"Ada apa. Kak?" tanya Yoga sambil memandang Fendy dengan ekspresi kebingungan.
Menjadi saudara selama bertahun-tahun, mereka sudah saling memahami satu sama lain. Yoga menyadari bahwa suasana hati Fendy jelas sedang sangat tertekan dan tampak seperti baru saja menangis.
Fendy menghela napas dan berkata, "Yoga, lebih baik aku tetap memberitahukannya padamu. Meskipun kondisimu sekarang sudah membaik, tapi tetap ada efeknya. Dokter bilang virus itu bisa mempengaruhi kesuburanmu!"
Wajah Yoga tiba-tiba menjadi pucat. Bukan masalah besar bagi seorang pria jika jari atau lengannya patah, tapi hal terpenting adalah martabatnya sebagai seorang pria. Masalahnya, meskipun sekarang tubuh Yoga masih utuh, dia sudah tidak subur lagi. Dengan kata lain, dia tidak akan pernah memiliki anak dari darah dagingnya sendiri seumur hidupnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com