"Apa kabar kalian?"
"Cukup baik, kau sendiri?!"
"Ya begitulah..."
Haha..hihi..
Begitulah suasana saat ini, bisa di bilang menjadi pertemuan terbesar yang pernah di lakukan. Walau tak semua yang di undang datang, karena kesibukkan masing-masing. "Aku di rumah orang tuaku", "aku ada di negara asalku", "kantor ku sibuk".
Bla....bla....bla....
Kata-kata itu seketika membuat ku benci setiap ku dengar, namun sebaliknya hal itu tidak menjadi penghambat bagi kita yang cukup hadir hari ini.
Aku bersama pria itu datang bersama putra pertama kami, yang ku beri nama Bokki. Banyak yang membicarakannya disana sini, aku cukup kewalahan menjawab pertanyaan mereka, terlebih lagi pria itu malah hilang entah kemana(?!).
"Han Bokki? Itu nama yang cukup unik, bagaimana bisa kau memberikan nama itu?" Tanya choi Mina sambil mencubit lembut pipi mungil Bokki
"Hanya kebetulan saja, mungkin teringat sesuatu" jawab ku asal saja
"Ya, ku harap akan menjadi baik di saat dia dewasa nanti!" Sahut Song-il dengan senyum indah nya.
"Semoga saja".
Selang beberapa saat kericuhan berlangsung, si pemilik acara serta pemilik rumah ini datang. Ya dia Christopher Bang atau Bangchan dan kakak ku alias Kim Mi-reu. Mereka seperti magnet yang mampu menarik medan-medan di sekelilingnya untuk mendekat.
Fokus tak lepas begitu saja, di saat mereka masuk dengan saling merangkul. Membuat siapapun berfikir "bisa-bisanya dia melakukan hal itu di depan kami!".
"Oke, aku sebagai pembuat acara mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian, yang hadir saat ini. Maaf bila harus merepotkan dan cukup membingungkan mencari rumah ku😁"
"Tak apa, anggap saja ini menjadi list liburan kita sekarang."
"Benar, tak perlu sungkan. Kami senang bisa di pertemukan disini!"
Tepuk tangan yang entah di mulai dari siapa menggema diruangan yang di bilang cukup besar ini, tak lama kemudian suara tepuk tangan itu sirna begitu saja.
🌊
Ahh....
Satu persatu para member dan istrinya mulai tergoda dan ingin melakukan hal 'itu' , namun hanya sebuah ciuman saja. Tapi tetap saja itu tidak baik untuk penglihatan ku.
Han pun juga mulai merasakan sengatan yang tersebar secara perlahan ke seluruh tubuh nya.
Aku mencoba untuk tetap berpikir jernih, di dalam ruangan yang bersinar akibat layar di depan sana, aku baru menyadari bahwa kakakku dan leader Bang tidak ada di dalam ruangan.
"Sejak kapan? Hei Han, apa kau tau di mana kakakku dan leader mu?" Sahut ku secara berbisik di telinganya.
"Please jangan seperti itu, kau membuat ku semakin tergoda. Ahhhh..aku tak sengaja melihat mereka keluar" sahut Han bergantian tepat di telingaku dan sedikit menjilat telinga milikku.
"Menjijikan bodoh.., kalau begitu ayo kita susul."
"Ya, jangan membuatku untuk menghukum mu nanti!"
"Berisik!!!"
Aku menarik Han keluar dari ruangan berdosa itu, sekedar mencari dimana kakakku dan leader Bang berada. Han masih saja menahan hasratnya, gerak-gerik aneh membuatku ingin melenyapkannya sekarang juga.
🌊