webnovel

Panen

"Zara duluan.. Zara duluan" seru seorang di antara remaja yang ingin memanen sayuran. Dia terlihat berlari mendahului teman temannya, terlihat perbedaan antara dia dan yang lainnya. Anak anak remaja lain terlihat lebih rendah dan kurus, sedangkan yang menyebutkan namanya zara terlihat lebih tinggi dan memiliki kulit putih kenyal terlihat dari punggung tangannya yang terangkat. Sedangkan dia memakai gamis maron dan jilbab yg senada dan sebuah cadar berwarna hitam, tapi terlihat lebih energic dari yang lain.

Dan setelah berdiri di depan teman temannya langsung berhenti tiba-tiba sehingga teman yang berdiri paling depan kaget dan tidak sengaja mendorongnya hingga mereka berdua jatuh terguling kedepan.

Sontak yang lain ada yang tertawa dan ada yang berlari menolong mereka berdua,,

"Astagfirullah kak zara" husna mengulurkan tangan untuk membantu zara berdiri tapi lebih dulu di pegang salwa, salwa pun berdiri terlebih dulu dan mengibaskan gamisnya yang kotor.

Sedangkan zara masih duduk di tanah menatap kaos kakinya yang robek,,

"Yah... Sendal kak zara putus nih. Kaos kaki ya juga bolong" zara berucap dengan wajah memelas.

Saat yang lain melihatnya satu per satu mengulurkan sendal mereka kepadanya,

Zara menatapnya,

"Ga usah de, ka zara pake kaos kaki aja gapapa" Ucapnya sambil melambai tangannya

Tidak berapa lama pak karno datang menyusul di belakang mereka.

"Kenapa neng?"

"Kak zara jatuh pak, sendalnya putus" jawab husna

Pak karno memandang zara yang masih duduk,

"Neng zara pinjam sendal bu siti aja gih, bu siti lagi di rumah"

"Eh iya pak, yaudah zara kesana sebentar ya" zara lari lagi sambil cengengesan. Sedangkan pak karno geleng-geleng kepala melihat tingkahnya yang pecicilan dan perusuh.

"Assalamualaikum... Bu siti.. Bu siti.."

Zara berdiri di depan rumah bu siti dengan suaranya yang lantang.

"Waalaikum salam, neng masuk ibu di dalam lagi repot"

Zara pun langsung masuk dan melihat bu siti lagi memotong ayam.

"Ibu sedang apa?"

"Eh Neng zara, ini ibu mau masak rica-rica diminta sama bos mau makan rica-rica katanya" bu siti menjawab sambil tangannya tetap bekerja.

"Yahh... Sebenarnya mau bantuin ibu juga tapi mau bawa anak-anak panen juga"

Zara dengan muka prihatin

Bu siti tersenyum

"Ga usah, panen aja sana sama anak-anak. Ibu kan masak sedikit aja buat bos satu orang aja"

"Trus kesini ada perlu apa?" lanjut bu siti lagi

"Ya allah, bu lupa" kaget zara

"Zara mau pinjem sendal ibu sebentar, sendal zara putus tadi di kebun" ujar zara sambil menunjuk kaki nya dengan kaos kaki yang sudah bolong.

"Neng...neng" sahut bu siti sambil mencuci tangannya. Tidak habis pikir dengan anaknya Pak Haji satu ini, bu siti beranjak ke depan menunjukkan tempat sendal.

"Mau yang mana neng?" tunjuk bu siti ke arah sendal sendalnya..

"bu, ga ada sendal jepit ya.."

Bu siti menggeleng,

" ibu belum beli, kemaren hilang di hajatan itu"

"Eh sebentar" ujar bu siti sambil keluar rumah dan masuk ke halaman villa besar.

Tidak berselang lama bu siti datang menenteng sendal jepit walaupun usang dan sudah menipis tapi terlihat bersih,

"Pake ini aja neng dulu, nanti ibu kasih tau bos"

"Gapapa ni bu" tanya zara seraya menunjuk kakinya yang sedang mencocokkan sendal tersebut.

"Gapap ah, sendal lama juga"

"tapi besar banget bu" ujar zara sambil tertawa melihat kakinya dan sendal yang tidak seimbang.

Bu siti juga ikut tertawa

"Pake aja ah, cepat sana nanti di tungguin" bu siti sambil tertawa dan mendorong zara pelan.

"Ya udah deh, zara pamit bu. Assalamualaikum" zara seraya menarik tangan bu siti untuk salaman.

"Waalaikum salam"