webnovel

Introvert vs Ekstrovert

Dia introvet bukan cool. he's not ice Prince. Apa jadi nya jika si introvet yang selalu menjaga jarak dari orang justru suatu ketika ia ditarik paksa dari dunia nya oleh sebuah tawa dan senyuman. saat ia tau semua nya apa kah ia harus berhenti? ia di hadapkan 2 pilihan berjuang atau tidak sama sekali. tapi apa iya mampu? mundur atau maju keduanya sama berat nya. lalu ia harus apa? *** "senyum dong" suara itu terdengar mengintrupsi bersama an dengan jari yang menarik bibir pria itu hingga terbentuk lengkungan di wajah nya. "kan makin ganteng, makin sayang deh!" "kenapa masih suka?" "pengen aja!" jawab ia gamlang. lalu ia mendekat ketelinga nya dan mulai mengeja kata hingga sebuah kalimat meluncur. "nan-ti,...ka-lo.....u-dah ca-pek!" tubuh itu menegak dan hilang di balik pintu. *** Rasa percaya dan Rasa cinta adalah satu kesatuan. biar rasa percaya yang melahirkan cinta... tanpa campur tangan rasa tak suka.. karna ini bukan novel romansa mula benci jadi cinta. {my introvet boy} berhenti lah pura pura bahagia, bahagialah dengan sesungguhnya bersama ku. {my ekstrovert girl}

Desember_01 · Teen
Not enough ratings
273 Chs

bagian 7 sandwich vs patin

Kyukk..

Bunyi perut kira seolah mendukung Sarah, Akira terlihat malu dengan wajah merah padam. dalam hatinya, Akira berkata 'benar benar memalukan!'-

Akira hendak bangkit namun di cegah Sarah, tangan sarah menlintang di depan Akira yang hendak berdiri, namun terpaksa mengurungkan niatnya karena tangan sarah. ia menoleh dengan cepat kearah Kayla,. elihat sebenarnya apa yang di inginkan gadis nakal itu.

"sini gue buka in!" Sarah mengambil alih tutup  kotak, dan terkejut melihat isi kotak bekal yang ada di tangan Akira. belum sempat marah terhadap sarah yang sembarangan, ia malah di buat heran melihat cara sarah menatap bekal makan siangnya.

kenapa? dia jijik?_kira menduga duga melihat sarah yang terdiam menatap kearah bekal nya. dia bukanya sembarangan menduga, kenyataannya, banyak anak orang kaya terlebih seperti Kayla yang terkenal seantero sekolah akan kekayaan orangan tuanya menjadi congak, bahkan tidak sengaja segan menghina orang lain. mereka hanya tidak sadar, mungkin makanan yang mereka hina adalah makanan terbaik yang pernah di dapatkan oleh orang kelas rendah yang bahkan untuk menyambung hidup pun harus bersusah payah.

"emm.. Ap_" belum ada satu kata yang meluncur dari mulut Akira, ia malah terpotong Sarah dengan cepat, kecepatan sarah memotong kalimat Akira membuat Akira terdiam.

"apa kau membuat nya sendiri?!" tanya Sarah antusias menatap Akira. tatapan yang sedikit berbeda dari yang pernah ia lihat sebelumnya, tatapan yang tidak ada menyiratkan nada merendahkan seperti anak anak orang kaya kebanyakan. tapi bukan berarti sarah berbeda, ia hanya menilai tatapan, dan cara bertanya gadis itu, ia belum mendengar pertanyaan sarah berikutnya. karena jujur saja ia tidak ingin membangun ekspetasi terlalu tinggi, karena saat jatuh akan jauh lebih sakit.

Akira yang tak biasa di tatap secara langsung tepat di mata malah grogi.

"ah..ya.. Apa kau ji_" lagi lagi sarah memotong dengan pertanyaan yang tidak pernah terlintas di kepala Akira akan sosok seorang Sarah. "aku boleh minta?"tanya Sarah menatap kearah Akira penuh harap,  kira yang grogi hanya mengguk dengan gugup. Akira tidak bisa di tatap lama oleh lawan jenis, ia selalu mengalihkan pandangan nya, apa lagi di tatap sedekat ini oleh sarah. jelas ia jadi malu, karena sebelumnya ini tidak ada yang begitu kepadanya.

"ini untuk mu" Sarah menaruh bekal yang di buat kan Joe ke pangkuan Akira, lalu mengambil alih kotak bekal milik Akira dan menaruhnya di atas paha nya sendiri. sarah sangat mandiri tentunya.

"hmmm...enak..." gumam Sarah saat merasakan ikan goreng menyelinap masuk ke dalam mulut nya, rasa gurih dan sambal cabe giling yang terasa pas di lidahnya, benar benar cita rasa yang belum pernah di rasakan nya di makanan mahal mana pun, oleh koku terbaik mana pun, justru kini di temukan nya dalam kotak bekal usang milik salah satu siswa di sama nya.

"kau habis kan ya!" sarah menepuk paha Akira menyadarkan pria itu, Akira hanya mengangguk dan memakan sandwich yang hampir tidak pernah di makan nya, bukan hampir pertama kali, namun ini pertama kali nya ia merasakan sandwich yang sesungguhnya, biasanya sandwich yang ia makan adalah sandwich KW yang lebih cocok di sebut roti bakar saus telur atau lebih tepatnya burger gepeng. saat ia kecil menyebutnya dengan sandwich, dan hari ini ia merasakan sandwich yang sesungguhnya.

"kayak nya kita sama deh!"  kekeh Sarah menutup tempat makan siang Akira yang ludes oleh nya. Nasi putih di temani 2 potong ikan dan cabe di ruang sebelah ikan dan nasi. Sederhana namun jelas tak pernah di rasa kan nya.

"kenapa?" tanya Akira heran merasa tak ada kesamaan di antara mereka.

"melihat ekspresi lo makan sandwich tadi kamu terlihat jarang memakan nya!" ujar Sarah gamblang, Akira sedikit tersinggung namun tak berdaya yang di kata kan gadis itu benar.

"tapi aku juga sama, aku tak pernah merasakan menu sederhana seperti milik mu tadi dan aku sangat bersemangat,  apa nama ikan tadi?" tanya Sarah tersenyum mengusap bibir nya dengan tisu.

"ikan patin!" jawab Akira mengembalikan kotak Sarah yang juga habis, sebenarnya Akira tak mau menghabiskan karena segan, lagi lagi segan menjadi penghalang, Namun Sarah memaksa Dan lagi lagi gadis pemaksa itu menang.

"aku Kan suruh kepala pelayan masak ikan patin!"  teriak Sarah senang.

enak ya mau makan apa pun tinggal bilang_ Batin Akira. Terbesit rasa iri akan keberuntungan Sarah namun itu tak berlangsung lama.

Sarah menyandar pada sandaran kursi lalu melirik Akira yang masih duduk dengan lurus terlihat sangat tegang dan kaku.

"rileks aja!" Sarah menarik kerah baju kira hingga pria itu ikut bersandar di sandaran kursi.

"menurut lo selama beberapa hari ini aku orang nya bagai mana?" tanya sarah menatap lurus ke depan tanpa menoleh pada Akira.

"pemaksa, menyebalkan bukan?" Sarah menjawab pertanyaan nya sendiri.

Akira mengguk dan itu terlihat dari ekor mata Sarah, gadis itu tertawa kecil. "iya aku juga merasa begitu tapi.." Sarah memfokus kan mata nya ke langit yang jauh di sana.

"menjadi orang kaya tak semenyenag kan yang lo pikirin, ini hanya bentuk pemberontakan kita, dan lo harus mengenali seseorang sebelum menilai dan jika lo sudah memilih percaya seperti apa pun orang berkata lo  tetap akan percaya.!"

"heh kamu terdengar bijak kali ini!" pertama kali mendengar kekehan dari Akira wajah Sarah langsung berseri cerah.

"lo ketawa?"

"tidak?"

"iya barusan lo ketawa!"

"kamu salah dengar!" lirih Akira.

"enggak tadi lo...

Kringggg....

Bel masuk menghentikan Sarah yang akan menyerang, Akira bangkit menenteng kotak bekal nya lalu mengangguk kan kepala nya sekali.

"terimakasih untuk makanan nya!" Akira pergi tanpa menunggu jawaban Sarah, Sarah yang melihat kepergian Akira mengejar pria itu hingga turun dari tangga rotoof.

"bareng dong!"  Sarah memeluk tangan Akira namun di lepaskan dengan lembut.

"gak sopan begitu!"  peringat Akira pada Sarah dan di balas cengengesan Sarah seperti biasa.

"kelas kamu di depan, aku duluan ya, besok tungguin aku ya kita makan bareng! Baye..!" Sarah melambai meninggalkan Akira berlari menuruni tangga menuju kelas nya di lantai 3.

Si cantik

Ntar ngak usah jemput

Kekelas gue pulang sma cs gue!

.

.

.

.

Akira memijat kening nya saat membaca pesan dari sarah,  kenapa gadis itu sangat percaya diri sekali.

Akira mengangkat kepala, ia sedikit semangat sekarang kelas nya akan belajar seni budaya dan tema hari ini membuat sebuah poster.

Cita cita ku tinggi_ kira melirih sinis pada diri nya sendiri.

Tbc