webnovel

=09=

Sinar matahari menerobos masuk ke celah ventilasi kamar yang berisik karena bunyi alarm yang coba membangunkan dua orang yang tertidur dengan tidak elitnya dalam satu kasur. Satunya kaki diatas bantal dengan mulut terbuka dengan sungai mengalir deras, satunya lagi mengambang antara mau jatuh kelantai atau tidak karena setengahnya masih lengket dikasur. Ya itu adalah Vero dan Gerry yang masih tertidur pulas pada pukul tujuh pagi dengan Vero yang mengambang dan dan Gerry yang membuat sungai.

Buk!,

GEBRUAK!!

"Agghh... Punggungku, siapa sih nendang gue?!" Vero bangkit ketika ada seseorang dengan santuy nya nendang kepala dia hingga yang tadinya ngambang jadi jatuh kelantai. Tatapan datar ditampilkan Vero ketika melihat sepupu laknatnya sedang tidur pulas dengan sungai mengalir dari mulutnya, pakai acara ngorok lagi.

"Dasar curut nyasar" Vero nendang Gerry yang lagi asik tidur dengan sekuat tenaga hingga sang empunya jatuh kelantai.

"Adohh, Sialan lo! " terdengat suara rintihan kesakitan dan makian dari seorang Gerry di pagi hari.

"Ngapain lo nendang gue hah? " ucap nya ketika mencoba bangkit dengan mata yang masih mengantuk.

"Lo kalau gak gue bangunin, nih rumah bakal banjir dengan sungai buatan lo" Vero berujar dan pergi kekamar mandi.

Gerry bangun lalu pergi menuju ruang tamu setelah itu kembali tidur di sofa dari pada nanti kena siram sama Vero kalau dia buat sungai di kamarnya lagi.

.

.

.

Vero menuju ruang makan dan mengambil selembar roti tawar diatas meja.

"Ma! Papa mana? Tumben gak ada? biasnya ngopi" tanya Vero pada sang ibu yang kini tengah memasak di dapur

"Kepasar, mama suruh beli sayuran" seru Lena dari arah dapur.

"Oh" gumamnya setelah itu memakan roti yang telah di baltu dengan selai coklat.

"Gerry mana ma?" tanya Vero setelah selesai sarapan dan mulai bersiap untuk berangkat kesekolah.

"Tuh lagi tidur di sofa ruang tamu" setelah mendengar perkataan Lena, Vero pergi menuju ruang tamu dimana sepupunya tidur.

"Tewas apa mati nih anak? Pulas amat tidur, entar ada banjir gak tau aja bangun - bangun udah hanyut" ucap Vero ketika melihat Gerry tidur dengan pulasnya.

Tak lama muncul senyum misterius di wajah Vero dan tak lama lagi mungkin ada teriakan makian dan gerutu orang.

Vero mengambil air keran yang ada di dapur satu gelas, ditambah garam satu sendok, diaduk nya dan di siramnya ke wajah tampan Gerry.

Byurr!!!

Gerry langsung melotot dan terbangun ketika merasakan air mengenai wajahnya.

"Dasar laknat lo!!! Gue disiram! Mana asin lagi! " kesal Gerry ketika melihat oknum yang menyiramnya.

"Tidur mulu lo, bangun! Cari kehidupan sana!!" Vero berucap lalu berlalu pergi menuju sekolah tercinta nya.

"Dasar kutu beras!! " Kesal Gerry dan beranjak dari tidurnya menuju kamar mandi.

~#~#~

Gebuak!

Prang!

"Aduh ngapain sih kamu pagi - pagi udah ribut?!!" Reni datang dari kamarnya sambil memasang wajah lelahnya.

"Loh ma, aku kira mama udah berangkat kerja"

"Berangkatnya agak siangan, Mama mau ke bandara dulu. Jemput kakak kamu"

"Kakak mau pulang? " tanya Nia memastikan.

"Iya, itu piring pecah? " tanya Reni ketika melihat pecahan piring yang dipungut Nia.

"Gak pecah, cuman terbelah - belah" elak Nia ketika ketahuan memecahkan piring dirumahnya.

"Sama aja, kamu buat apa sih sebenarnya?" Ucap nya sambil menyapu sisa - sisa serpihan kaca yang masih tersisa.

"Telur ceplok, buat sarapan. Aku kira mama udah pergi"

"Udah - udah biar mama aja!, kamu anak perempuan kok gak bisa masak. Sekarang kamu bangunin Tiara dan siap - siap sekolah sana!"

"Iya ya ma" Nia pergi menuju kamar adiknya, Tiara.

. . . . . . .

15 menit kemudian Nia telah siap dengan pakaian sekolah dan tas di gendongan nya.

"Ara! Mama mana? " tanya Nia kepada adiknya, Tiara yang sedang mengikat tali sepatu.

"Udah berangkat, tuh sarapan di meja"

Nia menuju meja makan di ikuti Tiara yang telah selesai mengikat tali sepatu dan ikut sarapan.

~#~#~

"PAGI EVERYBODY!!!!" teriak Vero ketika sampai di kelasnya.

"Berisik" seru Rafa yang masih sibuk menyalin sesuatu.

"Ada pr emangnya? " tanya Vero yang datang kemeja Ricky yang tengah di kerubuni oleh orang - orang yang menyontek pekerjaannya sebut saja mereka Benny, Ran, Rafa, Sandy, Angga, dan Vero yang kini juga ikut menyalin karena dia lupa mengerjakannya.

"Udah tau pake nanya lagi lo!" kata angga yang masih fokus nyalin Pr.

"Emang nih PR di periksa kapan sih? " tanya Vero yang terlihat ganjal dengan pr tersebut.

"Sebentar jam pertama lah! Kalau jam terkakhir gue gak akan tulis sekarang!"

"Lo berdua banyak bacot ya?! Mending lo berdua pergi aja dari bumi ini! Cari planet lain sono! " sungut Benny kesal ketika konsentrasinya menyalin pr terganggu.

"Yaudah kita rapat dulu, si Angga sama Vero mau dikasih pindah di planet mana?! " kata Sandy si ketua kelas baik tapi gak bener.

"Rapat mulu lo kayak tetangga gue si Pak RT san! Lo udah kerjain Ver? " tanya Rafa pada Vero yang masih memperhatikan pr tersebut dengan seksama.

'Kok ganjil ya?' batin Vero.

"Gue belum kerjain" Jawab Vero.

"Yaudah cepat kerjain makanya! Mumpung masih ada waktu! "

"Wes wes, aku liat dulu! Ini bukanya pr untuk minggu depan ya? " tanya Vero saat melihat soal tersebut, pantasan saja ganjil.

"Itu lo tau! WHAT!! apa lo bilang tadi? Gue gak denger" Kata angga terkejut.

"Itu Pr untuk minggu depan yang di kasih kemarin, kita gak ada mata pelajaran bahasa sanskerta hari ini" ucap Vero santai.

"Oh iya gue salah bawa buku, gue kira tadi buku bahasa jepang. Hehe" ucap Ricky sambil tertawa.

"Hehehe kering tuh gigi" Ucap Angga kesal.

"Kampret lo Ric, gue udah selesai nulis!!" kesal Ran yang dengan susah payah mengukir tulisan.

"Salah lo juga gak teliti" elak Ricky.

"Sekolah juga aneh, pakai acara ada pelajaran bahasa sanskerta lagi. Emang kita lagi jaman kerajaan apa? " kesal Rafa tak terima. Tak lama Pak guru pun datang dengan buku di tangannya membuat kelas yang tadinya ribut jadi sunyi.

"Baik anak - anak kita lanjut materinya, buka halaman 32" ucap pak guru dan langsung di ikuti seluruh murid

~#~#~

"Woi Ver! lo sibuk gak bentar?" tanya Nia pada Vero yang lagi menaruh bukunya di tas karena bel pulang telah berbunyi satu menit yang lalu.

"Gak, kenapa? " tanya Vero yang telah berdiri dengan tas digendongannya.

"Gue kerumah lo, mau latihan. Besok kita tampil"

"Oh iya, yaudah ayok" mereka berjalan beriringan sampai ketempat parkir. Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan menuju rumah Vero, akhirnya mereka sampai.

"Ayok masuk! " seru Vero turun dari motor Nia.

"MAMAA!! PAPA!! " teriak Vero disamping Nia. Membuat Nia harus menutup telinganya.

"Gak usah teriak jing!! Sakit telinga gue"

"Sorry sorry, gue gak bermaksud"

"Suruh duduk kek! Ngasih minum gitu. Haus nih! " adu Nia yang langsung duduk di sofa ruang tamu Vero sebelum yang punya ngizinin.

"Gue gak suruh juga, lo langsung duduk" Vero pergi kedapur nyiapin minuman buat Nia.

"Siapa yang datang? " tanya Gerry yang baru keluar setelah berhibernasi.

"Teman gue" jawab Vero dan pergi menuju ruang tamu sambil membawa segelas jus.

"Oh" gumam Gerry yang ikut keruang tamu karena penasaran siapa teman Vero, karena dia lihat dari belakang rambutnya itu panjang dikuncir.

"Nih!" Vero memberikan segelas jus kepada Nia.

"Makasih" ucap Nia lalu mendongakkan kepalanya dan seketika melotot melihat siapa yang ada di sebelah Vero yang juga melotot.

"Lo! " Ucap Gerry dan Nia bersamaan sambil saling menunjuk satu sama lain. Vero yang berada diantara hanya bingung. Bingung karena dia tidak tahu mereka kenapa dan kenal nya kapan.

"Kalian berdua udah saling kenal? "

Nia hanya mengangguk "Dia.. " ucapnya menggantung.

"Mantan gue"

"What! "