webnovel

Bab 39: Kepastian di Balik Keraguan

Lily, Selene, Tia, Luna, Kaela, Raka, dan Shade duduk di ruang VIP yang nyaman. Dinding kayu gelap dipadukan dengan lampu gantung kristal memberikan kesan elegan, sementara aroma kopi dan kue manis memenuhi udara. Meja bundar besar di tengah ruangan dipenuhi cangkir dan piring kecil berisi makanan ringan, tetapi suasana di antara mereka terasa sedikit tegang.

Kaela terus menatap Raka dengan tatapan curiga, membuat suasana semakin canggung. Raka mencoba menghindari kontak mata, sementara Shade bertengger di bahunya, berusaha menghidupkan suasana dengan komentar khasnya.

Shade: (mengepakkan sayap, menatap Kaela) "Bos, dia menatapmu seperti kau punya banyak hutang dengan nya."

Raka: (menghela napas pelan, berbisik) "Diam, Shade. Ini sudah cukup sulit tanpa bantuanmu."

Luna, yang duduk di sebelah Kaela, akhirnya memecah keheningan.

Luna: (melirik Kaela, nada santai) "Kaela, kenapa sih? Kau dari tadi terus menatap Raka seperti itu. Apa ada masalah?"

Kaela: (menyilangkan tangan, nada tegas) "Aku hanya merasa aneh. Apa benar dia itu Eka? Bagaimana kalau dia cuma Resonan yang kebetulan punya sedikit ingatan Eka?"

Perkataan itu membuat Lily langsung bereaksi.

Lily:(menggebrak meja, menatap Kaela dengan tajam) "Raka itu Eka! Kenapa kau terus meragukannya? Tunjukan sedikit rasa hormat, bisa kan?"

Selene: (mengangguk, nada datar) "Lily benar. Kita semua sudah menerima Raka sebagai dia."

Tia: (bersandar di kursinya, nada sinis) "Mungkin Kaela cuma butuh waktu untuk menerima kenyataan."

Kaela mengangkat dagunya, menatap Lily dan Selene dengan sikap tak mau kalah.

Kaela:(nada tegas) "Aku tidak akan percaya sampai aku melihat buktinya sendiri."

Raka, yang merasa semakin canggung, mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Luna dan berbisik.

Raka: (berbisik, nada penasaran) "Luna, apa sih Resonan itu?"

Luna: (berbisik kembali, nada menjelaskan) "Resonan itu orang-orang yang bisa menggunakan pecahan [God Power] yang hilang darimu. Mereka entah bagaimana mampu beresonansi dengan kekuatan tersebut, menyingkronkan diri mereka dengan sifat dasarnya."

Raka: (nada serius) "Jadi, kalau begitu... kekuatan itu bisa diambil dari mereka?"

Luna: (menggelengkan kepala) "Sejauh yang aku tahu, tidak. Bahkan jikalau mereka mati, [God Power]-nya juga hilang bersama dengan mereka. Seperti menguap begitu saja."

Raka terdiam, tenggelam dalam pikirannya.

Raka: (membatin) "Kalau ada Resonan yang punya kekuatan [Setting], mungkin itu caraku keluar dari dunia ini."

Namun, lamunannya terganggu ketika Lily tiba-tiba menggebrak meja dengan penuh semangat, membuat cangkir-cangkir di atas meja bergetar.

Lily: (menatap Raka dengan bersemangat) "Raka, tunjukkan kekuatanmu! Biar Kaela yang keras kepala ini tahu siapa dirimu sebenarnya!"

Raka: (menatap Lily dengan enggan) "Haruskah? Sepertinya ini sudah berlebihan ..."

Namun, tatapan Kaela yang penuh keraguan membuat Raka menghela napas panjang.

Raka: (menggenggam tangannya, nada tenang) "Baiklah. Aku akan melakukannya. 'Sinkron'. "

[Creatures, animals and monsters > Butterfly]

Cahaya terang menyilaukan memenuhi ruangan, membuat semua orang harus menutupi mata mereka. Ketika cahaya itu memudar, seekor kupu-kupu kecil berwarna-warni muncul, melayang ringan di atas meja.

Kaela menatap kupu-kupu itu dengan mata membelalak, wajahnya tampak bingung sekaligus terkejut.

Kaela: (nada pelan, hampir berbisik) "Ini... ini kemampuan [Creatures]. Hanya Eka yang bisa melakukannya..."

Wajahnya memerah karena malu dan menyesal karena telah meragukan Raka. Sebelum dia sempat meminta maaf, pintu ruang VIP terbuka dengan keras, membuat semua orang terkejut.

Seorang elf berambut pirang panjang (Lumine) langsung melompat masuk, wajahnya berseri-seri. Tanpa ragu, dia memeluk Raka erat-erat.

Lumine: (dengan nada ceria, memeluk Raka) "Eka! Akhirnya aku bertemu denganmu ! Aku merindukanmu! Tolong manjakan Aku! "

Gadis-gadis lain hanya bisa menatap dengan mulut terbuka, sementara Selene dan Lily tampak jelas merasa iri.

Lily: (berteriak, dengan nada tajam) " Lumine! apa yang kau lakukan?! itu berlebihan..."

Selene: (Sama paniknya) "apa yang kau lakukan, memeluk Raka seperti itu?"

Tia: (nada datar sambil memakan kue)

"itu pelanggaran "

Luna : (sedikit cemas) "Dia bersemangat seperti biasa"

Di belakang Lumine, seorang wanita dengan pakaian hitam dan topeng berbentuk paruh burung (Ariana) masuk dengan langkah tenang.

Ariana: (menundukkan kepala sedikit, nada formal) "Maaf atas keterlambatan kami."

Seekor gagak besar di pundak Ariana membuka paruhnya, berbicara dengan suara berat.

Gagak Ariana:(nada sopan) "Kami juga meminta maaf atas keterlambatan ini."

Shade, yang sejak tadi diam, langsung menatap gagak itu dengan mulut terbuka.

Shade: (melompat ke atas meja, menunjuk gagak Ariana) "Hei! Kau juga bisa bicara?!"

Ariana: (menatap Shade dengan tenang) "Dia partnerku, dia bukan sekadar gagak biasa seperti hal nya dirimu."

Sementara itu, Lumine akhirnya melepaskan pelukannya, tetapi senyum cerah masih menghiasi wajahnya.

Lumine: (tersenyum lebar, menatap Raka) "ekhm. Eka!, anda masih ingat dengan saya kan. Saya senang akhirnya kita bisa bersentuhan. Saya hampir tidak percaya ini bisa terjadi."

Raka hanya bisa mengangguk dengan canggung, merasa kewalahan oleh perhatian yang dia terima.

Raka: (sedikit bingung) "Aku senang bila kau senang, tapi tolong panggil aku Raka untuk kedepannya."

Lumine: (tersenyum bahagia)

" Baik Raka! ,Ehe."

---