webnovel

Chapter 28

pertandingan akhirnya dimulai tiona melancarkan serangan pukulan dan tendangan dengan sangat gesit dan kuat membuat natsuyuki dalam posisi bertahan menggunakan teknik beladiri tradisional dan melangkah ke belakang sedikit demi sedikit.

Natsuyuki dapat menghindar, membelokkan, dan sebelum serangannya dilepaskan sepenuhnya dia mencegatnya dengan memukulnya balik ini dapat dilakukan karena matanya melihat gerakan awal, memprediksi arahnya dan lalu insting bertarung membuat dia bisa bergerak terlebih dahulu walau dimata orang orang yang melihat mereka terheran-heran karena pemandangan yang aneh. tapi meski begitu dia tidak bisa menyeimbangi dan tangannya merasakan sakit saat membelokan serangan tiona seorang petualang yang baru saja naik ke level 4.

'masih kaku, aku harus dapat bergerak lebih halus, lebih fleksibel seperti air'

'Jangan melawan kekuatannya'

'ikuti dan ubah secara perlahan'

Itulah, dipikirkan oleh natsuyuki dan dengan pikiran itu dia pun memperbaiki gerakannya setelah dipukuli secara sepihak. ia akhirnya dapat menakisnya dengan lebih baik lalu dengan momentum dari kekuatannya membuat melakukan pukulan balik tapi tione tidak mengecewakannya karena dapat menahanya atau menghindarinya dengan mudah.

'pukulannya lemah tapi untuk petualang yang belum naik level sudah dipastikan dia kuat.'

'kecepatan dalam menyerangnya lambat tapi untuk levelnya ini cukup bagus, yang aneh adalah kecepatan reaksinya sangat cepat seperti kucing.'

'ditambah dia menjadi lebih baik dalam pertukaran ini membuatku kesal.' pikir tiona.

Tiona berpikir dia bisa mengalahkannya tapi insting atau perasaannya memberitahunya ini tidak akan mudah.

Tiona akan menahan pukulan yang datang ke arah wajahnya dengan tangan kiri tapi ternyata itu adalah tipuan yang tidak diduga olehnya yang langsung mengenai ulu hati, pukulan itu merupakan kombinasi yang cepat dari gerakan tangan yang di longarkan dan digengam kembali bersamaan kaki kanannya maju kedepan tepat jarak 1 inchi didepan dadanya lalu memukul dengan kuat yang didorong dengan kekuatan dari kaki kiri kedepan.

Natsuyuki berhasil melayangkan pukulan 1 inchi yang menjadi pukulan pertama yang mendarat di pertandingan mereka, tapi bukanya melanjutkan serangan ia mundur menjauh untuk mengambil napas.

Tiona batuk, mengeluarkan udara dari paru-parunya sambil membungkuk sedikit dengan ekspresi menahan rasa sakit, tapi dia tetap berdiri memperhatikanku.

"Saya berharap itu menjatuhkanmu, seperti yang diharapkan dari petualang level tinggi,"

jika dia jatuh, Natsuyuki akan menguncinya, dan itu mungkin akan mengakhiri pertandingan.

Meski kesakitan, Tiona bertanya sambil tersenyum dengan nada yang terdengar ceria karena senang bertemu lawan yang kuat.

"Itu pukulan yang cukup kuat, apa kau benar-benar level 1 dengan kemampuanmu itu?"

"Jika tidak percaya, tanyakan pada Loki-sama."

Di pinggir lapangan, Rin terlihat lega karena sejauh ini kakaknya tidak terluka, dan dia berpikir kakaknya memiliki peluang untuk menang.

Natsuyuki memiliki peluang menang karena bakat dan pengalamannya selama 3 tahun bertarung di berbagai dojo. Sementara itu, Tiona, seorang petualang dari suku Amazon yang terkenal dengan para wanita yang kuat dan dilatih sejak dini, bersama dengan saudara perempuannya, mereka pergi dari kampung halaman dan sampai di Orario.

Dalam perjalanan mereka bertanding dengan siapapun yang mereka temui, dan mereka berjanji jika kalah, maka mereka akan bergabung dengan familia, yang membawa mereka kesini karena dikalahkan oleh anggota senior Loki Familia yaitu Finn dan Garet.

"Kalau begitu, aku akan serius, jangan mati, oke?"

Lalu, Tiona pun kehilangan sikap riangnya yang membuat pengalaman dan insting Natsuyuki terus berteriak untuk lari.

Secara tiba-tiba, saat dia berkedip, Tiona terlihat menghilang dan muncul di hadapannya

tanpa sepengetahuannya,

 tanpa mendengar apapun,

 tanpa melihat apapun. Tubuhnya telah terpental, memantul, dan menabrak dinding di belakang. Tangannya mati rasa, kepalanya terasa sakit, bukan hanya kepala tapi seluruh tubuhnya, telinganya berdengung, lalu pandangannya buram dan berwarna merah.

"Argh!"

Untuk orang-orang dengan level tinggi, mereka dapat melihat apa yang terjadi. Tiona yang bertarung dengan serius meluncur dengan cepat. Seharusnya ini menjadi serangan terakhir Tiona, tapi hal yang luar biasa terjadi sesaat sebelum pukulan mengenai Natsuyuki. Dia berhasil menangkisnya murni karena insting. Tangannya bergerak secara refleks untuk melindungi tubuh dari bahaya.

Manusia dapat melatih reflek dengan gerakan berulang berkali-kali, seperti binatang yang dapat mengetahui kapan bencana akan terjadi, seperti nelayan yang secara naluriah dapat mengetahui kapan badai akan datang.Para petarung mendapatkannya melalui rasa sakit dari latihan dan pertarungan.

Natsuyuki mengangkat kepala dan melihat siluet seseorang berambut panjang berbicara kepada seorang gadis berambut pendek. Karena darah, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, tapi tanpa memperdulikan mereka, Natsuyuki berusaha bangkit, walaupun dengan tubuh yang gemetaran.

 Wanita berambut panjang itu akhirnya memperhatikannya lalu menghampiri dan berbicara, "Nat… yeralah."

Sayangnya, Natsuyuki belum bisa mendengar apa yang diucapkannya, tapi dia dapat membaca gerakan bibir.

'Menyerah?'

 'Memang itu adalah pilihan yang mudah.'

'Ini hanyalah latihan tanding, untuk apa saya berusaha sekuat tenaga di pertandingan ini?' Mungkin itu yang dipikirkan semua orang, tapi…

'Jika ini pertarungan nyata, aku akan mati.'

'Lalu bagaimana dengan Rin?'

'Apa dia mampu kembali ke dunia asalnya?'

'Karena itu …!"

Dengan pemikiran seperti itu, Natsuyuki bangkit kembali. Pandangan pun kembali melihat semuanya dan semangatnya membara.

"AKU MENOLAKNYA!" Badannya berhenti gemetar.

"AKU TIDAK AKAN MENYERAH!"

"Apa kau yakin?" wanita berambut panjang, Riveria, kembali bertanya.

"YA!"

Dengan begitu, Riveria menyingkir kembali ke pinggir lapangan dan memulai kembali pertandingan. Bersamaan dengan itu, Finn pun mendekatinya dan bertanya,

 "Apa kau yakin ini yang terbaik?"

"Aku tidak tahu, tapi dia masih dapat bertarung meski penampilannya buruk, lukanya tidak terlalu parah. Aku yakin tangannya seharusnya patah, tapi dia baik-baik saja, mungkin retak?"

"Begitu… Ahh, kau tau, saat kau menyebut lukanya, aku ingat kembali saat dia terpental, entah bagaimana, cukup rapih seperti dia siap untuk itu."

"Benarkah? Itu luar biasa, pelatihan macam apa yang dia lakukan hingga mencapai tahap ini."

Tanpa memperhatikan para eksekutif, Natsuyuki pun maju menyerang, berbeda dengan sebelumnya. Dia menggunakan teknik, tapi saat ini, walau ada teknik dibalik gerakannya, tapi jika kita melihat matanya, seperti terdapat sebuah binatang buas yang siap memangsa manusia. Demi untuk dapat menangkis serangannya, dia menghilangkan pikiran yang tidak perlu, merasakan getaran sekecil apapun yang mendekatinya, menghilangkan suara orang-orang yang di sekelilingnya.

Dia telah memasuki zona. Dalam dunia olahraga, zona merupakan kondisi di mana seseorang berada di puncak konsentrasi, kemampuannya meningkat, dan dia pun merasa gerakan di sekitar melambat karena otak bekerja lebih cepat.

Dari pertukaran serangan dari 10 serangan itu natsuyuki berhasil mendaratkan 3 serangan tapi kekuatannya kurang memberikan dampak, sementara itu tiona berhasil melayangkan 2 pukulan meski begitu momentumnya telah berkurang jadi tidak menimbulkan kerusakan, yang membuat pertarungan kembali seperti tidak akan menemui akhir. Tetapi…

tiona melakukan backflip untuk menghindari tendangan saat akan disusul dia bukannya mendarat dengan kakinya ia malah menompangnya dengan tangan dan melakukan tendangan yang terpaksa harus dihindari lalu dia memutar tubuh untuk tendangan memutar tapi sebelum berhasil berputar dia terkena tendangan lokomotif yang membuatnya terpental tapi dia mengunakan itu sebagai momentum untuk menerjang kearah natsuyuki untuk melalukan pukulan yang kuat, tapi itupun kembali di balas dengan mengubah kuda-kudanya menjadi lebih lebar dan menangkisnya dengan sikut.

Agh! dan sekali terdengar suara yang kesakitan dan itu bukan berasal dari natsuyuki.

jika natsuyuki mengunakan ini di pertandingan formal di bumi maka akan di disfikualifikasi karena ada kemungkinan atlet cedera dengan serius tapi tidak disini, untungnya di loki familia ada riveria jadi dia akan segera sembuh meski mengalami cedera, meski begitu pukulan itu sangat kuat sampai mengeser dari tempatnya berdiri dan tangan kirinya merasakan sedikit kesemutan.

Tapi mengabaikan rasa sakit ditangannya tiona melakukan tendangan samping natsuyukipun menunduk lalu maju tanpa memberikannya kesempatan untuk pulih dengan melakukan serangan walo begitu tiona berhasil menghindar kesamping tepat saat itulah menarik pukulan dengan cepat dan menyerang kaki tapi dia mengangkatnya dan melakukan tendangan kuat, tanpa diduga ini adalah moment yang ditunggu natsuyuki.

membelokan serangannya menangkap kaki itu lalu membantingnya ketanah lalu tanpa ampun memberikan pukulan kewajahnya setelah mengenainya beberapa kali lalu natsuyuki mendur satu langkah.

Melihatnya linglung berusaha duduk natsuyuki menaiki pundaknya dan dengan kaki kanan mengunci lehernya mengunakan berat badan agar dia jatuh lalu dia berusaha menarik dengan tangan kiri tapi natsuyuki mencekram tangannya, menyesuaikan posisi kaki kiri agar leher, kepala, dan tangan kirinya terisolasi dan ini menghasilkan kuncian reverse triangle choke-Americana.

Tiona berusaha bangkit dengan memukul mengunakan tangan kanan lalu berusaha membalikan badannya tapi natsuyuki berhasil menahannya dengan menggunakan berat badan.

berusaha mendorong dirinya untuk bangkit sayangnya tiona disambut dengan pukulan di uluh hatinya dengan tangan kiri.

Membuatnya dia mengeluarkan oksigen yang dia miliki dengan itu natsuyuki mempererat kuncian yang membuatnya meronta akibat rasa sakit,serta sesak napas setelah beberapa saat tiona akan kalah tiba-tiba tangan kiri yang seharusnya ditahan oleh natsuyuki meremas tangannya dengan kuat dan kebetulan itu adalah bagian luka yang telah di timbulkan karena serangan dengan kekuatan penuhnya.

"argh!!!!" secara reflek natsuyuki melepaskan kuncian tangannya, mengendorkan kuncian kakinya dan tionapun menjauh dari natsuyuki.

Perlahan merekapun bangkit kembali dan kini posisi mereka terbalik dibanding sebelumnya dimana natsuyuki sekarang menahan rasa sakit dan tiona kelelahan.

Merekapun saling menatap dan secara naluriah mereka paham bahwa ini akan menjadi serangan terakhir.

Lalu setelah hening beberapa saat tionapun meluncur menerjang ke natsuyuki meninggalkan debu dibelakangnya.

Tetapi natsuyuki hanya mengambil satu langkah kedepan, menunduk tanpa dia melihat serangan yang telah melewatinya dan tepat setelah itu tiona tanpa disadari telah terkena pukulan mengunakan sikut dari tangan yang harusnya telah lukai, dengan satu serangan fatal itu otak tiona bergetar mengakibatkannya tidak sadarkan diri dan terjatuh.

Ini adalah hal yang tidak tiona duga karena kebanyakan serangan yang digunakan adalah tangan kiri, Karena tangan itu tidak terluka.

Berbeda denganya natsuyuki telah berhasil memprediksi serangan, dan instingnya membantunya untuk menghindar tepat waktu. karena kebanyakan serangan tiona mengarah ke wajah dia menduga akan melakukan hal yang sama lagi.

mengakibatkan tiona pingsan karena selain letak serangan, kecepatan tiona dan waktu pukulan mendarat membuatnya itu semakin menyakitkan.

Lalu terjadi keheningan di lapangan pelatihan....

"pemenanganya natsuyuki" dengan penguman itu tepuk tangan meriah dan ucapa selamatpun bergema.

.

.

.

tapi mengabaikan suara yang ramai dan bersemangat itu natsuyuki yang kelelahan secara mental dan fisikpun menyusul tiona yang terjatuh.

akhirnya saya dapat melanjutkan cerita ini lagi, karena saya merasa tidak puas dengan beberapa adegan di chapter ini saya memutuskan untuk merevisinya sampai saya puas dan inilah hasilnya.

Ijiyasa9029creators' thoughts