webnovel

Bab 2 tidak membuatku lupa akan dirinya

Kakak tahu, aku sudah berganti suasana sekolah dan beradaptasi di lingkungan baru. Kakak tahu, terkadang aku selalu ingin bertemu denganmu menggunakan baju sekolahku yang baru,

Tapi, Allah mungkin belum mengijinkan aku untuk tahu kabar kakak.

Kalo saja kita masih bisa bertukar pesan, pasti akan aku ceritakan semuanya padamu, dari mulai aku MOS yang isi kegiatannya cukup asik tapi aku kurang suka berada di sana, lalu aku mempunyai teman-teman yang asik dan kompak tapi selain itu juga, kakak tahu aku sempat risih dengan kakak kelasku di sana dan anak-anak STMnya yang menggangguku dengan cari perhatianku.

Kak, aku pernah di kejar oleh kakak kelasku disana yang sifatnya yang menurutku gila. Dia mengikuti semua kegiatanku untuk dapat simpatikku dan menjadikannya pacarku. Dan kakak tahu, aku di beri pesan yang tak pantas di lakukan anak SMA dan aku beri tahukan kepada kepala sekolah tentang pesan tersebut, akibat kasus ini semua isi sekolah tahu apa tindakannya.

Andai kakak saat itu tahu, mungkin ada tempat dimana aku ceritakan semuanya. Akibat masalah sepele karena aku menolak keras dia.

Semua aku jalanin masa SMAku dengan baik, entah alasan apa saat itu aku tidak mau ada seorang laki-laki masuk ke duniaku untuk mengganti posisimu.

Kakak tahu, tidak terhitung orang yang aku tolak, dengan alasan yang aku sendiri tidak tahu kenapa, bukan karena aku so cantik, tapi ada posisimu yang tidak mau aku gantikan.

Aku mempunyai teman kelas yang baik saat itu. Aku berbaur dengan semuanya. Aku suka dengan guru-guru di sekolah, semuanya sangat baik.

Banyak hal yang aku ingin ceritakan kepadamu tentangku.

Mungkin semangat belajarku tidak sesemangat dulu, ketika aku ingin terlihat pintar di depanmu.

Tak ada yang bisa buat aku seperti itu, tak ada hal yang buat aku semangat jalanin hari yang membosankan ini.

Tapi setelah aku lulus SMP, aku punya teman laki-laki dia lebih tua dariku tapi dia baru duduk di kelas 2 smp, ya dia keponakan pemilik sekolah SMP dimana dulu kita berksekolah namanya Aldi.

Kakak tahu, aku sempat akan di jodohkan dengannya di karenakan orang tuaku dan orang tuanya mengenal satu sama lain.

Aldi pernah bertanya padaku soal itu

" mel, gemana kalo kita tar beneran di jodohin apa lagi keluargaku lebih suka sama kamu ketimbang nci"

Nci itu pacar Aldi, dia teman sekelasku dulu ketika aku SMP.

"kayanya engga, aku yang bakal nolaklah. Kan kamu pacarnya nci, lagian aku sukanya sama orang lain. bukan kamu"

"si itu bukan sih yang kata si nci basreng itu bukan?" sambil dia tertawa

"kak Ari"

"naha (kenapa) di sebut basreng sama si nci?"

"Ari Basyari, Aldi namanya bukan basreng"

"iya itu lah"

Tidak ada yang boleh ngatain kamu, aku orang pertama yang akan marah bila ada yang mengolok-olok namamu kak.

Tak banyak teman hebat di dalam hidupku, tapi aku senang bisa berbaur dengan hal baru yang sekarang aku jalani dan untuk 3 tahun ke depan.

Sempat aku berpikir cara untuk aku menemuimu kak, tapi nyaliku tidak sebesar inginku.

Ella mengajakku ke SMKmu untuk melihat pensi sekolah, karena kakaknya Ella pun sekolah di sana, sempat aku ingin berkata iya mau, Tapi setelah aku pikir rasanya aku putuskan tidak, nyaliku belum siap kalo nanti aku melihatmu.

Kaka tahu, di sekolahku ada seorang wartawan, dia satu kelas denganku dan dia menyukaiku. Namanya Hendra.

Kakak tahu apa yang buat aku tidak nyaman dengannya.

1. Tingkahnya yang terlalu over di depanku

2. Ngeselin

3. Di benci 1 kelas

4. Selalu menyombongkan diri

Tidak ada sosok yang sama sepertimu kakak, setidaknya yang bisa buat aku lupa denganmu.

Satu semester yang aku jalani sangat baik, Dan nilai ujian semesterku cukup memuaskan, aku masuk 10 besar saat itu kak. walau semangat belajarku menurun tapi aku cukup bangga dengan diriku sendiri walau tidak dengan orang tuaku.

Liburan panjang pun di mulai, tidak ada kesibukan yang aku lakukan selain bermalas-malasan di kamar, hanya kegiatan Osis yang membuat aku punya kesibukan.

Oh iya kak, aku juga masuk jadi anggota Osis 2009 – 2010 loh, sayangnya kakak gak tahu itu kan. Kakak gak tahu kan gemana aku di lantik saat itu.

Tapi, aku senang setidaknya aku pernah berpartisipasi sebagai anggota Osis dan yang lebih menyenangkan lagi aku bisa buat kesal siswa baru nanti saat masa orientasi sekolah hehe.

Kakak tahu, aku banyak di dekati oleh kakak kelasku di sana baik itu SMA atau STM entah untuk sekedar berteman atau ada hal maksud lain yang mereka mau.

saat itu aku belum terlalu berani dekat-dekat dengan anak STM karena aku tahu sejarah anak STM di sekolahku.

Terus kakak tahu, ada anak STM yang memaksa untuk minta nomorku ke teh laila, dan saat aku tahu cerita dari teman-temanku di sekolah, tingkahnya dia yang belagu tapi yang suka sama dia itu banyak kak, kakak tahu kenapa? Karena motor ninjanya yang mentereng di sekolah merasa tidak akan ada yang menolak dia karena motornya itu, dia gak ganteng-ganteng amat sih pokoknya kalah jauh deh kalo muka masih gantengan kakak kemana-mana.

Coba waktu itu kita masih komunikasi, kayanya aku bakal sombongin kakak deh ke semua orang kalo kakak itu cowok paling keren dimata aku. Dimataku ya tidak tahu kalo dimata orang lain hehe

Pernah suatu hari aku ditanya oleh temanku namanya Ella, dia teman sebangku denganku

"kamu pernah pacaran?"

" belum sih"

"pantesan kata teman cowokku anak 1 mesin 5 ada yang pernah sms kamu, langsung kesel dia katanya di jutekin kamu gitu"

" masa hahaha" aku tertawa mendengarnya.

"siapa ya aku lupa lagi namanya, katanya dia sms kamu "Hai", enggak dibales sama kamu terus di tanya "ini amel" kamu jawab "iya" terus dia kasih tahu nama sama kelasnya kamu malah jawab "oh" aja"

" habis ganggu, lagian dia ngenalin diri ke aku juga enggak penting buat aku"

"jangan gitu mel, tar takutnya dia sakit hati mungkin dia mau berteman aja sama kamu"

" ya sih, tapi gak bisa aja. Ada cowok yang aku harapkan dia hubungin aku"

"mantan?"

"bukan, kita gak pernah pacaran"

"terus?"

"cowok yang aku suka"

"siapa?"

"kaki seribu versi laut"

"hah"

Aku senyum-senyum sendiri melihat muka dia yang bingung dengan nama yang aku berikan untuk inisial kamu kak.

"apa salah, aku ngarepin dia hubungin aku tapi sampe saat ini kita gak tahu kabar masing-masing dan ini nomor baruku bukan nomorku yang lama"

"kalo kaya gitu Sih gak akan ketemu-ketemu mel"

" iya sih"

"lagian kamu ada-ada aja"

Terlalu berharap kamu hubungin aku, cari aku kak dan aku selalu yakin kita bisa komunikasi lagi kaya dulu, tanpa aku tahu caranya bagaimana.

Banyak yang menghubungiku, tapi gak ada yang buat aku tertarik, aku coba buat ramah dengan say hallo balik tapi tetap hasilnya nihil aku malah kembali ke sikapku yang lama.

Padahal kita masih kecil, dan aku pun masih berumur belasan tahun tapi entah kenapa aku suka padamu. Jujur aku rindu becandaan kita dulu, apa Cuma aku aja yang kangen di masa itu, aku tidak tahu perasaanku saat itu.

Kak, apa mungkin kita bisa komunikasi seperti dulu? Atau lebih? Aku gak tahu tapi itu harapanku.

Semester ke dua pun telah datang, aku senang bisa masuk sekolah lagi. Tapi Semangat belajarku masih tetap turun malah biasa aja, di hari pertama masuk juga gak ada hal aneh atau hal baru tapi aku rindu teman-temanku.

Aku pun bertemu dengan teman-temanku lagi dan kami pun berpelukan seperti bertahun-tahun tidak jumpa, maklum anak perempuan hehe.

Aku di dekati oleh kakak kelasku juga kak, namanya kak Sapci.

Selintas, dia orangnya baik dan dia gak memperlihatkan dia orang jahat, Cuma lambat laun dia memperlihatkan tingkahnya, Beruntung aku gak terlalu lama dekat dengannya.

Aku tidak pernah belaga so cantik pada siapa pun tapi karena sifatku yang pendiam dan sedikit menutup diri mungkin jadi seperti itu, aku gak pernah so asik sama orang lain kecuali dengan teman-temanku dikelas.

Angkatanku termasuk angkatan paling asik, jadi yah bagiku mereka menyenangkan dan Aku tidak perlu teman yang lain.

Aku selalu berharap kamu di sini kak, berharap kita bisa ketemu setiap hari, walau aku tidak tahu apa aku akan bisa berbicara dengan kakak, karena setiap bertemu atau mendengar suara kakak, aku tidak bisa berkata apa pun.

Tapi memang bagiku Cuma kakak yang berkesan entah apa yang membuatku berpikir seperti itu tapi kakak yang terbaik yang pernah aku kenal.

Tapi aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah dan aku juga tidak tahu sampai kapan aku begini kak, yang jelas harapanku saat itu cukup besar.

Semester ke duaku, aku habiskan dengan banyak kegiatan dari nasyid sampai Osis. Aku memang cukup aktif kak saat itu, kakak tidak percayakan aku bisa menyanyi soalnya suaraku cempreng tapi kakak tahu suaraku tuh bisa masuk suara 1 yang tinggi dan suara 3 yang rendah makannya aku cukup di perlukan saat itu.

Nama grup nasyidku saat itu ASQHA kalo tidak salah, tapi aku yang selalu di cari ketika latihan, aku pernah gagal saat penampilan pertama di lomba antar sekolah tapi lambat laun aku mulai percaya diri bahwa aku bisa.

Selain nasyid dan Osis aku juga ikut kegiatan silat kak, kakak pasti tidak percaya jugakan kalo aku ini bisa silat. Ya, aku maklumin keraguanmu itu karena aku sendiri juga ragu untuk mengakuinnya.

Aku ini memang so sibuk untuk mengalihkan pikiranku pada harapan yang mungkin saat itu aku berpikir bahwa semuanya tidak akan mungkin sama seperti dulu, bisa saja saat itu kakak sudah punya pacar dan aku gak mungkin tiba-tiba datang untuk merusak kebahagiaan kakak.

Oh iya membahas silat, kakak tahu 2 senior silatku berusaha mendekatiku.

Oke yang pertama namanya kang yusuf, dia terlihat so korean style gitu, Sudut pandangku tentang dia yang selalu dia paling oke di depanku, Dia paling agamis Dan so paling bisa di andalkan.

Awalnya aku dekat dengannya karena dia bisa berteman baik denganku hingga akhirnya dia bilang kalo dia suka sama aku, aku menolaknya, aku suka sama dia sebagai teman dan senior tidak lebih atau kurang.

Sampai akhirnya sikap kita berubah. Saling cuek satu sama lain tapi aku selalu berusaha menganggap tidak terjadi apa-apa.

Rasanya aku malas membahas cerita tentang dia, yang membuat aku sampai sekarang tidak suka dengannya.

Aku terkadang heran dengan diriku sendiri yang menutup diri tanpa alasan pasti, ya semua sudah tidak mungkin bagi aku buat jalin komunikasi baik sama kakak, Tapi rasanya aku susah buat bilang iya aku enggak bisa.

Aku juga punya teman dekat cowok anak STM namanya Andre, dia teman baikku, dia tahu semua ceritaku tentang kakak.

Suatu hari, aku pergi ke warnet bersamanya. Aku buka facebookku, dan aku pelan-pelan mencari teman-teman alumniku yang statusnya sekolah disekolah kakak, hari pertama pencarianku dengan menuliskan nama kakak hasilnya nihil, Hari ke dua sama saja, Ke tiga dan ke empat dan seterusnya dan seterusnya tidak ada juga, aku pikir kakak enggak menggunakan sosial media itu, tapi aku pikir lagi sepertinya tidak mungkin juga kalo tidak punya sama sekali.

Oke, waktu itu aku membantu tugasnya Aldi di Warnet, Setelah bantu dia mengerjakan sampai selesai, aku di ijinkan untuk pakai sepuasnya melihat sosial media Dan aku mencari lagi pelan-pelan sambil memperhatikan setiap foto, yang pertama aku buka difacebook kak Rizal, lalu lihat pertrmanan ada kak Ade zaelani aku buka pertemanannya lagi aku cari satu persatu muka dari setiap foto.

"cari siapa mel?" tanya Aldi

"kaki seribu versi laut" jawabku

"naon sih? ( apa sih?)" dengan muka Aldi yang bingung.

"mau tau aja sih" jawabanku yang membuat Aldi kesel

Aku masih mencari terus dari sudut ke sudut mencari 1 orang dalam ribuan kolom itu memang sulit tapi semua tidak ada yang sia-sia.

"yes, ketemu" sorakku

"siapa?" tanya Aldi

"tapi kok namanya belibet banget ya, kenapa gak nama dia aja sih" ocehanku

"alay gitu maksudnya?"

"gak alay juga sih, kalo nama kamu tuh baru Alay"

"eh alay dari mana?"

" dari mana juga kamu alay Aldi"

"bodo amat mel, emang itu siapa?"

"bukan siapa-siapa"

"bohong, itu Ari ya?"

"so tahu"

" eh, enggak mungkin kamu cari nama cowok kalo bukan si basreng doang"

"songong, gitu-gitu dia di atas aku dan di atas kamu harusnya panggil kak dong"

" iya kak basreng"

"kak Ari ble'e"

"kamu juga tadi bilang kaki seribu apaan?"

"kaki seribu versi laut itu hanya sebutan inisial aja"

"mel"

" yup?"

"aku mau nanya serius sama kamu?"

"apa?"

"apa yang bikin kamu itu anggap dia spesial? Apa lebihnya? Sampai orang mau jadi pacar kamu aja susah"

"aku suka dia, aku enggak tahu apa yang buat aku kaya gini tapi aku suka sama dia sampai saat ini dan aku berharap bisa komunikasi kaya dulu"

"kalo Aldi bisa sama kaya Ari kamu mau sama Aldi"

"heh, gila ya? Kamu pacar tamanku masa iya yang bener aja kalo ngomong"

"kan misalnya mel"

" gak mau juga tuh"

" tapi mel saran aku, kamu engggak akan bisa gantiin dia kaya gemana juga. Kamu juga belum cobakan jalanin hubungan sama orang lain"

"iya juga sih"

"saran Aldi sih, mending kamu coba deh"

Aku diam

"mel, bisa aja Ari sekarang udah punya pacar. Dan kamu kaya gini aja, Ari emang peduli sama kamu?"

"mungkin enggak, tapi mungkin ada saatnya nanti aku"

"nanti apa? Aldi Cuma kasian liat kamu kaya gini. Ngarepin orang yang belum tentu ngarepin kamu. Terus mau kaya gini sampe kapan? Nunggu kamu tahu Ari punya cewek terus kamu sakit dulu baru move on dari dia gitu"

Aku diam saat itu.

"Aldi, pulang yuk udah sore main di rumah aku aja tar aku bikinin mie ayam ala ala"

"ya udah ayok, kangen masakan Amel"

"tapi amel gak kangen kamu hahaha"

Aldi pun bayar dan kami pun jalan menuju rumahku, ya aku gak paham sama dia, di masakin mie pake sayur pake ayam bumbu aja dia udah girang banget ampe abis sama kuah-kuahnya.

Mungkin dia belum makan 2 hari ya sampai makanan biasa aja dia bilang enak.

Setelah Aldi pulang, Aku hanya berpikir ulang atas saran dia, ya sampai kapan aku kaya gini? Sampai kapan juga aku cari bayangan dia? Sampai kapan itu pertanyaan yang ada di pikiranku.

Tapi aku sedikit lupakan, karena aku memepersiapkan ujuan kenaikan kelasku. Aku mau belajar akh, kalo nanti aku komunikasi lagi sama kak Ari ada yang bisa aku banggain.

Kakak tahu, walau kakak belum konfrimasi pertemanku, aku cukup senang dan peluangku sedikitnya ada buat komunikasi kaya dulu.

Ujian kenaikan kelas pun di mulai, hari senin Agama dan seni budaya. Aku tidak pernah sesiap ini untuk mengikuti ujian, dan aku menjawab dengan mudahnya

Dari semua mata pelajaran ada 3 yang harus aku ikut remedial, matematika, kewarganegaraan dan kimia.

Memang itu pelajaran yang aku tidak suka, bahkan sampai sekarang aku tidak suka.

Tapi prestasiku di situ-situ aja. Rengking 9 aja terus.

Sebelum liburan aku mendadak di panggil oleh guru untuk mengikuti kegiatan animator kota, dan seluruh sekolah ada di sana, termasuk sekolah kakak.

Aku sedikit berharap ada kakak di sana, tapi saat aku lihat seragamnya sama tapi bukan kakak yang duduk di sana mungkin temen kakak.

Sedikit kecewa tapi ya sudah apa yang mau di kata, bukan waktuku bertemu kakak.

Sepulangnya, Ella tanya padaku

"kamu habis dari mana?"

"ke gedung animator kota"

"terus ngapain aja"

"dengerin cara bikin gambar animasi, terus suruh coba pen pad gitu gitu"

"ada dari sekolah kakakku dong?"

"ada, dari sekolah kaki seribu versi laut juga ada"

"terus ketemu?"

"gak, mungkin masih tenggelam di laut kali"

"uluh jangan sedih, move on mel"

"iya tar aku move on, move on dari kelas 10 ke kelas 11 Ipa dan terpisah dari kamu"

" gak apa-apa kita tetep temanan kok"

Setidaknya sekolahku menyenangkan tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Dan aku sedikit heran karena aku tidak terlalu pintar tapi kok bisa ya masuk jurusan Ipa.

Mungkin guruku kasian lihat aku selalu ingin jadi tenaga medis.

Dan liburan pun di mulai, kegiiatanku cukup sibuk dengan pendaftaran siswa baru dan perencanaan rapat kegiatan masa orientasi siswa baru.

Banyak kegiatan tidak membuat aku benar-benar lupa dengan kamu kak, benar-benar semua masih ada dalam pikiranku sampai akhirnya aku dekat dengan senior silatku yang ke dua namanya Ayi.

Ya, aku coba dekat dengannya dia baik awalnya, lalu aku mengikuti saran untuk mencoba berpacaran dengannya, Tapi lambat laun aku mulai tidak bisa berbohong lagi.