30 IDIOT!

Rumah sakit...

Sekarang baekhyun di USG dan masih tetap dokter kim yang memeriksa perkembangan janin di dalam perut baekhyun, chanyeol membisikkan sesuatu kepada dokter kim untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Janin anda sudah tidak ada tuan." Ujar dokter kim

"HAH?! HUSGnya tidak salah kan?" Tanya baekhyun

"Ti-tidak tuan." Jawab dokter kim

"Ba-bagaimana bisa? SEJAK KAPAN ANAKKU HILANG?!" Tanya baekhyun dengan nada yang sedikit naik

"Te-tenang sa-"

"Mana bisa tenang chan! Anak kita ga ada!" Ujar baekhyun dan liquid bening mulai mengalir dari ujung mata si cantik tanpa seijinnya

"Jadi.." ujar dokter kim sambil menoleh ke arah chanyeol dan chanyeol mengangguk yang berarti setuju bahwa dokter kim akan melanjutkan perkataannya

"Jadi..anak anda sudah tidak ada semenjak insiden anda pingsan tuan." Ujar dokter kim

"LALU HASIL USG SAAT ITU APA CHAN?! JELAS² ANAK KITA MASIH ADA DI KANDUNGANKU!!" Ujar baekhyun

"I-itu bukan hasil USG anak kita bee, aku menutupi ini su-"

"KAU MEMALSUKANNYA AGAR AKU TIDAK MARAH?! AKU LEBIH KECEWA JIKA KAU TIDAK JUJUR CHAN!!" Cela baekhyun

"SUAMI MACAM APA KAU INI, DASAR BODOH!!" Lanjut baekhyun lalu menampar pipi chanyeol keras

Baekhyun pun beranjak dari ranjang USG tapi chanyeol langsung menahannya.

"Baek, aku ga mau kamu tiba² shock, aku ga mau kau menjadi depresi, aku ga mau kamu menyia-nyiakan harimu hanya menangis dan menangis. Aku ga mau bee, aku mau kau bahagia dulu sembelum jatuh.." ujar chanyeol

"SEHARUSNYA AKU JUGA TIDAK MEMBUANG WAKTU HIDUPKU HANYA UNTUK MENDAPAT MENIKAHI LAKI² BODOH SEPERTIMU!" Teriak baekhyun dan langsung lari meninggalkan ruang USG

"Bee!"

Chanyeol cepat² menyusul baekhyun tapi kecepatan lari baekhyun yang di kenal cepat membuat chanyeol kehilangan jejak. Ia langsung mengambil ponselnya dan menelepon bawahannya untuk mencari baekhyun.

Sementara si mungil berlari secepat dan sejauh mungkin, air matanya masih mengalir dengan derasnya, ia tidak menyangka ia mengelus perutnya seperti orang bodoh selama 4 bulan ini padahal kandungannya kosong. Kaki si cantik telah sampai ke tujuannya yaitu jembatan penyebarangan.

Baekhyun menghentikan langkahnya dan melihat pemandangan langit dan air sungai yang seakan tiada ujung. Iamenghirup udara sebanyak mungkin lalu menaikan kakinya sampai melewati batas pagar jembatan. Tapi tangan kekar dan panjang tiba² mencengkram erat tangan baekhyun, dan membuat empunya menoleh. Baekhyun terkejut dan melotot saat melihat orang itu adalah SEHUN.

"H-hyung.."

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya sehun

"Hikkss biarkan aku mati!" Berontak baekhyun

"Yakk apa²an kau ini?!"

"Hikkkss lepaskan hyung!"

"Ga usah macem baek." Sehun membawa baekhyun ke gendongannya

"Hikkksss lepaskan!!"

"Mana suami lo hah?"

"Kau tidak perlu tau masalahku hyung, jadi biarkan aku mati!"

"Nyonya, tuan muda akan segera ke sini." Ujar seorang bawahan yang telah menemukan baekhyun

"Apaan sih kalian ini?! LEPASIN!"

"BAEKK!" Chanyeol yang sampai lokasi langsung berlari dan memeluk baekhyun erat

"Dia hampir saja bunuh diri di sini." Ujar sehun

"Terima kasih, kau bisa pergi sekarang." Balas chanyeol dan sehun mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya ke suatu tempat

"Bee, jangan gitu please.." ujar chanyeol

"Aku tidak mau melihat wajahmu chan, wajahmu membuatku semakin muak." Ujar baekhyun

"Bee, kita pu-"

"Aku pulang sendiri." Cela baekhyun

...

..

.

Sudah hari ke lima baekhyun hanya duduk diam di kasur seperti orang lumpuh, menatap kosong jendela dan kadang jam, matanya sebam karena kebanyakan nangis, dan tubuhnya yang telihat perlahan-lahan mengurus karena sering menolak makanan pemberian wendy.

Chanyeol memutuskan untuk mengakhiri pendidikan perguruan tinggi baekhyun karena pasti suami mungilnya itu tidak mau pergi ke kampus bahkan berbicara dan berjalan saja malas.

Setiap chanyeol pulang hanya ada keheningan di dalam kamar pasusu itu bahkan bunyi detik jarum jam pun terdengar sangat jelas. Hari ini chanyeol terlihat terkejut saat melihat kening baekhyun ada memarnya.

"Bee, kamu apakan jidatmu hm?" Tanya chanyeol sambil mengelus lembut memar itu

"..."

"Kau tidak lapar? Perutmu terasa kosong." lanjut chanyeol sambil mengelus perut baekhyun

"Jangan menyentuhku..." gumam baekhyun

"Bee, kita buat lagi aja ya pasti bisa kok." Ujar chanyeol dan baekhyun kembali diam

"Bee mianhaeyo, please jangan diem terus aku ga be-"

"Cari yang baru aja sana, aku udah ga mau sama kamu..." gumam baekhyun

"Be-bee.."

"..."

"Aku ga mau sama yang lain, aku kan sudah punya kamu." Ujar chanyeol

"..."

"Bee, jangan di-"

"TIDUR DI RUANG TAMU!" Teriak baekhyun

"Bee.."

"..."

"Baiklah, berjanjilah untuk tidur nyenyak, arraseo?" Ujar chanyeol lalu mengecup pipi baekhyun lembut dan keluar dari kamar

"Oppa tidur di ruang tamu lagi?" Tanya wendy dan chanyeol mengangguk lemas

"Besok datengin aja psikolog ke rumah, biar aku yang dampingin dia." Ujar wendy

"Enggak, besok aku ga masuk aja." Ujar chanyeol

"Ya sudah terserah..emm oppa pakai saja kamarku." Ujar wendy

"Ga usah, ak-"

"Gapapa, lagi pengen streaming netflix sampai larut." Cela wendy

"Ya udah."

...

Saat masuk ke kamar wendy, ia melihat banyak sekali polaroid dan pigura berisi banyak foto yang wendy ambil saat dia iseng karena memang wendy suka menyimpan dan memajang banyak foto hasil isengnya. Jika sedih, ia akan melihat foto² itu dan berpikir masih ada orang yang menyayangi dan membutuhkannya.

Pandangan chanyeol tertuju kepada pigura dan polaroid yang ada sosok suami mungilnya yang tersenyum dan berpose peace dengan ceria. Air matanya mulai mengeluarkan liquid bening tanpa seijinnya, melihat satu persatu dengan seksama betapa bahagianya mereka di masa lalu dengan baekhyun yang masih ceria dan terlihat manis.

Ia menjatuhkan dirinya di atas kasur, memejamkan matanya sambil membayangkan perjuangan dan kenangan manis yang ia jalankan bersama baekhyun. Ia pun akhirnya tertidur dengan posisi yang bisa di bilang kurang nyaman. Tapi seseorang tiba² masuk ke kamarnya tepat pukul 3 pagi sambil membawa pisau di tangannya.

"Kalau kau tidak mau aku mati, berarti kau yang harus mati." -batin baekhyun

Baekhyun menggenggam pisau dengan tangan yang gemetaran melihat suami raksasanya itu mengeluarkan ekspresi seperti sedang mimpi buruk. Baekhyun berusaha mengumpulkan jiwa psychonya, menaikkan tangannya yang memegang pisau.

"AKHHH!"

/srett..

"Hahhh..hahh.."

Chanyeol terbangun saat merasakan sakit di bagian lengannya, melihatnya dan darah segar mulai mengalir deras dari tangannya. Baekhyun hanya melihat dengan muka datar lalu senyum lebar seperti seorang pembunuh yang sudah menemukan mangsanya.

Chanyeol yang melihat muka mengerikan istrinya itu langsung merebut pisau dari tangan si cantik dan melemparnya ke sembarang arah.

"Bee! What's wrong with you?!" Tanya chanyeol sambil menggoyang kedua bahu baekhyun

"JIKA KAU TIDAK MAU AKU MATI, KAU SAJA YANG MATI!" Bentak baekhyun dan membuat mata chnayeol melotot tapi langsung mereda

"Baiklah, jika itu maumu..." ujar chanyeol pasrah

"KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA MENGEMBALIKAN ANAKKU CHAN!" Bentak baekhyun

"Yes I know bee, tapi kita bisa bikin lagi kalau kamu mau." Balas chanyeol berusaha menenangkan suami mungilnya

"Hikkkss hikkkss eumm hikkss.."

"Bee please jangan gini..aku ga bisa lihat kamu kayak gini.., iya aku tau ini semua salahku..mianhae." Ujar chanyeol sambil membawa baekhyun ke pelukannya

"Hikkkss hikks aku mau matii..aku mau anakku kembali.." ucap baekhyun

Rasa sakit dan perih di tangan chanyeol tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya, ia tidak menyangka suami mungilnya akan menjadi seperti ini jika kehilangan nyawa calon anak mereka dalam kandungannya. Chanyeol hanya berusaha menyembunyikannya agar baekhyun tidak menjadi seperti ini terlalu dini.

"Jika kau mau membunuhku, bunuh saja aku bee aku ikhlas kalau kamu yang bunuh." Ujar chanyeol

"Ke-kenapa aku melakukan ini..chan-chanyeollie kan tidak salah apa². Di-dia ingin bahagia dulu sebelum mengetahui ini..ke-kenapa aku jadi seperti ini..seharusnya aku yang bodoh bukan dia." -suara ¼ hati baekhyun

avataravatar
Next chapter