webnovel

Episode 4 - Petualang

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖...

"Mungkin aku akan mengambil quest ini saja" Ucapnya dalam hati.

Quest yang akan dia ambil adalah Rank D, yaitu mengambil tanaman herbal di hutan. Sebelumnya, dia telah menanyakan kepada Clara tentang beberapa persyaratan untuk mengambil quest yang lebih tinggi dari tingkat petualangannya sekarang.

[𝙋𝙚𝙣𝙟𝙚𝙡𝙖𝙨𝙖𝙣]

Petualang juga memiliki tingkatan seperti 𝗦, 𝗔, 𝗕, 𝗖. Tingkatan ini tidak jauh berbeda sama dengan sistem quest. Semakin tinggi tingkat petualangmu, maka semakin tinggi juga rank misi yang dapat di ambil oleh petualang.

"Waaah, beruntung sekali tuan mengambil quest ini. Kami menyarankan anda untuk mencari lebih banyak daun tersebut, di karenakan untuk saat ini guild kami kekurangan stock" Ucap Clara.

Akhirnya ia pergi meninggalkan Guild Barbatos untuk menuju hutan. Di luar masih banyak orang-orang yang berlalu-lalang mulai dari petualang, penduduk, dan pedagang. Bau dari aroma banyaknya makanan yang di jajakan oleh pedagang itu membuat Katsu Hajime meneteskan air liur.

"Kriyuuuk..." Suara perut Katsu Hajime yang keroncongan.

"..." Rebel chan.

"Apa? Kamu ingin cumi-cumi bakar?" Ucapnya kepada Rebel chan.

"Aku tidak ada uang, jadi tahan laparmu itu" Ucapnya yang berbisik.

"Mama.. mama, dia berbicara sendiri, apa orang itu sudah gila?" Ucap anak kecil kepada mamanya yang berpapasan dengan Katsu Hajime.

"Ssssttt.. nanti dia mendengarnya" Ucap mamanya kepada anaknya.

Di suatu tempat, tepatnya di 𝗛𝘂𝘁𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗹𝘀. Terlihat sebuah party petualang yang beranggotakan 3 orang itu sedang bertarung melawan monster babi raksasa, kelas ketiga anggota tersebut sepertinya terdiri dari 𝗦𝘄𝗼𝗿𝗱, 𝗦𝘂𝗽𝗽𝗼𝗿𝘁, dan 𝗦𝗵𝗶𝗲𝗹𝗱.

Remaja laki-laki sang kelas sword itu memiliki rambut pendek yang berwarna merah, sedangkan remaja wanita kelas support memiliki rambut pirang berwarna abu-abu. Tak hanya itu, remaja laki-laki dengan kelas shiled memiliki rambut pendek sebahu dan berwarna putih.

"Sriing.. sriing" Suara pedang.

"Ngok.. ngok" Suara babi yang berlari ke arah sang kapten dengan kelas sword.

"Zzzzt.. zzzt" Suara petir dari tanduk babi itu.

"Awaas.. di atasmu kapten" Ucap wanita tersebut dengan kelas support kepada rekannya.

"Sialan..." Ucap sang Kapten.

"Barir!" Ucap rekannya satu lagi dengan kelas shield.

"Duaaaar...." Suara ledakkan dari petir tadi untungnya mengenai barir dari sihir 𝗡𝗼𝗹𝗲𝗻 sang kelas shield.

"Terima kasih Nolen" Ucap 𝗞𝗶𝘆𝗼𝘁𝗼 sang Kapten kelas sword.

"Babi sialan. 𝗟𝗶𝗹𝘆, gunakan sihir penguat serangan. Giaaaaant...." Ucap Kiyoto sambil berteriak dan akan menebaskan pedangnya.

"Baik kapten, Damage Up!" Ucap Lily sang kelas support.

"..Swooord!" Ucap Kiyoto sambil menebas babi tersebut dengan pedangnya yang terlapisi aura merah karena sihir Lily.

"Bdum! Ngoooooook....." Suara babi yang tergeletak.

Tak lama kemudian, babi itu akhirnya terkena sihir Sword Giant tebasan dari sang Kapten. Drop item yang keluar dari babi tersebut menghasilkan beebrapa item seperti mutiara, aksesoris kelas, dan juga sebuah tanduk.

Mereka bertiga sangat bahagia bisa mengalahkan monster babi raksasa itu, ketiganya mengalami peningkatan level secara derastis. Sang Kapten 𝗞𝗶𝘆𝗼𝘁𝗼 sendiri mengalami peningkatan level 𝟭𝟱 -> 𝟮𝟬. sedangkan 𝗟𝗶𝗹𝘆 mengalami peningkatan level 𝟭𝟮 -> 𝟭𝟳, lalu 𝗡𝗼𝗹𝗲𝗻 mengalami peningkatan level 𝟭𝟴 -> 𝟮𝟯.

"Wahh, tidak menyangka levelku sekarang naik dengan cepat setelah mengalahkan babi itu" Ucap sang Kapten.

"..." Nolen agak introvert.

"Akan aku sembuhkan luka-luka kalian" Ucap Lily.

"Mohon bantuannya Lily cwaaaan..." Ucap Kapten Kiyoto.

"Iiiih, Kapten suka menggodaku" Ucap Lily dengan pipinya yang memerah.

"Hahahah..." Tawa sang kapten.

Drop item yang mereka dapatkan di bagi rata sesuai kebutuhan masing-masing. Di suatu tempat, tepatnya di Istana Kerajaan Lans. Seorang tuan putri yang bernama 𝗔𝗹𝗲𝘅𝗶𝗮 𝗖𝗲𝗹𝘃𝗶𝗰, rambutnya yang panjang dan ikal berwarna merah. Tuan putri yang memsona itu sedang menuju ke ruangan ayahnya.

"Ayaaaah... ayaaah" Teriak sang putri.

"Kenapa kamu berteriak" Ucap sang Raja.

"Aku ingin menjadi seorang petualang" Ucap sang putri.

"Apa? Ehhhh...." Ucap para prajurit dan para pelayan yang ada di dalam ruangan tersebut sambil melongo dan kaget karena mendengar omongan putri.

"Apa? Dasar anak bodoh, kamu itu seorang wanita, mana mungkin ayahmu ini mengizinkanmu untuk menjadi seorang petualang" Ucap sang Raja sambil berteriak dan wajahnya terlihat kesal.

"Dasar ayah pelit, wlek.." Ucap sang putri sambil mengejek ayahnya itu.

"Apa kamu bilang?" Ucap sang Raja sambil berteriak dengan wajahnya yang kesal.

Sang putri pun akhirnya pergi dari ruangan ayahnya itu, sambil berjalan ia terlihat bergumam karena permintaannya tidak di turuti oleh sang ayah. Sang Raja sebenarnya sangat lelah melihat tingkah laku putrinya yang tidak mau diam, dan selalu meminta hal yang menurutnya sangat aneh.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya bernama 𝗥𝗲𝗶𝗻𝗵𝗮𝗿𝗱 𝗖𝗲𝗹𝘃𝗶𝗰, dengan rambutnya yang pendek berwarna abu-abu bercampur putih, ia merupakan pria yang tampan dan berwibawa sebagai keluarga kerajaan. Di dalam Hutan Tals, Katsu Hajime masih saja terlihat mencari tanaman herbal. Ia sepertinya juga menemukan sesuatu.

"Apa ini? Sepertinya ini mutiara, tetapi berwarna hitam" Ucap Katsu Hajime dalam hati.

"Mungkin saja ini milik binatang buas, ada jejak kaki monster dan bekas cakaran di batang pohon" Ucapnya dalam hati.

"Aku akan menyimpannya terlebih dahulu, kemungkinan mutiara ini dari hasil antara pertarungan monster satu sama lain" Ucapnya dalam hati.

"Lebih baik pencariannya cukup sampai di sini saja" Ucapnya dalam hati dengan wajahnya yang tampak begitu lelah.

Waktu menjelang malam akan tiba, ia bergegas kembali ke guild untuk menerima hadiah dari quest yang sedang di jalankannya ini. Dan tampaknya ketiga anggota party petualang yang bernama Kiyoto, Nolen dan Liluy juga akan kembali menuju Guild Barbatos.

Di suatu tempat, sekelompok orang terlihat sedang berkumpul di ruangan yang redup akan lampu pencahayaan, beberapa orang yang ada di ruangan gelap itu tampak duduk melingkar seperti mengadakan rapat.

"Bos, kapan kita akan beraksi lagi?" Ucap salah satu orang dari kelompok tersebut sambil tertawa kecil yang akan berniat jahat.

"Kita akan menunggu waktu yang tepat" Ucap bos sambil berdiri dan melihat di luar jendela.

"Hahaha..." Tawa beberapa orang dari kelompok itu yang akan berniat jahat.

Tepatnya di Guild Barbatos, Katsu Hajime sedang mengeluarkan tanaman herbal begitu banyaknya di atas meja Clara yang telah di carinya selama seharian penuh.

"Tuan Hajime, banyak sekali tanaman yang anda dapat hari ini" Ucap Clara.

"Aku hanya beruntung saja" Ucapnya.

"Tunggu sebentar, saya akan menghitungnya terlebih dahulu tuan" Ucap Clara.

"Hari ini kita panen besar, hahaha..." Ucap sang Kapten yang telah sampai di Guild Barbatos sambil tertawa bahagia.

"Permisi tuan, apa anda seorang petualang?" Tanya sang Kapten kepada Katsu Hajime.

"..." Katsu Hajime hanya diam dan tidak menghiraukannya.

"Jadi total yang anda dapatkan berjumlah 𝟭.𝟮𝟱𝟰 tanaman herbal tuan. Ini uang dari hasil tanaman tersebut, dan sebagian bonus akan saya potong untuk biaya administrasi pendaftaran waktu lalu" Ucap Clara.

"Ckling.." Suara sekantung koin yang besar di dapatkan.

Setelah ia mendapatkan uang begitu banyaknya dari menyelesaikan misi Rank D seharian penuh untuk mencari tanaman herbal, dia meninggalkan Guild begitu saja dan mulai mencari pemginapan.

"Apa kalian juga merasakan hawa aneh dari keberadaan orang itu? Dia sama sekali tidak menunjukkan seorang petualang maupun penduduk biasa" Ucap sang Kapten Kiyoto.

"..." Kedua rekannya Lily dan Nolen tidak bisa berkata apa-apa.

"Rebel chan, mencari uang di dunia ini memang sangat mudah." Ucap Katsu Hajime yang sekarang berada di luar Guild.

"..." Rebel chan cuma diam(memang tidak bisa berkata apa-apa)

"Apa, kamu sudah lapar? Jangan menangis, sekarang kita akan membeli cumi bakar" Ucapnya kepada Rebel chan(keyboard kesayangannya itu)

"Paman, sebodoh-bodohnya diriku karena tidak mempunyai otak sebagai binatang, tidak segitunya juga aku akan mengajak ngobrol sebuah benda mati" Ucap seekor jangkrik yang sedang lewat(sebuah gurauan).

Dari kejauhan, Katsu Hajime masih tidak berhenti mengoceh dengan keyboard kesayangannya itu. Orang-orang mulai melihat dia sebagai orang gila yang sedang memakai tudung kepala, dan mengira ia sedanh mengajak kencan benda matinya tersebut(gurauan).