi diantarkan Lina untuknya.
Setengah jam berlalu Reno masih menanti Lina untuk masuk kekamar,walaupun Lina tadi bilang akan menonton tv tapi Reno berharap Lina akan datang kepadanya lagi,dan ia berjanji kali ini ia akan meminta maaf.
Akhhirnya setelah menunggu hampir satu jam Reno memutuskan untuk menghampiri Lina, dia beralasan dengan ibunya yang menelpon dan menanyakan Lina.Sungguh sekarang ia ingin berbicara dan mengobrol dengan sang istri entah sejak kapan ia merindukan hal itu.
Reno terus memanggil Lina dengan sengaja dia pura pura tak tau kalo Lina sedang berbaring dikarpet depan tv.
"Lina udah tidur bu,mungkin kecapean karna abis jalan jalan sama aku..."Reno berbohong ketika dia sudah menemukan Lina dan melihatnya tengah tertidur.
"Aku tau kamu gak tidur sayang...."panggil Reno dengan sengaja agar Lina mau membalikan badannya.
Mohon maaf karna saya baru sadar disini nama sekertarisnya Reno berubah dari Deon jadi Leo.Sebenarnya namanya Leo itu Deon leonardi hehe
Maaf ya bagi yang membacanya kurang nyaman dan mengerti