webnovel

Prologue

Suatu hari di taman bermain, semua anak-anak bermain di taman tersebut. Ada satu anak yang suka dengan keramaian. Ia selalu membawa buku diary dan menulis di atas ayunan. Tak lama datang sekumpulan anak membawa botol air minum dan menumpahkannya dia atas buku itu.

Pembully : "idih... so rajin yah"

Ibu guru : "heh!... jangan ganggu anak itu"

Semua anak tersebut lari terbirit-birit dan anak itu tetap diam saja. Ibu guru tadi segera menarik tangan anak tersebut dan berkata

Ibu guru : "bodohnya dirimu?!!... ayo ikut ibu ke dalam kelas"

Dengan nada tinggi, Aku dibawa oleh Ibu guru ke kelas. Tak lama itu bunyi bel masuk pun tiba.

Waktu pulang pun tiba, hati yang sedang gembira pun hilang karena melihat anak cewe yang ia suka di ganggu. aku langsung pasang badan menghalau sekumpulan anak itu dan berkata

Aku : "beraninya kalian menganggu temanku!..."

Salah satu dari mereka memukul anak tersebut dan terjadi perkelahian di jalan. Perlawanan anak dan gang itu membawanya ke rumah kosong.aku terluka lebam di pipinya dan temanku diikat di tiang rumah. Lalu, aku melemparkan petasan asap ke tengah tiang dan membawa lari temanku itu berlari naik ke lantai 2 dengan tujuan tidak diikuti gang tersebut.

Gang tersebut mencari keduanya sampai ke lantai 2. Seseorang dari gang tersebut sudah mengetahui keberadaan dengan jejak sepatu yang melangkah ke arah lemari tua tersebut. Seketika itu mereka berdua tertarik ke dunia lain bersama dengan salah satu gang membuka pintu lemari tersebut. Anak gang itu pun kebingungan ketika melihat lemari kosong dengan sepatu anak sekolah.

Aku dan temanku terkaget saat keduanya sedang duduk di dalam kereta kencana yang elegan. Penumpang didalam pun kaget ketika cahaya datang secara tiba-tiba membawa aku dan temanku ke dunia lain.

Penumpang : "darimana bocah aneh ini datang?...apakah dia titisan??...yang benar saja."

Kedua anak tersebut diusir keluar dari kereta itu didekat pinggir jalan tanah bebatuan. Aku dan temanku itu tersungkur karena jadi didorong dari kereta kencana tersebut.

Aku : "dimana kita?...aku tidak pernah melihat tempat ini sebelumnya?...apakah ini adalah akhir dari cerita?..."

Temanku : "sepertinya ini bukan akhir dari segalanya, tapi cerita kita" dengan nada sedikit keras.

Aku : "kenapa?..apa yang salah dengan cerita kita"

Temanku : "mulai dari detik, kita akan jalan masing-masing"

Aku terdiam sambil menelusuri jalan setapak berliku penuh dengan kemurungan. Langkah demi langkah jalan tanah berbatu hingga datang menjemput bulan datang pertanda malam pun tiba. terlewati pesisiran pantai yang indah di sinari rembulan. Aku tersungkur di pasir dan terus di tarik ombak seakan-akan ingin meniadakan anak itu seperti hidup yang terombang-ambing dalam ketidakpastian itu.

Hingga, anak itu terdampar disuatu pulau kecil. Ada pak tua menghampir aku yang sedang terdampar di pasir.

Pak Tua : "hey bocah kerad..siapa kamu?"

Aku : "aku adalah Reyva, anak sma kouko"

Pak Tua : "IPA??...Bicara apa kau ini?"

Aku menjelaskan apa itu IPA dengan panjang lebar kepada pak tua itu hingga selesailah perbincangan panjang kami.

Pak tua : "wow..!! bagaimana bisa kau mengetahui itu semua?...sebagian dari kami tidak mengerti itu. ayo kau ikut denganku"

Perjalanan baruku akan dimulai disini. Inilah kisahku. Eramus Reaver, anak sma yang datang ke dunia baru.

Desiran suara ombak yang surut dan gerumuhan suara ombak besar yang tiap detik mengikis batu besar di pantai sedikit demi sedikit. Perjalanan indah di malam hari di teman sinar bulan, semakin menenangkan suasana dimalam itu. Suara yang menenangkan jiwa membuat kami tak sadar telah tertidur diatas pasir putih yang bersih. Malam yang indah harus ditutup dengan istirahat yang indah.

Ditengah terlelapnya tidur, suara ledakan datang dari atas bukit. Kami pun terbangun dan melihat letusan api dari puncak bukit.

Aku : "gunung meletus!!...lah?...kan ini di dunia lain"

Semua orang keluar dari rumahnya menuju bibir pantai. Dalam kepanikan, ada satu kakek tua bersorak

Kakek Tua : "Tuan Tanah Eradise mengamuk!... apa yang kita perbuat kepadanya sampai ia ingin mengusir kita..!"

Kami berdua mendekati kerumunan itu

Aku : "apa yang sedang terjadi?..."

Kakek Tua : "Ternyata kau yang buat Tuan Tanah Eradise marah...apa tujuanmu datang kesini?..."

Aku : "hah?...apa yang membuatmu yakin akan hal itu?...mengutuk orang habis terdampar?...aneh."

Kakek Tua : "bawa anak ini ke puncak bukit Eradise"

Aku pun tidak bisa melepaskan diri dan di gotong ke atas bukit. Salah satu dari mereka pun menarik ku dan membawaku lari ke atas bukit yang sedang berapi-api. Semua penduduk mengejarku sampai kakiku keseleo.

Para penduduk seperti karnivora buas yang sedang memangsa buruannya. Mengejar tanpa henti walau tanpa alas kaki. Kesana-kemari. Naik bukit turun bukit. Muter-muter bukit. Berlarian dari ujung pantai sampai ujung pulau.

Kami berlarian sampai didekat batu besar dan terkepung oleh penduduk. Seketika ingin menangkap kami, secara tiba-tiba aku terjatuh masuk kedalam goa gelap. Aku berjalan menyusuri jalan di dalam goa dan bertemu dengan gadis. Dengan pede aku pun memperkenalkan.

Aku : "aku Reyva, dan kau siapa?"

Shifa : "namaku Shifa, aku sama seperti dirimu. terjebak didunia yang aneh ini"

Aku pun terkagum pada dirinya. rambutnya yang anggun, tubuhnya yang indah, dan bola mata seperti permata memikat hati kecilku. Dalam hatiku pun berkata "cantik bet dah" dengan perasaan hati yang berbunga-bunga.

Shifa langsung menarik tanganku dan berkata

Shifa : "ayo, kita bertemu dengan yang lainnya" dengan senyum tipis.

Perjalananku mulai sedikit menyenangkan walaupun belum tau akhirnya gimana. Shifa membawa ku ketempat dimana kehidupan lain berada, berjalan menyusuri setiap sisi goa. Sepanjang perjalanan kami berbincang kecil untuk menanyai kabar dan kenapa bisa masuk kedalam sini.

Aku : "kenapa kamu disini? bukankah pulau ini luas? atau kalian mengasingkan diri?"

Shifa : "iya benar kalau pulau ini luas...tetapi kami memilih untuk mengasingkan diri dari permukaan"

Aku : "kenapa? apa yang mereka lakukan kepadamu?"

Shifa : "aku tidak tau bagaimana menjelaskannya. lupakan saja, itu tidak terlalu penting sekarang melanjutkan perjalanan kita"

Aku merasakan ada yang terjadi, tapi aku lebih memilih diam untuk saat ini dan tiba di suatu tempat. Sebuah perkampungan kecil di bawah tanah yang penuh dengan suara.

Daerah tersebut seperti kawasan industri yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Kampung itu seperti pabrik dalam skala yang besar, bahkan lebih besar 4x lipat dari pabrik mobil di duniaku.

Semuanya tersistematis dengan teknologi yang hampir mirip di abad ke-19, aku terkagum dengan tempat ini karena semuanya seperti labirin berjalan yang setiap menitnya berubah posisinya.

Shifa : "jangan kemana-mana ntar tersesat"

Aku pun melihat sekolah itu menggunakan peralatan dan sihir menjadi satu. semuanya disini menggunakan peralatan bertenaga sihir.

Shifa : "ini lah tempat tinggalku, ayo kita kerumah ku"

Kami sampai didepan pintu tempat tinggal Shifa dan menyuruhku membuka pintu, lalu muncul seseorang didepan pintu sambil memegang tongkat. Orang tua itu seperti merapalkan sesuatu dan menembakan gelombang kejut ke arah ku hingga terpental keluar.

Shifa : "Apa yang sedang kau lakukan nek??!..."

Shifa segera mendekatiku yang terlempar karena gelombang kejut sihir nenek tersebut.

Shifa : "apa kau baik-baik saja?...ada yang terluka?"

Aku : "tak apa, aku baik-baik saja"

Dalam hatiku berkata "aku mendengar suara samar-samar "Link..Push" saat hendak membuka pintu. apakah itu sihir?" sambil memegang dahi.

Aku melihat rumahnya seperti rumah di abad ke-19 pada umumnya. Aku merasa seperti hidup yang ada didalam buku sejarah dengan latar foto hitam putih. Hampir disemua sisi ada tiang mirip tripod, tetapi ada bola sinar kecil di atasnya. Semua benda yang ada dirumah itu terbuat dari besi dan baja.

Shifa menyuruhku untuk duduk dan menunggu dirinya. Aku semakin penasaran dengan dunia yang aneh ini. Ada benda yang bersinar sendiri, ada benda yang melayang, pipa seperti lintasan marmut, tetapi dilalui bola-bola sinar kecil yang setiap kali berbolak balik keluar masuk pipa itu.

Ibu Shifa : "hey, anak muda. darimana kau datang? aku belum pernah melihat dirimu di desa ini sebelumnya"

Aku : "aku Reyva, datang dari permukaan. lalu, rey menemukanku terjebak didalam goa tersebut"

Ibu Shifa : "Reyva?...namamu seperti nama sihir. tetapi aku melihatmu kau bukan dari dunia ini?"

Aku : "iya, saya datang dari dunia lain melalui pintu tua di rumah kosong itu" dengan tatapan agak tajam.

Shifa : "aku pikir kita perlu untuk keluar, sambil mencarikan tempat tinggal sementara untukmu"

Aku : "kenapa kita terburu-buru?, bisakah lebih santai?"

Shifa : "Gak."

Aku memilih untuk diam dan mengikutinya. Berjalan menyusuri setiap jalan-jalan raya di kampung itu dan berhenti disebuah toko alat yang menjual macam-macam peralatan.

Ia menyuruhku untuk memilih alat yang akan aku gunakan. berbagai macam bentuk mulai dari tongkat kayu, tongkat besi, dan senjata sihir yang bentuknya seperti senjata api.

Aku : "apa yang kau mau?...dengan tangan kosong?"

Aku melihat sarung tangan biasa yang sepasang dan bertanya kepada Shifa

Aku : "apakah ada tempat untuk modifikasi alat?"

Shifa : "iya, akan kutunjukkan tempatnya."

Selepas dari tempat itu, dalam perjalanan Ia bertanya

Shifa : "apa kau lakukan dengan sarung tangan itu?"

Aku : "ada yang ingin ku coba"

Aku pun bertanya kepada rey tentang kampung ini

Aku : "rey, disini semuanya menggunakan sihirkah?"

Shifa : "hampir semuanya menggunakan sihir termasuk transportasi, kecuali makanan. dan namanya itu Link" .

Lalu ia meneruskan perkataannya.

Shifa : "oh iya, sebentar lagi akan buka pelatihan sihir untuk pemula. biasanya untuk mengajari pengunaan sihir bagi orang luar dan juga anak-anak. mau ikut?"

Aku iyakan saja untuk mencari tau tentang dunia ini. Shifa memesan kendaraan untuk ke tempat tersebut. Ia berbicara dengan alat seperti kota pos itu.

Shifa : "Perjalanan selanjutnya...Steamwork Bell"

Sepertinya perjalanan ini akan memakai waktu yang singkat.

Like it ? Add to library!

Suka? Tambah ke Pustaka!

Isyukuncreators' thoughts