Semenjak ibu Mira meninggal dunia, sikap Lia pada Erik kembali lembut. Dia sering datang ke kontrakan untuk melihat kondisi adik cowok itu. Belakang ini ada yang berbeda dengan Erik. Membuat Lia khawatir saat mengira jika mentalnya tertekan.
Namun, Erik selalu tersenyum di depan Lia. Meskipun beberapa kali kepergok sedang melamun sendirian seperti malam ini, Lia datang tapi keadaan kontrakan sudah gelap.
Diketuknya pintu beberapa kali hingga Lia mengetahui bahwa ternyata pintu tersebut tidak terkunci. Dia lantas masuk, memanggil Erik dan dua adiknya secara bergantian. Akan tetapi tetap saja hening.
Kemudian, Lia menemukan Erik sedang duduk sendirian menghadap luar jendela di samping dapur. Kepulan asap rokok tampak memenuhi ruangan, serta aroma kopi hitam yang begitu khas. Gadis itu bersandar di ambang pintu. Memperhatikannya yang tengah menatap kosong sambil sesekali menghisap rokok.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com